ZAINAL ABIDIN
CICIT RASULULLAH SUKA MENYEMBUNYIKAN SEDEKAHNYA
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Zainal Abidin atau Zainul Abidin, nama aslinya adalah
Ali bin Al-Husain cucu dari Ali bin
Thalib, salah satu cicit Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Ia terkenal sangat dermawan. Diantara keistimewaan dermawannya adalah ia suka bersedekah dengan
diam diam, tidak diketahui orang banyak.
Zainul Abidin lahir pada tahun 38 H. Kata Yahya saudara laki-laki dari Muhammad bin ‘Abdillah bin Hasan, Ali bin al Husain meninggal dunia pada 14 Rabi’ul Awwal, malam Selasa, pada tahun 94 H. Ja’far Ash-Shadiq meriwayatkan pula kalau Zainul Abidin meninggal dunia pada tahun 94 H. Kuburnya berada di Baqi’, kata Imam Adz-Dzahabi.
Ibnu ‘Uyainah, dari Abu Hamzah Ats-Tsimaali, ia
berkata bahwa ‘Ali bin al Husain rahimahullah biasa
memikul roti (gandum) di atas punggungnya ke rumah rumah orang miskin di tengah
kegelapan malam. Dia berkata : Sesungguhnya sedekah di tengah gelap malam itu
akan meredam murka Rabb (Allah Ta’ala).
Yunus bin Bakir, dari Muhammad bin Ishaq berkata :Dulu
penduduk kota tersebut Madinah) hidup dan tidak mengetahui dari mana asal jatah
roti tersebut. Ketika ‘Ali bin Al-Husain meninggal dunia, mereka tidak
mendapatkan jatah roti itu lagi yang biasa mereka dapatkan tiap malam.
Jarir bin ‘Abdul Hamid, dari. ‘Amr bin Tsabit, ia
berkata : Ketika Ali bin al Husain meninggal dunia, mereka mendapati di
punggungnya itu ada bekas karena seringnya memikul kantong kulit pada malam
hari ke rumah-rumah orang-orang yang susah.
Syaibah bin Na’aamah berkata : Ketika Ali bin al Husain
meninggal dunia, mereka dapati bahwa Ali itu mencukupi nafkah seratusan ahli
bait.
Imam Adz-Dzahabi berkata : Karena ini ia terlihat kikir.
Padahal ia biasa berinfak diam-diam. Keluarganya mengira kalau Ali bin
Al-Husain atau Zainal Abidin terus saja menumpuk-numpuk dirham. Tetapi sebagian
mereka mengatakan : Kami tidak pernah tahu ada sedekah diam diam sampai Ali bin
al Husain meninggal dunia. (Siyar A’lam an Nubala’).
Ketahuilah bahwa bersedekah dengan terang terangan
memang dibolehkan tetapi menjadi lebih utama jika dilakukan secara diam diam
karena bisa lebih mudah menjaga keikhlasan. Allah Ta'ala berfirman :
إِنْ
تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا
الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ ۗ
وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Jika kamu menampakkan
sedekah sedekahmu maka itu baik. Dan jika KAMU MENYEMBUNYIKANNYA dan
memberikannya kepada orang fakir MAKA ITU LEBIH BAIK BAGIMU. Dan Allah akan
menghapus sebagian kesalahan kesalahanmu. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu
kerjakan. (Q.S al Baqarah 271).
Ketahuilah bahwa selain rajin bersedekah, Ali bin
Al-Husain rajin sedekah, dia juga rajin menolong orang lain dalam hal hutang.
Diriwayatkan Hatim bin Abi Shaghirah, dari ‘Amr bin Dinar, ia berkata bahwa Ali
bin al Husain masuk menemui Muhammad bin Usamah bin Zaid ketika ia sakit.
Muhammad ketika itu menangis. Lantas Ali bin al Husain bertanya : Kenapa kamu ?.
Muhammad menjawab : Aku memiliki beban hutang.
Ali bin al Husain bertanya lagi : Berapa itu ?.
Muhammad menjawab : Ada sepuluh ribuan dinar. Lantas Ali bin al Husain berkata
: Biar hutang itu aku yang menanggungnya. (Siyar A’lam an Nubala’).
Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.865)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar