RUGI BESAR
ORANG YANG MENGUNGKIT UNGKIT KEBAIKANNYA
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Sungguh Allah Ta’ala memerintahkan untuk berbuat baik
kepada manusia. Diantaranya disebutkan dalam firman-Nya :
وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ
Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
ALLAH TELAH BERBUAT BAIK KEPADAMU. (Q.S al Qashash 77).
Sungguh Allah Ta’ala mencintai orang orang yang
berbuat baik. Allah Ta’ala berfirman :
فَـَٔاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنْيَا وَحُسْنَ
ثَوَابِ ٱلْءَاخِرَةِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala
yang baik di akhirat. Dan ALLAH MENCINTAI ORANG ORANG YANG BERBUAT
BAIK. (Q.S Ali Imran 148).
Sungguh, Allah Ta’ala akan tidak akan menyia nyiakan
perbuatan baik setiap hamba sebagaimana firman-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا
Sungguh, mereka yang beriman dan beramal shalih, Kami
benar benar TIDAK AKAN MENYIA NYIAKAN pahala orang yang mengerjakan perbuatan
yang baik itu. (Q.S al Kahfi 30).
Bahkan Allah
Ta’ala akan memberikan ganti kebaikan dengan berlipat ganda. Allah Ta'ala
berfirman :
وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا ۚ إِنَّ اللَّهَ
غَفُورٌ شَكُورٌ
Barangsiapa
mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh Allah Maha
Pengampun, Maha Mensyukuri”.(Q.S asy Syuuraa 23).
Selain itu, Allah Ta’ala berjanji akan memberi balasan
perbuatan sebesar zarrah, sebagaimana firman-Nya :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
Barangsiapa
yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan melihat
(balasan) nya.
Tetapi ketahuilah wahai saudaraku yang suka berbuat
baik. Sungguh Allah Ta'ala melarang hamba hamba-Nya untuk mengungkit ungkit
pemberiannya. Allah Ta’ala berfirman :
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ ثُمَّ لا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنّاً وَلا أَذىً لَهُمْ أَجْرُهُمْ
عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S al Baqarah 262)
Allah Ta'ala mengingatkan bahwa menyebut nyebut sedekah merusak nilai pahalanya yaitu sebagaimana firman-Nya :
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ
Wahai oran orang beriman !. Janganlah KAMU MERUSAK sedekahmu dengan menyebut nyebutnya. (Q.S al Baqarah 264)
Diriwayatkan dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا
يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Tiga golongan manusia yang Allah tidak akan mengajak mereka bicara pada hari kiamat, tidak melihat mereka, tidak mensucikan dosanya dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih.
Abu Dzar berkata lagi : Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengulanginya
sampai tiga kali. Abu Dzar berkata : Mereka
gagal dan rugi, siapakah mereka wahai Rasulullah ?. Beliau shallallahu
‘alaihi Wasallam menjawab :
الْمُسْبِلُ،
وَالْمَنَّانُ، وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ
Orang yang melakukan isbal
(memanjangkan sarungnya sampai melebihi mata kaki, peny.), orang yang suka
mengungkit-ungkit pemberian, dan orang yang (berusaha) membuat laku barang
dagangan dengan sumpah palsu. (H.R Imam Muslim).
Rasulullah Salallahu 'alaihi
Wasallam bersabda :
ثلَاَثَةٌ لَايَقْبَلُ اللهُ مِنْهُمْ صَرْفًا ، وَلَا عَدْلَا
، عَاقٌّ ، وَمَنَانٌ ، وَمُكَذِبٌ بِالْقَدَرِ
Ada tiga golongan manusia yang
tidak AKAN ALLAH TERIMA AMALAN WAJIB DAN AMALAN SUNNAH MEREKA yaitu orang yang
durhaka kepada kedua orang tua, orang yang suka MENGUNGKIT UNGKIT KEBAIKAN dan
orang yang mendustakan takdir. (H.R Ibnu Abi Ashim, sebagaimana disebut dalam
al Kaba'ir).
Syaikh Muhammad bin Shalih al
Utsaimin berkata : Hal ini dikarenakan jika ada seseorang memberikan sesuatu
kepada orang lain. Jika dalam bentuk sedekah maka ikhlaskanlah karena Allah
Ta'ala. Jika bentuknya kebaikan maka kebaikan memang adalah sesuatu yang harus
dilakukan.
Jika demikian adanya maka ia tidak
boleh menyebut nyebut sedekahnya seperti dengan mengatakan : Aku telah
memberimu sesuatu !. Aku telah memberimu sebuah barang !.
Diucapkan secara langsung
dihadapannya maupun secara tidak lansung. Contohnya ia mengatakannya dihadapan
orang lain : Aku telah memberi si Fulan sebuah barang !, dengan maksud untuk
menyebut nyebut pemberian atau sedekahnya. (Syarah al Kabair).
Ketahuilah bahwa Imam adz
Dzahabi menyebutkan bahwa : MENGUNGKIT NGUNGKIT KEBAIKAN ADALAH TERMASUK DALAM
SATU DOSA BESAR. (Kitab al Kaba'ir)
Sungguh hamba hamba Allah
SANGAT DIANJURKAN UNTUK BEBUAT BAIK. Namun demikian tetap menjaga diri untuk
tidak mengungkit ungkitnya sehingga terjaga keikhlasan agar kebaikan itu
bernilai di sisi Allah Ta'ala. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A'lam. (2.678).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar