ALLAH MENCUKUPI KEBUTUHAN ORANG YANG SHALAT DHUHA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh
Allah Ta'ala telah memerintahkan hamba hamba-Nya untuk menegakkan shalat fardhu
lima kali sehari semalam. Selain itu ada banyak shalat sunnah yang dianjurkan
dalam syariat Islam. Satu diantaranya yang sifatnya sunnah muakadah adalah
shalat sunnah dhuha.
Tentang makna shalat dhuha dijelaskan oleh Syaikh bin Baz yaitu : Shalat dhuha atau shalatul Awwabiin adalah shalat sunnah mu’akkadah, dimulai sejak terbitnya matahari setinggi tombak, sampai menjelang tergelincirnya matahari, minimal dua rakaat dan tak terbatas jumlah maksimalnya (www.binbaz.org.sa).
Ketahuilah bahwa shalat dhuha adalah shalat orang yang kembali kepada ketaatan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي
صلاة الأوابين
Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali kepada ketaatan). Inilah shalat awwabin. (H.R Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh al Albani)
Imam an Nawawi rahimahullah berkata : Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang kembali kepada ketaatan. (Syarh Shahih Muslim).
Sungguh, sangatlah banyak keutamaan yang akan diperoleh hamba hamba Allah yang melazimkan dirinya untuk melaknakan shalat dhuha ini. Diantaranya adalah bahwa Allah Ta'ala akan mencukupi kebutuhannya di akhir harinya. Dari Uqbah bin Amir al Juhani radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يَقُولُ يَا ابْنَ آدَمَ
اكْفِنِى أَوَّلَ النَّهَارِ بِأَرْبَعِ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ بِهِنَّ آخِرَ
يَوْمِكَ
Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla berfirman : Wahai anak Adam, laksanakan untuk-Ku empat rakaat di awal siang, AKU AKAN CUKUPI DIRIMU dengan shalat itu di akhir harimu.
(H.R Imam Ahmad, Syaikh Syu’aib al Arnauth berkata bahwa sanad hadits ini
shahih.
Al ‘Azhim Abadi menyebutkan : Hadits ini bisa mengandung pengertian bahwa
shalat dhuha akan menyelamatkan pelakunya dari berbagai hal yang membahayakan.
Bisa juga dimaksudkan bahwa shalat dhuha dapat menjaga dirinya dari terjerumus
dalam dosa atau ia pun akan dimaafkan jika terjerumus di dalamnya. Atau
maknanya bisa lebih luas dari itu. (‘Aun al Ma’bud).
Selain itu, ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam memohon ampun seratus kali setelah shalat dhuha, yaitu sebagaimana beliau mengucapkan :
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ
التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ
مائة مرة حتى قالها
Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku,
sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
Sampai beliau membacanya seratus kali. (H.R Imam
Bukhari dalam al Adab al Mufrad, Syaikh al Albani mengatakan bahwa hadits ini
sanadnya shahih).
Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu
A'lam. (2.891)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar