AKTIVITAS
SEHARI HARI BISA MENJADI IBADAH DENGAN NIAT
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh Allah
menciptakan manusia adalah dengan tujuan yang agung yaitu untuk beribadah,
mengabdi dan menyembah kepada Allah Ta'ala
saja bukan kepada selain-Nya. Allah Ta'ala berfiman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku.
Tentang ayat ini, Syaikh Muhammad bin Shalih al
Utsaimin berkata : Seandainya, umat manusia sering merenungi ayat ini mereka
akan banyak teringatkan atau banyak mendapat pelajaran. Karena kita hanya
diciptakan untuk beribadah kepada Allah Ta'ala. Kita di dunia ini bukan memakmurkan
dunia, bukan untuk membangun istana megah, bukan sekedar mengendarai kendaraan
mewah dan bukan juga untuk memanjakan badan.
Kemudian beliau berkata : Orang yang menyadari bahwa
dia diciptakan hanya untuk beribadah maka seyogyanya DIA MENJADIKAN SEMUA
AMALAN DAN AKTIVITASNYA SEBAGAI IBADAH. Oleh karena itu orang orang yang cerdas dan mendapatkan taufiq dari Allah
Ta'ala mereka akan menjadikan semua adat kebiasaan mereka menjadi ibadah. Sebaliknya
orang orang yang lalai justru merubah ibadah menjadi adat kebiasaan saja.
Dalam hal ini Syaikh
Utsaimin memberi beberapa contoh kegiatan sehari hari yang dengan niat (yang
lurus) menjadi ibadah, dua diantaranya :
Pertama : Makan dan
minum.
Orang yang mendapat
taufiq dari Allah Ta'ala, jika dia makan, maka dia makan (dan minum) dalam
rangka (niat) taat kepada Allah Ta'ala karena Allah Ta'ala memerintahkan para
hamba-Nya untuk makan (dan minum). Allah Ta'ala berfirman :
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ
Makan dan minumlah
kalian. (Q.S al Baqarah 187)
Ketika makan, dia
bertujuan untuk menjaga badannya, karena kita diperintahkan untuk menjaga
badan. Jika dia makan DENGAN NIAT untuk mendapatkan kekuatan agar bisa
melaksanakan ketaatan kepada Allah Ta'ala maka makanan dan minuman yang dia
nikmati menjadi makan dan minuman yang bernilai ibadah.
Kedua : Mengenakan
pakaian.
Jika seseorang
mengenakan pakaian, DIA BERNIAT untuk menutup arat dan keburukannya agar tidak
terlihat oleh manusia. Kemudian dia teringat sebagaimana dia ingin menutup
aurat fisiknya dari pandangan manusia mestinya dia juga berusaha menutup aurat
atau keburukannya yang berisifat maknawi (yang tidak mungkin terlihat manusia)
DENGAN BERTAUBAT KEPADA ALLAH TA'ALA.
Oleh karena itu ketika
Allah Ta'ala berfirman :
يَٰبَنِىٓ
ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ
وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ
لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Wahai anak cucu Adam
!. Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutup auratmu dan untuk
perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa (selalu bertakwa kepada Allah) itulah
yang lebih baik. (Q.S al A'raf 26).
Maknanya : "
Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutup auratmu". INI
ADALAH PAKAIAN POKOK. Dan (pakaian indah) untuk perhiasan bagimu. INI ADALAH
PAKAIAN KEINDAHAN. Kemudian Allah Ta'ala berfirman : Pakaian takwa itulah yang
lebih baik.
Jika saat mengenakan
pakaian, seseorang meniatkan ini dan menghadir rasa ini maka (aktivitasnya
mengenakan baju itu MENJADI IBADAH. Begitulah orang cerdas mendapatkan taufiq
dari Allah Ta'ala dia bisa menjadikan semua adat kebiasaannya menjadi sesuatu
yang bernilai ibadah. (Tulisan ini mengambil faedah dari Faataawa Nuur ad Darbi,
Syaikh Utsaimin).
Insya Allah ada manfaatnya
bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.886).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar