RASULULLAH
ISRA' DAN MI'RAJ DENGAN RUH DAN JASAD
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Ketika masih berada di
Makkah, terjadi suatu peristiwa yang BETUL BETUL SANGAT MENAKJUBKAN atas diri
Rasululllah Salallahu 'alaihi Wasallam. Beliau diperjalankan Allah Ta'ala
bersama malaikat Jibril dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsha di
Palestina sebagaimana firman-Nya :
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى
بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا
الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ
الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari masjidil Haram ke masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat. (Q.S al Isra' 1).
Kemudian langsung
dimi'rajkan yaitu diperjalankan dari bumi ke langit dengan melintasi tujuh
lapis langit, sebagaimana dijelaskan
dalam firman Allah :
وَٱلنَّجْمِ إِذَا هَوَىٰ مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا
غَوَىٰ وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ
يُوحَىٰ عَلَّمَهُۥ شَدِيدُ ٱلْقُوَىٰ ذُو مِرَّةٍ فَٱسْتَوَىٰ وَهُوَ بِٱلْأُفُقِ ٱلْأَعْلَىٰ
Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad)
tidak sesat dan tidak (pula) keliru. Dan tidaklah yang diucapkannya itu (al Qur
an) menurut keinginannya. Tidak lain (al Qur an) adalah wahyu yang diwahyukan
kepadanya). Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang
mempunyai keteguhan, maka (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (rupa yang bagus dan perkasa). Sedang
dia berada di ufuk yang tinggi. (Q.S an Najm 1-7).
Peristiwa ini adalah
salah satu bukti kekuasaan dan kebesaran Allah Ta'ala dan juga s satu bukti
keutamaan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam yaitu diperjalankan Allah
Ta'ala, menempuh jarak yang sangat jauh yaitu isra' dan mi'raj HANYA DILAKUKAN DALAM SATU
MALAM SAJA. Peristiwa ini bisa dan sangat mudah diterima dengan iman yang
kokoh.
Asy Syaikh Dr. Shalih
al Fauzan berkata : Ketika Nabi Sallallahu 'alaihi Wasallam (telah) berada pagi
hari di Makkah, sekembalinya dari al Isra' al Mi'raj, dan mengabarkan peristiwa
ini kepada orang orang musyrikin maka ternyata kekufuran mereka semakin menjadi
jadi dan pendustaan (pengingkaran) mereka terhadap peristiwa ini sangat keras,
dengan tujuan ingin memperburuk citra Rasululllah Salallahu 'alaihi Wasallam.
Mereka mengatakan :
Kami menempuh perjalanan ke Palestina dalam sebulan lebih sedangkan dia (Muhammad)
mengatakan hanya dalam satu malam. Bahkan Sebagian kaum muslimin yang lemah
imannya (ada yang) murtad karena mendengar peristiwa yang menakjubkan ini.
Orang orang yang
beriman dengan benar, mereka tetap teguh dan membenarkan. Inilah sebabnya ketika
mereka (orang musyrik) berkata kepada Abu Bakar : Tidakkah engkau lihat temanmu
apa yang dia katakan ?. Beliau balik bertanya : Apa yang dia dikatakan ?. Dia
mengatakan bahwa dia telah pergi ke Baitul Maqdis dan Kembali dalam satu malam.
Abu Bakar ash Shiddiq berkata :
Jika beliau (Muhammad) yang mengatakannya maka dia telah BENAR SEPERTI YANG
DIKATAKANNNYA, hal itu karena beliau tidak berbicara dari hawa nafsunya. Bahkan
Abu Bakar menambahkan : Aku membenarkan beliau dengan kabar yang datang dari
langit (yaitu wahyu) maka apakah tidak aku benarkan beliau dalam hal ini ?.
Sungguh inilah iman yang kokoh dan sama sekali tidak goyah.
Syaikh Shalih Fauzan
juga mengatakan : Al Isra' dan al Mi'raj adalah haq adanya dan :
(1) Barangsiapa yang
mengingkarinya dan menganggapnya sebagai sesuatu yang jauh dan tidak mungkin
maka DIA KAFIR kepada Allah Ta'ala.
(2) Barangsiapa yang
mentakwilkannya maka DIA TERSESAT dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali
orang musyrik.
(3) Barangsiapa yang
mengatakan : Nabi diisra'kan dengan ruhnya saja tanpa jasadnya atau mengatakan
itu adalah dalam mimpi maka PERKATAAN ITU ADALAH SESAT karena Allah Ta'ala
berfirman : YANG TELAH MEMPERJALANKAN HAMBA-NYA. Dan hamba adalah sebutan yang
MENCAKUP RUH DAN BADAN. Tidak mungkin ruh dikatakan sebagai hamba.
Dan isra' terjadi
dalam keterjagaan dan bukan merupakan mimpi karena mimpi tidaklah memiliki
kelebihan cukup berarti sebagai i'tibar, karena mimpi bisa terjadi pada semua
orang dan dalam mimpi orang orang melihat banyak hal aneh dan bukan khusus hanya
bagi Nabi Salallahu 'alaihi Wasallam. (Syarah Matan Al Aqidah Ath Thahawiyah).
Sungguh ini adalah
bantahan yang sangat jelas dan tegas kepada orang orang kafir dan tersesat yang
sebagian besar mereka mereka mengatakan bahwa peristiwa isra' dan mi'raj hanya
dengan ruh saja atau dalam mimpi saja.
Wallahu A'lam. (2.740)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar