MANUSIA DURHAKA
SUKA MEMPERTANYAKAN HUKUM ALLAH
Disusun
oleh : Azwir B. Chaniago
Pada
zaman kita ini ternyata semakin banyak jenis manusia yang durhaka. Suka
mempertanyakan tentang perintah dan larangan serta berbagai ketetapan dan hukum
Allah yang diturunkan melalui Rasul-Nya.
Lihatlah
diantara perintah dan larangan berupa ketetapan, peraturan dan hukum yang Allah
turunkan dan dipertanyakan oleh sebagian manusia, seperti :
(1) Kenapa banyak ayat ayat dan kisah kisah dalam al Qur an yang diulang ulang.
(2) Kenapa Allah tidak adil dalam pembagian waris seperti anak laki laki mendapat dua bagian dibanding anak perempuan.
(3) Kenapa aurat laki laki dan aurat perempuan berbeda batasannya.
(4) Kenapa Allah kejam dalam menghukum seperti hukum rajam bagi pezina dan potong tangan bagi pencuri.
(5) Kenapa Allah mewajibkan berpuasa, tidak boleh makan dan minum selama 14 jam sehari, di bulan Ramadhan.
(6) Kenapa wanita kalau bersafar harus bersama mahram.
Sungguh
apa yang mereka pertanyakan itu menunjukkan dengan sangat nyata tentang
kedunguan mereka, kelakuan buruk mereka serta kedurhakaan mereka
yaitu tidak beradab kepada Allah Ta’ala. Na’udzubillahi
min dzaalik.
Bahkan yang lebih celaka lagi adalah mereka yang bukan sekedar bertanya tapi malah punya pikiran dan keinginan yang bathil dan rusak yaitu untuk merevisi al Qur an yang katanya untuk disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Seolah olah mereka dengan akalnya yang pendek lebih tahu dengan kebutuhan zaman. Sungguh Allah Yang Maha Mengetahui.
Orang yang mempertanyakan hukum atau peraturan Allah pada hakikatnya adalah orang yang dungu bahkan durhaka kenapa :
(1) Karena dia lupa bahwa Allah yang menciptakan manusia dan tentu Allah yang Maha Mengetahui aturan aturan terbaik bagi keselamatan manusia di dunia dan di akhirat.
(2) Seolah olah mereka tidak tahu atau lupa bahwa dirinya makhluk (yang diciptakan) dan Allah Ta’ala adalah Khaliq, Maha Pencipta termasuk sebagai pencipta diri mereka, pemberi rizki dan berbagai nikmat buat mereka.
(3) Orang ini mungkin seperti anak kecil yang sedang sakit. Karena tidak mengerti lalu menolak untuk minum obat pada hal obat itu baik baginya.
Ketahuilah bahwa manusialah yang akan ditanya tentang apa yang telah mereka lakukan di bumi. Allah berfirman :
لَا يُسْأَلُ عَمَّا
يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
Dia (Allah) tidak ditanya tentang apa yang dikerjakan tetapi merekalah yang akan ditanya. (Q.S al Anbiyaa’ 23).
Sungguh hukum Allah itu adalah berupa perintah dan larangan. Jika ada perintah maka pasti disitu ada kebaikan, dan jika ada larangan maka pasti disitu ada mudharat bagi manusia. Apa bentuk manfaat dan mudharat itu bisa ada yang sudah diketahui sebagiannya, belum diketahui atau tidak diketahui sama sekali karena keterbatasan ilmu yang ada pada manusia.
وَمَآ
أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Sedangkan kamu diberi pengetahuan yang sedikit. (Q.S al Israa’ 85).
Oleh karena itu seorang mukmin jika berhadapan dengan hukum-hukum Allah maka mereka langsung mengambil posisi sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami patuhi. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam.(2.751).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar