SANGAT BERAT
MEMBALAS KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Ketika berkumpul
dengan orang banyak seperti teman sekolah, teman sekantor, teman sesama ngaji
ataupun ketika bergaul dengan masyarakat ternyata ada saja diantara mereka yang
berbuat baik kepada kita. Bisa saja ada yang memberi harta, berbagi nasehat dan
sesuatu yang bermanfaat.
Ketahuilah bahwa untuk setiap kebaikan yang diterima
seorang, sangatlah DIANJURKAN untuk membalas misalnya dengan
ucapan terima kasih. Dan SANGAT DIANJURKAN pula mengucapkan JAZAKALLAHU
KHAIRAN. Ini adalah petunjuk Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam, sebagaimana
sabda beliau :
عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ
اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِى الثَّنَاءِ
Usamah bin Zaid berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barangsiapa yang diberikan kepadanya
kebaikan, lalu ia mengatakan kepada pelakunya Jazakallah khairan (semoga
Allah membalas engkau dengan kebaikan), maka sungguh ia telah benar-benar
meninggikan pujian. (H.R
at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Membalas kebaikan dengan berterima kasih dan mendoakan
orang yang telah berbuat baik ataupun memberi balasan berupa sesuatu yang
bermanfaat, hakikatnya tidaklah terlalu sulit dilakukan. Ini termasuk adab
dalam bergaul dan bermasyarakat.
Yang terasa berat bahkan sangat berat bagi sebagian
orang adalah MEMBALAS PERBUATAN BURUK DENGAN PERBUATAN BAIK.
Ketahuilah bahwa hakikatnya seseorang jika
diperlakukan buruk atau dizhalimi dia boleh membalas dengan setimpal. Tetapi
memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang telah berbuat buruk sangat
dianjurkan. Allah Ta'ala berfirman :
وَجَزَاءُ
سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى
اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat buruk) maka pahalanya dari Allah. Sungguh Dia tidak menyukai orang orang yang zhalim. (Q.S asy Syura 40).
Syaikh as Sa'di berkata : Dan pada pahalanya dari Allah, mengandung himbauan untuk memberikan maaf. Dan hendaknya seorang hamba memperlakukan manusia dengan perlakuan yang dicintai oleh Allah Ta'ala. Sebagaimana seseorang senang dimaafkan oleh Allah Ta'ala maka hendaknya dia memaafkan mereka. Sebagaimana dia senang kalau diampuni Allah Ta'ala maka hendaklah dia mengampuni mereka karena ganjaran itu sejenis dengan perbuatan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Sungguh, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
menjanjikan rumah di surga bagi tiga golongan dan satu diantaranya adalah bagi
orang yang memaafkan orang yang berbuat buruk kepadanya yaitu sebagaimana sabda
beliau :
مَنْ
سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ
فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ، وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ
قَطَعَهُ
Barangsiapa
yang ingin dibangunkan baginya bangunan (rumah) di surga, hendaknya ia memafkan
orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung
silaturahmi kepada orang yang memutuskannya. (H.R ath
Thabrani).
Oleh karena itu hamba hamba Allah janganlah merasa
berat untuk membalas keburukan dengan kebaikan karena akan mendatangkan
kebaikan yang banyak.
Wallahu A'lam. (3.114)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar