JANGAN SIA
SIAKAN WAKTU SEHAT UNTUK BERIBADAH
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Tujuan penciptaan
manusia secara jelas dan tegas disebutkan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariyat 56).
Hakikatnya perintah ibadah yang
dibebankan kepada manusia tidaklah berat. Semua dalam batas batas kemampuan
manusia. Allah Ta'ala berfirman :
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Maka bertakwalah kepada Allah menurut
kesanggupanmu (Q.S at Taghabun 16).
Syaikh
as Sa’di berkata : Allah memerintahkan para hamba-Nya agar bertakwa kepada-Nya
yaitu dengan menunaikan perintah sesuai kemampuan dan menjauhi larangannya.
Ayat ini menunjukkan bahwa kewajiban yang tidak mampu dilakukan seorang hamba
menjadi gugur.
Jika seorang hamba mampu menunaikan sebagian kewajiban dan tidak mampu menunaikan kewajiban lainnya, maka ia cukup menunaikan kewajiban yang mampu dia lakukan. (Tafsir Karimur Rahman).
Selain itu, ketahuilah bahwa Allah Ta'ala memberi
nikmat kesehatan fisik kepada hamba hamba-Nya agar bisa melakukan ibadah SECARA
SEMPURNA sebagaimana yang disyariatkan. Oleh karena itu ketika fisik dalam
keadaan sehat berusahalah dengan sungguh untuk melaksanakan ibadah sebagaimana
petunjuk Allah Ta'ala melalui Rasul-Nya.
Diantara contohnya adalah ibadah shalat. Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan dalam sabda beliau :
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى
Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat (H.R
Imam Bukhari).
Nah, ketika fisik dalam keadaan sehat seseorang bisa
shalat sesuai petunjuk Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam sehingga mendatangkan
nilai pahala yang tinggi. Oleh karena itu bersungguh sungguhlah melaksanakan shalat
fardhu dengan sempurna dan JANGAN LALAI MELAKSANAKAN SHALAT SHALAT SUNNAH YANG
DISYARIATKAN.
Sungguh ketika datang keadaan sakit atau karena fisik mulai
lemah karena umur bertambah bilangannya, maka akan sulit melaksanakan shalat
dengan sempurna, seperti berdiri. Tetapi terpaksa duduk atau mungkin dalam
keadaan berbaring.
Memang jika tidak mampu berdiri boleh melakukan shalat dengan duduk atau dengan berbaring. Tetapi ketahuilah bahwa nilai shalat dengan duduk atau dengan berbaring tidak penuh. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam menjelaskan perkara ini dalam sabda beliau :
روى عمران ابن الحصين رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عليه
وسلم قال " صَلِّ قَائِمًا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا فَإِنْ لم
تستطع فعلي جنب
Imran bin Hushain meriwayatkan, bahwa Nabi Muhammad
Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Shalatlah dengan berdiri, jika
tidak mampu shalatlah dengan duduk, jika tidak mampu shalatlah dengan
berbaring. (H.R Imam Bukhari)
Tetapi seutama utama atau hukum asal shalat
adalah dengan berdiri, karena ada udzur maka boleh sambil duduk atau berbaring.
Imran bin Hushain juga pernah bertanya kepada Rasulullah Salallahu
‘alaihi Wasallam, lalu beliau bersabda :
مَنْ
صَلَّى قَائِمًا فَهُوَ أَفْضَلُ وَمَنْ صَلَّى قَاعِدًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ
الْقَائِمِ وَمَنْ صَلَّى نَائِمًا فَلَهُ نِصْفُ أَجْرِ الْقَاعِدِ
Siapa yang shalat berdiri maka itulah yang paling
utama, dan barang siapa yang shalat dengan duduk maka baginya setengah dari
pahala berdiri, dan barang siapa shalat dengan berbaring maka baginya setengah
dari pahala yang duduk. (H.R Imam Bukhari).
Imam al Khathabi berkata : Yang dimaksud dalam hadits
ini adalah orang sakit yang melaksanakan SHALAT FARDHU, yaitu yang masih
memungkinkan baginya untuk menahan sakitnya sehingga dapat berdiri meskipun
dengan susah payah.
Jadi, dijadikannya pahala orang yang duduk
separuh dari pahala orang yang berdiri hanya dorongan bagi dirinya untuk
melaksanakan shalat dengan berdiri meskipun dibolehkan melakukannya sambil
duduk. (Fathul Bari).
Oleh karena itu pada saat fisik masih sehat dan kuat
berusahalah dengan sungguh sungguh untuk melaksanakan ibadah ibadah yang
disyariatkan. Sungguh pada satu waktu fisik akan melemah baik karena tambahan
bilangan umur dan yang lainnya.
Jangan tunggu sampai bilangan umur bertambah, fisik
mulai melemah lalu baru datang keinginan untuk banyak beribadah dengan sungguh
sungguh.
Wallahu A'lam. (3.118)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar