KEWAJIBAN
SETIAP HAMBA MENGINGAT ALLAH DI SETIAP WAKTU DAN KEADAAN
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh, salah satu
kewajiban yang tidak boleh dilalaikan sedikitpun oleh setiap hamba Allah adalah
berdzikir atau mengingat Allah Ta'ala di setiap waktu dan keadaannya. Sangatlah banyak firman Allah Ta'ala yang
mengingatkan tentang hal ini, diantaranya :
Pertama : Dalam surat
al Baqarah 152. Allah Ta'ala berfirman :
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Maka INGATLAH KEPADA-Ku, Akupun ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.
Kedua : Dalam surat Ali Imran 191. Allah Ta'ala berfirman :
الَّذِينَ
يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
(Orang
yang berakal yaitu) orang orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau
dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi.
Ketiga : Dalam surat al Ahzab 41. Allah Ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ
ذِكْرًا كَثِيرًا
Wahai orang orang yang beriman !. Berdzikirlah (dengan
menyebut Nama) Allah, dzikir yang sebanyak banyaknya.
Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala memerintahkan
orang orang Mukmin agar berdzikir, mengingat-Nya sebanyak banyaknya dalam
bentuk tahlil, tahmid, tasbih, takbir dan lain lainnya dari setiap
bacaan yang mengandung pendekatan diri kepada Allah. Minimalnya
hendaklah seseorang menekuni dzikir pagi dan petang, dzikir setelah shalat lima
waktu dan disaat saat kondisi tertentu dan sebab sebab khusus. Dan hendaknya
hal ini ditekuni secara terus menerus sepanjang waktu dan dalam segala kondisi.
(Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Ketahuilah bahwa salah satu bahaya besar akan
mendatangi orang orang yang lupa untuk mengingat Allah
Ta’ala maka orang itu akan dijadikan lupa kepada diri sendiri yaitu sebagaimana firman-Nya :
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ
فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan janganlah kamu seperti orang orang yang lupa
kepada Allah, sehingga Allah MENJADIKAN MEREKA LUPA KEPADA DIRI MEREKA SENDIRI.
Mereka itulah orang orang yang fasik (Q.S al Hasyr 19).
Imam Ibnu Katsir berkata : Janganlah kalian lupa untuk
(mengingat) berdzikir kepada Allah sehingga Allah pun akan menjadikan kalian
lupa berbuat untuk kepentingan kalian sendiri yang bermanfaat bagi kalian di
akhirat kelak, karena sesungguhnya balasan itu sesuai dengan amal perbuatan.
(Tafsir Ibnu Katsir).
Selain itu ketahuilah
bahwa sungguh dengan banyak berdzikir atau mengingat Allah maka seorang hamba
akan mendapatkan hatinya tenteram dan terasa nyaman. Allah Ta'ala berfirman :
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ
اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(Yaitu)
orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar
Ra’du 28).
Syaikh
as Sa’di berkata : Makna firman Allah : “Tathma-iinul qulub”- hati
menjadi tenteram, adalah hilangnya segala sesuatu (yang
berkaitan dengan) kegelisahan, dan kegundah-gulanaan dari dalam hati. Dan
dzikir tersebut akan menggantikannya dengan rasa keharmonisan (ketenteraman),
kebahagiaan dan kelapangan.
Dan
maksud firman-Nya : "Alaa bi dzikrillahi tathma-innul
quluub” adalah sudah nyata dan sudah sepantasnya hati (manusia) tidak
akan pernah merasakan ketenteraman, kecuali dengan dzikir (mengingat) Allah.
(Kitab Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Dan
juga Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam berpesan agar orang beriman lisannya
selalu basah dengan dzikir yaitu sebagaimana sabda beliau :
وَعَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَجُلاً قَالَ : يَا
رَسُوْلَ اللهِ ، إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَليَّ ،
فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبْثُ بِهِ قَالَ : لاَ يَزالُ لِسَانُكَ رَطْباً
مِنْ ذِكْرِ اللهِ
Dari ‘Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu bahwa ada
seorang lelaki berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam ini telah
banyak bagiku, maka beritahulah kepadaku sesuatu yang bisa aku pegang selalu.
Beliau menjawab : “Hendaklah lisanmu selalu basah karena berdzikir kepada
Allah. (H.R at Tirmidzi, dia mengatakan bahwa hadits ini Hasan).
Al Imam Ibnu Rajab mengutip perkataan ulama terdahulu
tentang keutamaan berdzikir, diantaranya :
(1) Malik bin Dinar berkata : Orang orang yang
menikmati kelezatan tidak akan pernah mendapat kelezatan sebagaimana lezatnya
berdzikir mengingat Allah Ta’ala.
2) Al Hasan berkata : Hamba hamba Allah yang paling
dicintai Allah Ta’ala adalah yang paling banyak berdzikir (mengingat
dan menyebut-Nya) dan paling takwa hatinya diantara mereka. (Lihat Jami’ul Ulum
Wal Hikam).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A'lam. (2.816).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar