PUJIAN MANUSIA
BISA MERUSAK KEIKHLASAN DALAM BERAMAL
Disusun
oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh, salah satu sikap paling penting yang harus dijaga oleh setiap hamba dalam beramal shalih adalah IKHLAS. Allah Ta'ala berfirman :
وَمَا
أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ
وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Pada hal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah DENGAN IKHLAS mentaati-Nya semata mata karena (menjalankan) agama dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). Q.S al Baiyinah 5).
Ketahuilah bahwa orang yang ikhlas dalam melakukan
amal shalih hanya berharap penilaian Allah Ta’ala dan tidak terpengaruh dengan
penilaian dan pujian manusia. Dia selalu sibuk menjaga hatinya agar mendapatkan
ridha Allah dalam semua amal shalihnya. Sungguh pujian dan sanjungan manusia
tidaklah akan merubah hakikat kita di hadapan Allah Ta'ala. Sungguh, Allah Yang
Maha Mengetahui apa yang nampak dan tersembunyi.
Orang lain mungkin terkadang : (1) Terpedaya dengan penampilan
kita. (2) Takjub dengan indahnya perkataan kita. (3) Takjub dengan tulisan-tulisan kita dan nasehat kita.
(4) Bisa jadi pula merasa takjub dengan pangkat, jabatan dan harta kita. LALU
MEMBERIKAN PUJIAN. Sebenarnya kitalah yang lebih tahu tentang hakikat diri kita
yang BISA JADI banyak dosa dan sangat
sedikit melakukan amal shalih.
Imam Ibnul Qayyim mengingatkan bahwa pujian adalah
salah satu musuh ikhlas dalam beramal. Sifat suka
dipuji kata beliau bila bercampur dengan ikhlas maka yang satu akan
membunuh yang lain.
Ibarat api dicampur dengan air, tidak akan pernah
bersatu. Kalau apinya besar akan membunuh air dan kalau airnya besar akan
membunuh api. Sifat suka dipuji jika bercampur dengan ikhlas adalah seperti
juga biawak bercampur dengan ikan, yang satu akan membunuh yang lain. Kalau
ikannya lebih besar akan membunuh biawak dan kalau biawaknya lebih besar maka
akan membunuh ikan. (Fawaidul Fawaid, dengan diringkas tanpa mengurangi makna).
Selain itu, penting untuk diketahui
bahwa kemuliaan seorang hamba tidak datang bersama pujian
manusia. Sungguh pujian dari manusia hampir
tidak ada manfaat. Oleh karena itu
seseorang yang didatangi pujian hendaklah berlaku bijak, diantaranya :
Pertama : Lebih baik mengabaikan setiap pujian karena pujian manusia tidak akan membuat seseorang mulia. Kalaupun akan mendatangkan kemuliaan, itu adalah semu dan sangat sementara. Kemuliaan seorang hamba tidak datang bersama pujian tapi kemuliaan itu datang dengan ketakwaan. Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّ
أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang YANG PALING BERTAKWA. Sungguh Allah Maha Mengetahui Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).
Kedua : Seseorang yang dipuji haruslah sungguh sungguh menyadari bahwa orang yang memuji tidak mengetahui semua keadaan dirinya. Apalagi yang ada didalam hatinya. Orang yang memuji biasanya hanya ibarat melihat photo atau gambaran sesaat tidak melihat video sebagai gambaran keseluruhan. Jika orang yang memuji mengetahui seluruh keadaan orang yang dipuji berat dugaan kita bahwa dia tidak akan mau memberi pujian.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.807)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar