KEWAJIBAN MENJAGA SHALAT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh shalat mempunyai kedudukan yang tinggi dan paling
utama dalam agama Islam. Shalat adalah ibadah tertinggi. Tidak ada satupun
ibadah yang menandinginya. Kenapa demikian, karena shalat adalah tiang agama,
kewajiban yang terus menerus, ibadah yang pertama kali akan dihisab dan wasiat
terakhir Nabi kepada umat Islam.
Allah memerintahkan hamba hamba-Nya yang beriman untuk terus
menerus menjaga shalatnya. Allah berfirman : “Hafzhuu ‘alash shalawaati wash
shalawaatil wusthaa wa quumuu lillahi qaanitiin” Peliharalah semua shalat
(mu) dan (peliharalah) shalat wustha dan berdirilah untuk Allah (dalam
shalatmu) dengan khusyuk. (Q.S al Baqarah 238).
Syaikh as Sa’di berkata : Allah memerintahkan untuk memelihara
shalat secara umum dan shalat wustha yaitu shalat ashar pada khususnya.
Memelihara shalat adalah menunaikannya pada waktunya, dengan syarat syaratnya,
rukun rukunnya, khusyu’ padanya dan seluruh hal yang wajib maupun yang sunnnah.
Dengan memelihara shalat kita akan mampu memelihara seluruh ibadah dan juga
berguna untuk melarang dari hal yang keji dan mungkar, khususnya jika
disempurnakan pemeliharaannya sebagaimana yang diperintahkan Allah. (Kitab
Tafsir Karimir Rahman).
Sungguh kaum muslimin sejak zaman sahabat sangat menjaga
shalat mereka dengan perhatian yang
sangat khusus. Teladan mereka adalah
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.
Aisyah berkata : “Kaana rasuulullahi yuhaditsunaa wa
nuhadditsuhu, fa idzaa hadharatish shalaatu faka-annahu lam ya’rifnaa wa lam
na’rifhu” Adalah Rasulullah mengajak kami berbicara dan kami berbicara
kepadanya. Apabila telah hadir waktu shalat, seolah olah beliau tidak mengenal
kami dan kami tidak mengenal beliau. (Aina Nahnu min Haa-ula, Abdul Malik al
Qashim).
Kita bisa mengambil pelajaran bagaimana generasi setelah
sahabat yang sangat bersungguh sungguh dalam memelihara shalat, diantaranya
adalah :
Pertama : Sa’id bin Musayyib. Beliau dengan semangatnya untuk menjaga shalat
maka beliau selalu sudah ada di masjid sebelum dikumandangkan adzan. Al Bard
pembantu Said bin Musayyib berkata : Tidaklah adzan berkumandang sejak empat
puluh tahun melainkan Said sudah berada di dalam masjid. (Hilyah Auliya)
Kedua : Sufyan bin Uyainah berkata : Janganlah engkau seperti hamba yang buruk.
Engkau tidak datang (ke masjid) kecuali hingga di panggil (dengan suara adzan).
Datangilah shalat sebelum adzan. (At Tabshirah)
Ketiga : Amir bin Abdullah dalam keadaan sakit sementara rumahnya dekat dengan
masjid. Ketika mendengar adzan dia berkata : Ambillah tanganku bawa aku ke
masjid. Lalu dikatakan kepadanya : Engkau sedang sakit. Amir berkata : Aku
mendengar panggilan Allah kemudian aku tidak menjawabnya ?. Orang orang
akhirnya membawanya ke masjid. Kemudian Amir shalat Maghrib bersama imam dan
mendapati satu rakaat lalu beliau meninggal dalam keadaan shalat. (Imam adz
Dzahabi, Siyar A’lam Nubala)
Ya Allah berilah kami kemapuan dan kekuatan untuk selalu
menjaga shalat shalat kami sebagaimana yang telah Engkau perintahkan kepada
kami.
Wallahu a’lam. (182)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar