SIAPKAN AMAL
YANG PAHALANYA MENGALIR TERUS SETELAH WAFAT
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan dia akan diwafatkan. Bahkan ketika Allah Ta'ala berkehendak mewafatkan seseorang maka tak bisa ditunda atau dimajukan barang sesaatpun. Allah Ta'ala berfirman :
وَلَنْ
يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا ۚ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Munafiqun 11).
Oleh karena itu hamba hamba Allah semestinya tetap mempersiapkan bekal berupa IMAN DAN AMAL SHALIH menunggu ajal yang tidak diketahui kapan datangnya. Sungguh kesempatan melakukan amal shalih bagi setiap hamba hakikatnya adalah HANYA KETIKA MASIH HIDUP DI DUNIA.
Akan tetapi, sungguh Allah Ta'ala Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah Ta'ala melalui Rasul-Nya memberi kesempatan kepada hamba hamba-Nya untuk bisa memetik atau menikmati manfaat dari amal shalih yang dilakukannya di dunia MESKIPUN DIA SUDAH WAFAT. Inilah yang dalam bahasa syariat disebut sebagai amal jariah atau amal ibadah yang pahalanya mengalir terus.
Amal yang pahala yang
mengalir terus ini sangatlah banyak macam dan bentuknya. Diantaranya
sebagaimana dijelaskan Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam dalam sabda beliau
:
Pertama : Riwayat Imam
Muslim. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ
جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali
tiga perkara : sedekah jariah atau ilmu yang bermanfaat (yang dia ajarkan) atau
anak shalih yang mendoakannya.
Kedua : Riwayat Ibnu
Majah dan al Baihaqi. Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ
وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا
تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ
السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ
مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah : (1) Ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan. (2) Anak shalih yang ia tinggalkan. (3) Mushaf al Qur’an yang ia wariskan.
(4) Masjid yang ia bangun. (5) Rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun. (6) Sungai yang ia alirkan. (7) Sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup. Semua itu akan dikaitkan dengannya setelah ia mati. (Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Oleh karena itu, hamba hamba Allah hendaknya berusaha pula untuk melakukan amal shalih di dunia yang pahalanya mengalir terus meskipun dia sudah wafat. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.691)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar