TAK BAIK
BICARA BERLEBIH LEBIHAN
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Diantara nikmat dari
Allah Ta'ala kepada manusia adalah diberi bibir dan lidah yang bisa digunakan
untuk berbicara. Allah Ta'ala berfirman :
الم نجعل له عينين . و لسانا و شفتين
Bukankah kami telah menjadikan untuknya sepasang mata. Dan lidah dan sepasang bibir ?. (Q.S al Balad 8-9)
Sungguh kita tidak dapat membayangkan bagaimana susah dan sulitnya jika kita tidak bisa berbicara satu sama lain. Ketahuilah bahwa BISA BERBICARA adalah nikmat yang harus digunakan sebagai sarana untuk beribadah dan mencari ridha-Nya. Dengan kata lain janganlah menggunakan suatu nikmat untuk perkara perkara yang Allah Ta'ala tidak ridha.
Sungguh, Rasulullah Salallahu
'alaihi Wasallam telah memberikan banyak petunjuk kepada umatnya dalam
berbicara diantaranya adalah TIDAK BERLEBIHAN DALAM BERBICARA. Beliau Shalallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُوْنَ، قالَهَا
ثَلَاثًا
Binasalah orang yang suka berlebih-lebihan.
Beliau mengatakan tiga kali. (H.R Imam Muslim).
Berkata Imam an Nawawi : Yang
dimaksud ialah orang yang berdalam-dalam, berlebih-lebihan, dan melampaui batas
dalam PERKATAAN DAN PERBUATAN MEREKA. (Syarah Shahih Muslim).
Kemudian dari Abdullah bin Amr bin
'Ash, bahwasanya Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّ
اللهَ يُبْغِضُ الْبَلِيْغَ مِنَ الرجال : الَّذِي يَتَخَلَّلُ بِلِسَانِهِ كَمَا
تَتَخَلَّلُ الْبَقَرَةُ
Sesungguhnya Allah membenci laki
laki yang (berbicara) BERLEBIH LEBIHAN dan laki laki yang mempermainkan
lidahnya ketika berbicara, sebagaimana sapi mempermainkan lidahnya (ketika
sedang makan rumput). H.R Abu Dawud dan at Tirmidzi, dia berkata : Hadits
Hasan.
Tentang hadits ini, Syaikh Salim
bin 'Ied al Hilali berkata :
(1) Makruh bicara dengan suara
parau, dipaksa paksakan dan berpura pura fasih dengan kata kata bersajak.
Dengan pengantar yang dibuat buat sebagaimana yang biasa dilakukan orang orang
yang berlagak mampu berbicara fasih dan manis. Semua itu adalah kepura puraan
yang tercela. Demikian pula mempergunakan bahas yang rumit dan bahasa asing
ketika berbicara dengan orang awam.
(2) Berbicara dengan dipaksa
paksakan dan berlebih lebihan adalah penyebab kemurkaan Allah Ta'ala kepada
pelakunya dan menyebabkan dia tidak mendapat pertolongan Allah, menjadi hina
dan bernasib buruk. Berdasarkan hal ini maka larangan tersebut menunjukkan
hukum haram.
(3) Seyogyanya seorang muslim
tetap pada karakter dan tabiat aslinya dalam berbicara, tanpa menampakkan
kefasihannya, logat atau dialeknya dan keindahan sastra bahasanya. (Syarah
Riyadush Shalihin, sedikit diringkas).
Selain itu, ketahuilah bahwa
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan pula tentang orang
orang yang banyak bicara, bermulut besar dan angkuh dalam berbicara. Rasulullah
Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :
Sesungguhnya orang paling aku
cintai di antara kalian dan paling dekat denganku duduknya pada hari Kiamat
adalah orang paling baik akhlaknya. Sesungguhnya orang yang paling aku benci di
antara kalian dan paling jauh duduknya dariku pada hari Kiamat kelak adalah
orang yang BANYAK BICARA, orang yang bermulut besar dan orang yang berbicara
dengan angkuh. (Hadis Hasan diriwayatkan oleh at Tirmidzi).
Ketahuilah bahwa : Islam adalah
agama yang mengajarkan kesederhanaan dan keseimbangan DALAM UCAPAN DAN
PERBUATAN. (Syarah Riyadush Shalihin, Syaikh Salim al Hilali). Wallahu A'lam.
(2.708).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar