BERLAKU ADIL
DALAM MENGEJAR DUNIA DAN AKHIRAT ?.
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Hamba hamba Allah haruslah BERLAKU ADIL TERHADAP DIRINYA KETIKA
MENGEJAR DUNIA DAN MENGEJAR AKHIRAT. Lalu apa makna KATA ADIL. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak,
berpihak kepada yang benar dan tidak sewenang wenang. Secara
terminologis, adil mengandung makna suatu sikap yang bebas dari ketidakjujuran
dan diskriminasi.
Ketahuilah bahwa
hakikat BERLAKU ADIL ADALAH MENEMPATKAN SESUATU PADA TEMPATNYA. Orang bijak
memberi nasehat : Ketika engkau ingin mendapatkan YANG BAIK maka HARUS
USAHA KERAS. Ketika ingin mendapatkan
YANG LEBIH BAIK harus usaha LEBIH KERAS. Ketika ingin mendapatkan yang PALING
BAIK maka HARUS USAHA MAKSIMAL. Ini adil namanya.
Sungguh Allah Ta'ala
dan Rasul-Nya dengan sangat jelas menyebutkan bahwa dunia itu fana dan akhirat itu baqa. Dunia itu
sepertinya tak bernilai apa apa dibanding dengan akhirat.
Pertama : Perhatikanlah
firman Allah diantaranya adalah :
(1) Dalam surat an
Nahal 30 :
وَلَدَارُ ٱلْءَاخِرَةِ
خَيْرٌ ۚ وَلَنِعْمَ دَارُ ٱلْمُتَّقِينَ
Dan sesungguhnya
negeri akhirat itu PASTI LEBIH BAIK. Dan itulah sebaik baik tempat bagi orang
yang bertakwa.
(2) Dalam surat al
Isra' 21 :
وَلَلْءَاخِرَةُ
أَكْبَرُ دَرَجَٰتٍ وَأَكْبَرُ تَفْضِيلًا
Dan pasti kehidupan
akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.
(3) Dalam surat al
A'la 17 :
وَٱلْءَاخِرَةُ
خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ
Dan kehidupan akhirat
adalah lebih baik dan lebih kekal.
Kedua : Perhatikanlah sabda
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam, diantaranya adalah :
(1) Dalam hadits riwayat Imam Muslim yaitu dari
al Mustaurid bin Syaddad Radhiyallahu anhu, dia berkata :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِى
الآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ
إِصْبَعَهُ هَذِهِ – وَأَشَارَ يَحْيَى بِالسَّبَّابَةِ – فِى الْيَمِّ
فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Demi Allah, tidaklah dunia dibandingkan akhirat melainkan seperti salah seorang
dari kamu yang mencelupkan jari tangannya ini, perawi bernama Yahya menunjuk
jari telunjuk, ke lautan, lalu hendaklah dia perhatikan apa yang didapat pada
jari tangannya. (H.R Imam Muslim).
(2) Dalam hadits Riwayat at Tirmidzi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَوْ كَانَت الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ الله جَنَاحَ
بَعُوضَةٍ ، مَا سَقَى كَافِراً مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya
dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk
sekalipun kepada orang kafir. (H.R at Tirmidzi, dia berkata, Hadits hasan
shahih)
Nah,
Ketika seorang hamba BETUL BETUL PAHAM bahwa DUNIA INI SANGAT SANGAT JAUH NILAINYA
DISISI ALLAH dibanding akhirat maka berlaku adillah dalam mengejar dunia dan
akhirat. Mengejar dunia adalah sekedarnya dan mengejar akhirat MESTINYA JAUH
LEBIH BERSUNGGUH SUNGGUH. Jadi sangat
jelas TIDAK ADIL ATAU KELIRU jika mencari dunia dan akhirat seimbang atau fifty fifty.
Wallahu
A'lam. (3.105)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar