ORANG
BERIMAN TIDAK SUKA BERDUSTA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Seorang mukmin yang benar imannya tidaklah
suka berdusta bahkan selalu berusaha menjauhinya. Dalam keadaan kesulitan pun
dia akan tetap berkata jujur meskipun kejujurannya bisa jadi mendatangkan kerugian
bagi kehidupan dunianya.
Imam
Raghib al Ashfani berkata : Jujur adalah kesesuaian antara ucapan dengan apa
yang tersembunyi dan yang akan dikatakan secara bersamaan. Apabila tidak
terpenuhi syarat ini maka bukanlah sebuah kejujuran.
Imam
Ibnul Qayyim, dalam Madaarijus Saalikin berkata tentang hakikat dari kejujuran antara lain :
Kejujuran, dengannya dapat dibedakan antara orang munafik dan orang beriman,
para penghuni surga dan penghuni neraka. Kejujuran merupakan ruh amal,
penjernih keadaan, penghilang rasa takut dan pintu masuk bagi orang orang yang
akan menghadap Rabb Yang Mahamulia. Kejujuran tidaklah ia menghadapi kebatilan
melainkan akan melawan dan mengalahkannya.
Orang
orang beriman tidak akan pernah berdusta. Mereka selalu menjaga kejujuran
karena mereka benar benar mengimani ayat ayat Allah dan beriman kepada
Rasul-Nya.
Sungguh
Allah Ta’ala telah memerintahkan orang orang beriman untuk berlaku jujur baik
dalam perkataan maupun perbuatan. Allah berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman !. Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar”. (Q.S at Taubah
119).
Rasulullah mengingatkan umatnya agar selalu berlaku
jujur. Dengan kejujurannya dia akan dicatat sebagai orang yang shiddiiq. Rasulullah
bersabda : ’Alaikum bishshadqi, fainna
shadqa yahdi ilal birri. Wa innal birra yahdi ilal jannati. Wamaa yazaalu
rajulu yashduqu wa yataharaash shidqa hatta yuktaba ‘indallahi shiddiiqan. Kalian haruslah berlaku jujur karena
sesungguhnya kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu
akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan
memelihara kejujuran maka ia akan dicatatat sebagai orang yang jujur disisi
Allah (Mutafaq ‘alaihi).
Diantara
perkara yang ditakuti oleh orang beriman jika berdusta adalah karena sifat
dusta itu melekat pada orang orang munafik. Allah berfirman : “Wallahu yasyhadu innal munaafiqiina la
kaadzibuun”. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang orang munafik
itu benar benar pendusta. (Q.S al Munaafiquun 1).
Rasulullah
mengingatkan pula bahwa berdusta adalah salah satu sifat orang munafik. Beliau
bersabada : “Ayatul munafiqiina tsalatsa,
idza hadatsa kadziba, idza wa’ada akhlafa, wa idza utmina khaana” Tanda
orang munafik ada tiga , bila berkata dusta (tidak jujur), bila berjanji
mengingkari dan bila diberi amanah ia khianat (Mutafaq ‘alaihi).
Dan
bagi orang orang munafik telah Allah sediakan tempat yang paling bawah di
neraka kelak. Allah Ta’ala berfirman : “Innal
munaafiqiina fid darkil asfali minan naari walan tajida lahum nashiiraa”. Sungguh,
orang orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu tidak akan mendapatkan seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S
an Nisa’ 145)
Oleh
karena itu orang orang beriman akan senantiasa menjaga dirinya agar terhindar
dari perbuatan dusta. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A’lam. (876).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar