AYAT YANG DIBACA NABI PADA SHALAT SUNNAH FAJAR
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Shalat sunnah Fajr adalah shalat
sunnah yang dilakukan setelah adzan shubuh. Ada juga yang menyebutnya dengan
shalat sunnah qabliah shubuh.
Ini
adalah salah satu shalat sunnah yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam secara
konsisten. Sungguh beliau sangatlah mengetahui ketinggian nilai shalat sunnah
Fajr ini disisi Allah. Oleh karenanya beliau tidak pernah meninggalkan shalat
ini baik ketika muqim (berada ditempat, tidak sedang safar) maupun ketika
safar.
Aisyah
berkata : Beliau (Nabi) sama sekali tidak pernah meninggalkan dua rakaat
(shalat sunnah Fajr) tersebut”. Aisyah juga berkata : “Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam tidaklah melakukan satu shalat sunnah pun yang lebih beliau
jaga dalam melaksanakannya melebihi dua rakaat shalat sunnah subuh.” (H.R
Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Imam
Ibnul Qayyim rahimahullah
mengatakan : Ketika safar (perjalanan),
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam tetap rutin dan teratur mengerjakan shalat sunnah fajar dan
shalat witir melebihi shalat-shalat sunnah yang lainnya. Tidak dinukil dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bahwa beliau melaksanakan shalat sunnah rawatib selain
dua shalat tersebut selama beliau melakukan safar. (Zaadul Ma’ad).
Diantara keutamaannya adalah sebagaimana dijelaskan
dalam sabda Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam : “Raka’atal fajri khairum minad dun-ya wamaa
fiih”. Dua rakaat sunat fajar lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada didalamnya.
(H.R Imam Muslim). Dunia dan segala isinya adalah seluruh harta dunia dan
perhiasannya. Semua itu tidak bisa mengalahkan keutamaan shalat sunat Fajr ini.
Shalat ini biasa dilakukan Rasulullah dua rakaat bahkan
dengan ringan, tidak berlama lama. Tidak memanjangkan rukuk dan sujud. Aisyah berkata :
“Dulu Nabi meringankan pelaksanaan dua rakaat shalat yang dikerjakan sebelum
shalat shubuh. Sampai sampai aku berkata : Apakah beliau membaca Ummul Kitab ?
(Mutafaq ‘alaihi).
Lalu
surat atau ayat mana dari al Qur-an yang biasa beliau baca setelah membaca
surat al Fatihah ?. Ketahuilah bahwa Rasulullah tidak pernah diriwayatkan
membaca surah yang panjang dalam shalat sunnah Fajr karena beliau melakukannya
dengan ringan. Diantara ayat dan surat
yang beliau baca adalah :
Pertama : Terkadang,
setelah membaca surat al Fatihah pada rakaat pertama beliau membaca ayat : “Quuluu aamanna billahi …” hingga akhir
ayat yaitu surat al Baqarah 136. Pada rakaat kedua beliau membaca ayat : “Qul yaa ahlal kitaabi…” hingga
akhir ayat yaitu surat Ali Imran 64. (Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ibnu
Khuzaimah dan al Hakim)
Kedua : Terkadang,
setelah membaca al Fatihah di rakaat kedua beliau mengganti bacaan ayat surat
Ali Imran 64 dengan ayat : “Falamma
ahassa’iisaa minhumul kufra …” hingga akhir ayat yaitu surat Ali Imran 52.
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Dawud).
Ketiga : Terkadang
pula, pada rakaat pertama setelah membaca
surah al Fathihah beliau membaca surat al Kafirun dan pada rakaat kedua,
setelah membaca surah al Fathihah beliau membaca surah al Ikhlas. (Diriwayatkan
oleh Imam Muslim dan Abu Dawud).
Rasulullah
bersabda : “Ni’ma surratani huma”.
Keduanya adalah sebaik baik surat. (H.R Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah).
Itulah
ayat dan surat yang biasa dibaca oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
pada shalat sunnah Fajr. Memang tidak ada larangan untuk membaca ayat atau
surat yang lain pada shalat sunnah Fajr. Namun demikian tentu sangatlah baik
jika kita juga membiasakannya pula membaca ayat dan surat sebagaimana yang
dicontohkan Rasulullah. Sungguh beliau adalah uswah hasanah bagi kita dalam semua aspek kehidupan. Kita contoh
beliau dalam aqidah, ibadah, akhlak dan juga muamalah.
Allah berfirman : “Laqad
kaana lakum fii rasuulillahi uswatun hasanah”. Sungguh, telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu. (Q.S al Ahzaab 21).
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (879)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar