MENGUNGKIT
UNGKIT PEMBERIAN TERMASUK DOSA BESAR
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya orang beriman itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. (Q.S al Hujurat 10).
Sebagai salah satu konsekwensi persaudaraan dimaksud maka seorang beriman haruslah menjadi penolong bagi yang lain. Allah Ta’ala berfirman :
وَالْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ
Dan orang orang yang beriman, laki laki dan perempuan sebagian mereka menjadi
penolong bagi sebagian yang lain. (Q.S at Taubah 71)
Imam al Qurthubi dalam kitab Tafsirnya tentang TA’AWUN yaitu tolong menolong yang dimaksud dalam surat al Maidah ayat 2 menyebutkan beberapa aplikasinya : (1) Seorang berilmu menolong manusia dengan ilmunya. (2) Seorang yang berharta menolong manusia dengan hartanya. (3) Seorang pemberani menolong manusia dengan keberaniannya berjuang di jalan Allah dan yang lainnya. Masing masing orang membantu orang lain sesuai kapasitas dan kemampuannya.
Nah, ketika membantu saudara seiman maka paling utama yang perlu dikedepankan adalah :
(1) SIFAT IKHLAS yaitu untuk mencari ridha Allah Ta'ala. Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ
مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
(Sambil berkata) : Sesungguhnya kami memberikan
makanan kepadamu (orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan) HANYALAH
KARENA MENGHARAPKAN KERIDHAAN ALLAH, kami tidak mengharap balasandan terima
kasih dari kamu. (Q.S al Insan 9)
(2) TIDAK MENGUNGKIT UNGKIT PEMBERIAN atau menyebut
nyebutnya. Allah Ta’ala berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُبْطِلُوا۟
صَدَقَٰتِكُم بِٱلْمَنِّ وَٱلْأَذَىٰ
Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah kamu
merusak sedekahmu dengan menyebut nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima).
Q.S al Baqarah 264.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata :
Sekiranya ada seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain, jika berupa
sedekah maka ikhlaskanlah karena Allah dan jika bentuknya kebaikan maka
kebaikan adalah memang sesuatu yang harus dilakukan.
Jika demikian adanya maka maka ia tidak boleh menyebut
nyebut sedekahnya seperti dengan mengatakan : Aku telah memberimu sesuatu. Aku
telah memberimu suatu barang. Diucapkan secara langsung di depannya maupun
tidak secara langsung. Contohnya dia mengatakan didepan orang lain : Aku telah
memberi si Fulan itu sebuah barang, yaitu dengan maksud untuk menyebut nyebut
pemberian atau sedekahnya.
Ayat dalam surat al Baqarah 264 menjelaskan bahwa jika
seseorang suka menyebut nyebut sedekahnya maka pahala sedekah itu akan hancur.
Ia tidak akan memperoleh pahala dari sedekahnya dan perbuatannya (mengungkit
ungkit sedekahnya itu) TERMASUK DOSA BESAR. (Syarah Riyadush
Shalihin).
Jadi ternyata bahwa mengungkit ungkit pemberian bukanlah sekedar menghilangkan pahalanya
tetapi akan mendatangkan dosa besar. Dengan mengungkit ungkit itu berarti telah menyakiti perasaan sipenerima sehingga
bisa membuatnya merasa terhina. Imam adz Dzahabi mengatakan bahwa mengungkit
ungkit kebaikan termasuk salah satu dosa besar (Kitab al Kaba-ir).
Wallahu A'lam. (2.869).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar