HAMBA ALLAH
MESTI MENJAGA DATANGNYA WAKTU SHALAT
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh, shalat fardhu adalah rukun Islam kedua
setelah syahadatain. Disebutkan pula bahwa shalat adalah tiang agama. Ketahuilah bahwa agama hanya akan berdiri kokoh dengan
shalat karena shalat adalah tiang dan pokok perkara dalam Islam. Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ
الصَّلاَةُ
Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat. (H.R at Tirmidzi dan Ibnu Majah. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini Hasan).
Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan bahwa
shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya :
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا
مَوْقُوتًا
Sungguh, shalat itu adalah kewajiban DITENTUKAN
WAKTUNYA atas orang orang beriman. (Q.S an Nisa’ 103).
Ketahuilah
bahwa salah satu ibadah yang DICINTAI ALLAH TA'ALA adalah shalat PADA WAKTUNYA.
Dalam hal ini Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjawab pertanyaan Ibnu
Mas’ud :
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ ﷺ
أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ
ثُمَّ أَيٌّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ
Dari Ibnu Mas’ud, aku bertanya kepada Rasulullah
Salallahu ‘alaihi Wasallam : Amalan apakah yang paling dicintai Allah ?.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjawab
: Mengerjakan shalat pada waktunya. Aku bertanya : Kemudian
apa ?. Beliau menjawab : Kemudian berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya
: Kemudian apa ?. Beliau menjawab, kemudian jihad di jalan Allah. (H.R Imam
Bukhari dan Imam Muslim).
Oleh karena itu seorang hamba jangan pernah melalaikan shalat. Hamba hamba Allah hendaklah sungguh sungguh menjaga datangnya waktu shalat agar jangan sampai melalaikannya. Sungguh sangat berat ancaman Allah Ta'ala terhadap orang yang melalaikan shalat. Allah Ta’ala memberi cap dengan CELAKA, sebagaimana firman-Nya :
الَّذِينَ
هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ
Maka CELAKALAH ORANG YANG SHALAT. (yaitu) ORANG ORANG YANG LALAI terhadap shalatnya. (Q.S al Ma’un 4-5).
Syaikh as Sa’di berkata : “Maka celakalah (bagi) orang orang yang shalat” yaitu orang orang (terbiasa, konsisten) menegakkan shalat, tapi mereka adalah “orang yang lalai terhadap shalatnya”. YAITU MENYIA NYIAKANNYA. Tidak shalat hingga waktunya berlalu dan tidak memenuhi rukun rukunnya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin mengatakan bahwa salah satu makna MELALAIKAN SHALAT dalam ayat ini adalah : TIDAK MELAKSANAKAN SHALAT DI AWAL WAKTU. (Tafsir Juz ‘Amma)
Sebagai penutup tulisan ini, dinukil satu hadits dari Anas bin Malik bahwa yang terbiasa melalaikan shalat dari waktunya adalah orang orang orang munafik.
تلك
صلاة المنافق يجلس يرقب الشمس حتى إذا كانت بين قرنى الشيطان قام فنقرها أربعا لا
يذكر الله فيها إلا قليلا
Ini adalah shalat orang munafik. Ia duduk sampai matahari terbenam di antara dua tanduk syaithan. Lalu ia mengerjakan shalat 'Ashar empat raka'at. Ia hanya mengingat Allah dalam waktu yang sedikit. (H.R Imam Muslim).
Oleh karena itu, hamba hamba Allah tetaplah menjaga datangnya waktu shalat agar senantiasa BISA SHALAT DI AWAL WAKTU sebagaimana yang disyariatkan Wallahu A'lam. (2.710).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar