PENGULANGAN AYAT DALAM AL QUR AN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah
Saudara saudara kita
yang biasa ataupun sering membaca dan beriteraksi dengan al Qur an akan
mengetahui bahwa di dalamnya ada ayat ayat yang diulang atau pengulangan ayat.
Pengulangan ini ada beberapa bentuk diantaranya pengulangan makna, pengulangan
kisah dengan kalimat yang berbeda tapi memiliki makna yang sama.
Ada juga pengulangan terhadap ayat secara utuh bahkan ada
yang diulang lebih dari dua kali.
Diantara contohnya adalah :
Pertama : Dalam surat
ke 54 yaitu surat al Qamar.
Ayat yang diulang adalah : “Wa laqad yassarnal qur-ana li
dzikri, fahal min muddakir” Dan sesungguhnya telah kami mudahkan al Qur an
untuk dipelajari maka adakah yang mau mempelajarinya. Pengulangan ayat ini
adalah empat kali dengan kalimat yang persis sama yaitu pada ayat 17, 22, 32
dan 40.
Kedua : Dalam surat ke 55 yaitu surat ar Rahman.
Ayat yang diulang adalah : “Fa biaiyi alaa-i rabbikumaa
tukadzdzibaan” Maka nikmat Rabbmu
yang manakah yang kamu dustakan. Pengulangan ayat ini tiga puluh satu kali
dengan kalimat yang persis sama yaitu dimulai pada ayat ke 16 dan terakhir pada
ayat ke 77.
Ketiga : Dalam surat ke 77
yaitu surat al Mursalaat.
Ayat yang diulang adalah : “Wailui yauma-idzin lil mukadzdzibiin” Celakalah pada hari
itu bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). Pengulangan ayat ini adalah
sepuluh kali dengan kalimat yang persis sama yaitu dimulai pada ayat ke 15 dan
terakhir pada ayat ke 49.
Pengulangan
pengulangan ayat ini bagi orang yang beriman akan menambah imannya karena
mereka tahu bahwa itu adalah sesuatu yang hak dari Rabbnya. Boleh jadi juga ada
diantara umat Islam yang bertanya apa hikmah dibalik pengulangan
beberapa ayat dalam al Qur an.
Musuh musuh Islam menghujat.
Bagaimana musuh musuh Islam melihat pengulangan ayat dalam al
Qur an. Mereka menghujatnya dan dijadikan landasan untuk memojokkan Islam dan
al Qur an. Kenapa begitu ? Ya, namanya juga musuh atau pembenci Islam. Kalau bukan begitu
ya tidak disebut musuh.
Contohnya adalah adalah apa yang ditulis oleh DR. Robert
Morey seorang pendeta Nasrani dari Amerika Serikat dalam bukunya Islamic
Invasion. Isi buku ini 100% menghujat Islam. Diantara hujatan DR. Morey tentang
ayat yang diulang dia menulis : “Al Qur an dimaksudkan untuk dihafal oleh
orang orang yang buta huruf dan tidak berpendidikan. Untuk itu maka al Qur an
menekankan pada pengulangan (ayat) yang
sama terus menerus.”
Jadi menurut DR. Morey, al Qur an itu menekankan pengulangan
terus menerus adalah dengan tujuan agar mudah dihafal oleh orang orang buta
huruf dan tidak berpendidikan. Pendapat ini bukan saja keliru berat tapi
mencerminkan kebenciannya yang sangat besar terhadap Islam. Ini adalah pendapat
aneh dan jahil.
Dan lebih aneh lagi DR. Morey tidak mencantumkan argumentasi
atau fakta yang bernilai ilmiah untuk mendukung pernyataannya tersebut.
Seandainya DR. Morey mau berusaha sedikit saja mencari data dan fakta tentu dia
tidak akan mampu untuk menulis hujatan terhadap al Qur an. Atau
mungkin juga dia sudah memiliki data
yang benar tentang Islam tapi tidak dipakai karena bisa membuat tulisannya
tidak memenuhi keinginannya. Lalu dibumbui pula dengan kebenciannya terhadap
Islam.
Kebencian terhadap
Islam memang telah nyata dari perkataan dan tulisan tulisan para musuh Islam.
Didalam hati mereka bercokol kebencian yang lebih besar lagi. Allah
berfirman : “Qad badatil baghdaa-u
min afwaahihim, wa maa tukhfii shuduuruhum akbar”.Sungguh telah nyata
kebencian (mereka) dari mulut mereka,
dan apa yang didalam hati mereka (kebencian) yang lebih besar lagi. (Q.S Ali
Imran 118).
Al Qur an dihafal oleh segala lapisan umat Islam.
Ketahuilah sejak zaman
sahabat, zaman tabi’in, tabi’ut tabi’in dan orang orang sesudahnya hingga zaman
kita ini dan insya Allah sampai hari Kiamat, al Qur an dihafal oleh ribuan orang. Penghafalnya terdiri dari
berbagai golongan, laki laki atau perempuan, orang tua, orang dewasa bahkan
anak yang masih dibawah umur. Dan sangat
mencengangkan pula penghafalnya ada juga dari kalangan orang orang yang bahasa
ibunya bukan bahasa Arab dan dia tidak bisa berbahasa Arab sama sekali.
Imam asy Syafi-i, seorang Ulama besar Islam (wafat tahun 204
H). Beliau dikenal sebagai salah satu Imam dari 4 mazhab. Beliau dikaruniai
Allah kepintaran dan kekuatan hafalan yang luar biasa. Diantara karya tulis
beliau adalah tiga kitab yang sangat berharga bagi kaum Muslimin yang sampai
sekarang di pelajari dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa yaitu Kitab al
Umm, Kitab ar Risalah dan Kitab Ushul Fiqih. Beliau telah hafal al Qur an 30
juz sejak umur 7 tahun.
Beberapa waktu yang lalu ditayangkan di dua stasiun Televisi yaitu tentang seorang anak bernama Musa berasal dari
Bangka-Belitung, umurnya baru 6 tahun, hafal al Qur an 30 juz. Subhanallah.
Jadi apa yang dikatakan oleh DR. Morey adalah kebohongan yang
nyata dan fitnah yang jelas jelas bertentangan dengan fakta.
Pengulangan dalam al Qur an bukanlah sesuatu yang sia sia
Pertama : Terhadap ciptaanNya, sungguh Allah tidak menjadikan sesuatu dengan sia
sia. Apalagi terhadap terhadap firmanNya. Pastilah tidak akan ada sedikitpun yang
sia sia. Setiap firmanNya yang disebut dalam al Qur an pastilah memiliki hikmah
yang sangat besar. Apakah suatu ayat diulang atau tidak di ulang, pastilah ada
maksud Allah dibaliknya.
Kedua : Ketahuilah bahwa al Qur an bukan kitab biasa laksana tulisan atau kitab karangan manusia. Al Qur an
adalah Kalamullah, firman Allah. Inti dari al Qur an adalah hudal linnas,
petunjuk bagi manusia, untuk mendakwahi manusia kepada kebaikan. Kalau sesuatu
disifati sebagai petunjuk, nasehat atau dakwah memang seharusnya diulang
ulang. Bukankah manusia suka lupa dan lalai. Oleh karena itu, Allahu a’lam,
pengulangan pengulangan ayat dalam al Qur an adalah adalah nikmat dan rahmat
Allah bagi manusia.
Ketiga : Pengulangan dalam hal petunjuk, nasehat dan dakwah sangatlah penting.
Begitu pentingnya, maka meskipun sudah ada pengulangan ayat yang sudah ada dalam al Qur an, syari’at Islam sangat
menganjurkan umatnya untuk membaca ayat
ayat al Qur an berulang ulang. Khatam, ulang lagi, khatam lagi, baca lagi dan seterusnya.
Imam asy Syafi-i, dalam bulan Ramadhan mengkhatamkan al Qur
an dua kali dalam sebulan ? Bukan, tapi dua kali dalam sehari semalam. Jadi
beliau mengkhatamkan al Qur an pada bulan Ramadhan 60 kali. Subhanallah.
Orang orang shalih, ada yang mengkhatamkan al Qur an sekali
tiga hari, sekali seminggu atau sekali sebulan. Bahkan Rasulullah memberikan
motivasi atau dorongan yang kuat kepada umatnya untuk banyak banyak membaca al
Qur an yaitu dengan disediakan pahala yang besar dan kebaikan yang banyak.
Rasulullah bersabda : “Man qara’a harfan min kitabillahi
falahu bihi hasanatun. Wal hasanatun bi ‘asyri amtsaliha. Laa aquulu aliflammin
harfun. Walakin alifun harfun, lammun harfun, mimmun harfun.” Siapa yang membaca satu huruf dari Al
Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan
dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf,
Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam
kitab Shahih Al Jami’)
Pengulangan adalah metode yang penting dalam dunia
pendidikan.
Ketahuilah bahwa salah satu metode yang diakui dan dipakai
secara luas dalam dunia pendidikan adalah pengulangan, baik untuk ilmu yang
sifatnya teori apalagi yang sifatnya praktek. Para pelajar secara periodik
diberikan ulangan agar mereka termotivasi untuk mengulang pelajarannya sehingga
penguasaanya semakin baik.
Maaf ini kembali lagi kepada DR. Morey. Kalau dia masih ingat
diwaktu kecil belajar mengendarai sepeda pastilah dilakukan berulang ulang.
Orang tuanya ataupun siapa saja yang mengajarnya bersepeda pastilah akan
mengucapkan banyak kata atau kalimat petunjuk yang diulang ulang. Tapi apakah DR.Morey
protes ?.
Ulama sering mengulang ulang membaca satu kitab.
Ketahuilah bahwa para ulama,
disamping membaca al Qur an berulang ulang juga membaca kitab kitab ilmu
tulisan ulama yang lain. Kenapa demikian, karena memang merasa butuh atau
kebutuhan dalam belajar ilmu dengan mengulang ulang membaca satu kitab.
Diantara contohnya adalah :
Pertama : Imam al Muzani, salah satu murid terbaik dari Imam asy Syafi-i telah membaca Kitab ar Risalah ditulis oleh
Imam asy Syafi-i sebanyak 50 kali.
Kedua : Imam Abdullah bin Muhammad, telah membaca Kitab al Mughni yang ditulis
oleh Imam Ibnu Qudamah sebanyak 23 kali.
Ketiga : Syaik Abdul Aziz bin Baz (wafat tahun 1999 M) bekas Mufti Agung Saudi Arabia dan bekas
Rektor Universitas Madinah, pernah ditanya tentang kitab yang sering beliau
baca. Beliau menjelaskan bahwa beliau telah membaca Kitab Syarah Shahih Muslim
yang ditulis oleh Imam an Nawawi, sebanyak 60 kali.
Jadi sungguh tidaklah ada kesia siaan sedikitpun dalam
pengulangan. Allah berfirman : “Fadzakkir, fainna dzikra tanfa’ul mu’minin” Maka
(teruslah) beri peringatan, karena peringatan itu bermanfaat bagi orang orang
beriman. (Q.S adz Dzaariat 55)
Allahu a’lam. (175)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar