HAMBA ALLAH
TAKUT DENGAN BURUKNYA AMAL PENUTUP HIDUP
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Keselamatan dan
kehidupan yang baik di dunia dan di akhirat kelak akan mendatangi setiap hamba
Allah yang bersungguh sungguh melakukan amal shalih sebagaimana yang
disyariatkan dan dengan dilandasi iman. Allah Ta'ala berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ
مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم
بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang beramal shalih, laki laki atau
perempuan sedangkan dia beriman, akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri
balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan. (Q.S an Nahal 97).
Imam Ibnu Katsir berkata : Inilah janji dari Allah
Ta’ala bagi orang yang mengerjakan amal shalih, yaitu amal yang mengikuti al
Qur an dan as Sunnah, baik laki laki maupun wanita yang hatinya beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya.
Amal yang
diperintahkan itu telah disyariatkan dari sisi Allah, yaitu Dia akan memberinya
kehidupan yang baik di dunia dan memberikan balasan di akhirat kelak
dengan balasan yang lebih baik dari pada apa yang telah dikerjakannya. (Tafsir
Ibnu Katsir).
Ketahuilah bahwa dalam melakukan amal shalih seorang hamba bisa terganggu dengan hawa nafsu yang cenderung kepada keburukan dan juga syaithan yang ingin menyesatkan. Allah Ta’ala berfirman :
وَيُرِيدُ
الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلالا بَعِيدًا
Dan syaithan itu bermaksud menyesatkan mereka (manusia, dengan) kesesatan yang sejauh jauhnya. (Q.S an Nisa’ 60).
Selanjutnya ketahuilah bahwa setiap hamba haruslah terus menerus melakukan amal shalih yang diperintahkan kepadanya. Sungguh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa amal amal seseorang tergantung pada amal amal penutup hidupnya.
Dari Sahl bin Sa’di, bahwa Rasulullah Salallahu 'alaih
Wasallam bersabda :
وَإِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
Sesungguhnya
amal perbuatan seseorang adalah tergantung penutupnya. (H.R Imam Bukhari).
Al Imam az Zarqani mengatakan bahwa amalan
akhir manusia itulah yang jadi penentu dan atas amalan itulah akan dibalas.
Siapa yang beramal buruk lalu beralih beramal baik, maka ia dinilai sebagai orang
yang bertaubat. Sebaliknya, siapa yang berpindah dari iman menjadi kufur, maka
ia dianggap murtad.
(Syarh al Muwatha').
Syaikh Dr. Shalih Fauzan al Fauzan berkata : Amal perbuatan tergantung pada amal amal penutup, artinya seseorang TIDAK BOLEH TERTIPU DENGAN AMALNYA sekalipun dia seorang yang shalih. Dia harus takut dengan buruknya penutup amal. Akan tetapi diantara (bentuk) kasih sayang Allah Ta'ala terhadap hamba hamba-Nya adalah bahwasanya BARANGSIAPA YANG HIDUP DALAM KEBAIKAN MAKA HIDUPNYA AKAN DITUTUP DENGAN KEBAIKAN.
Sebaliknya barangsiapa yang hidup bergelimang dosa dan kejahatan maka hidupnya akan ditutup dengan keburukan. Maka manusia harus senantiasa beramal dan melakukan sebab sebab (yang mengantarkan kepada kebaikan) dan selanjutnya adalah BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH TA'ALA.
Ada sebagian orang berkata : Saya akan bertaubat sebelum saya mati. Kami katakan kepadanya : TAHUKAH ANDA JAPAN ANDA AKAN MATI ?. Mungkin engkau mati sesaat lagi, sehingga engkau tidak mungkin bisa bertaubat. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa engkau TIDAK TAHU APAKAH TAUBATMU DITERIMA ATAU TIDAK ?, karena taubat yang diterima memiliki beberapa syarat. (Dari Penjelasan Ringkas Matan al Aqidah ath Thahawiyah, dengan diringkas, insya Allah dengan tidak mengurangi makna).
Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah terus menerus melakukan amal amal shalih dengan dilandasi iman sampai akhir hayat sehingga dijauhkan dari akhir kehidupan yang buruk. Dan kita bermohon kepada Allah agar diwafatkan dalam penutup hidup yang baik. Adapun diantara doa yang ma'tsur diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam adalah :
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ.
Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu.” (H.R ath Thabarani).
Wallahu A'lam. (2.705).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar