TIDAK
BERLEBIHAN DAN TIDAK MELALAIKAN DALAM
BERAGAMA
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Dalam mengamalkan
Islam ini sebagai agama yang sempurna maka seorang hamba haruslah pada posisi
pertengahan, tidak berlebihan, eksrim atau ghuluw. Ketika berlebihan akan
mendatangkan kesusahan dan ketika lalai akan mendatangkan kerugian.
Salah satu point yang
disebutkan dalam matan Aqidah at Thawawiyah, Ahli Sunnah wal Jamaah adalah :
Dan agama Islam itu adalah (pertengahan) di antara sikap ghuluw dan lalai.
Tentang point ini,
Syaikh Dr. Syalih Fauzan al Fauzan berkata : Islam adalah (agama) tengah tengah
antara sikap ghuluw yaitu berlebihan dan keras, sikap dengan sikap lalai yaitu
acuh tak acuh. Islam adalah tengah tengah yang tidak keras dan tidak lembek.
Kedua sikap (yang saling berseberangan) ini adalah tercela sedangkan SIKAP
TENGAH TENGAH ADALAH KEBAIKAN.
Dan dalam hal ini Syaikh
Fauzan menukil firman Allah Ta'ala yakni surat al Ma-idah ayat 77 :
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ
غَيْرَ الْحَقِّ
Katakanlah : Wahai ahli Kitab. Janganlah kamu berlebih lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu.
Dan juga Sabda
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam :
هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ -قَالَهَا ثَلاَثًا
Binasalah
orang-orang yang memberat beratkan diri. Beliau mengulanginya tiga kali. (H.R Imam Muslim). Dari Kitab Syarah al Aqidah ath
Thahawiyah.
Ketahuilah, ada
satu riwayat tentang tiga orang laki laki yang ingin mengetahui kegiatan
ibadah Nabi di rumah. Mereka tidak bertemu dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam, lantas mereka bertanya kepada Aisyah tentang ibadah
beliau.
Setelah
diberitahukan, mereka merasa ibadah beliau itu hanya sedikit. Mereka
berkata : Dimanakah kedudukan kami dibanding dengan Nabi!? Padahal telah
diampuni dosa-dosa beliau yang lalu maupun yang akan datang.
Maka salah seorang dari mereka berkata : Aku akan shalat malam terus menerus dan tidak akan tidur.
Yang lain berkata : Aku akan puasa terus menerus tanpa berbuka.
Dan yang lain berkata : Aku tidak akan menikah selama-lamanya.
Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi mereka seraya mengatakan :
أَنْتُمُ الَّذِيْنَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ؟ أَمَا
وَاللهِ إِنِّيْ لَأَخْشَاكُمْ لِلهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّيْ أَصُوْمُ
وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ
سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ
Kaliankah yang mengatakan begini dan begini ?. Adapun diriku, demi Allah Azza wa Jalla , aku adalah orang yang paling takut dan paling takwa. kepada-Nya, tetapi aku berpuasa aku juga berbuka, aku shalat dan aku juga tidur serta aku menikahi wanita! Barangsiapa membenci sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku. (Matafaqun ‘alaihi).
Hamba hamba Allah janganlah berlebihan dan jangan pula melalaikan dalam menjalankan agama Islam yang mulia ini.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.714)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar