MENGHARAPKAN
PERNIAGAAN YANG TIDAK MERUGI
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Dalam berbisnis atau
berniaga di dunia ini tentu tak ada orang yang ingin merugi. Semua berharap
dapat keuntungan. Namun demikian perniagaan di dunia akan berada pada kisaran
UNTUNG, RUGI DAN PULANG MODAL. Tetapi semua itu berkaitan dengan perkara atau
harta dunia.
Lalu bagaimana dengan
perniagaan untuk mendapatkan keuntungan akhirat. Dalam perkara ini, setiap
hamba betul betul berharap perniagaan yang tidak merugi. Kalau urusan akhirat
mendatangkan kerugian maka itu akan berbuah kepada kesengsaraan.
Sungguh Allah Ta'ala
telah memberi petunjuk salah satu diantara perniagaan akhirat yang tidak akan merugi yaitu bagi orang orang
orang yang : (1) Selalu membaca al Qur an. (2) Senantiasa mendirikan shalat.
(3) Menafkahkan sebagian rizki yang diperolehnya. Allah
Ta’ala menjelaskan perkara ini dalam firman-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا
الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ
تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ
لِيُوَفِّيَهُمْ
أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌ شَكُورٌ
Sesungguhnya orang orang yang selalu membaca Kitab Allah (al Qur an) dan
mendirikan shalat dan menginfakkan sebagaian rizki yang Kami anugerahkan
kepadanya dengan diam diam dan terang terang terangan. Mereka itu mengharapkan
perdagangan yang tidak akan rugi.
Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan
menambah karunia-Nya. Sungguh Allah Maha Pengampun dan Maha Mensyukuri. (Q.S
Fathir 29-30).
Syaikh as Sa’di berkata : “Selalu membaca
kitab Allah”. Maksudnya, mengkaji perintah perintahnya dan mereka
mengerjakannya. Dan terhadap larangan larangan lalu meninggalkannya.
Terhadap berita beritanya lalu mereka membenarkan dan meyakininya serta mereka
tidak mengutamakan apa apa yang bertentangan dengannya dari pendapat manusia.
Dan mereka pun membaca lafazh lafazhnya dengan mempelajarinya, membaca artinya
dengan menghayati dan menyimpulkannya.
Kemudian tentang shalat secara umum yang merupakan
tiang agama, cahaya bagi kaum muslimin, standar keimanan dan tanda ketulusan
dalam ber-Islam. Allah Ta’ala secara khusus tentang pemberian nafkah kepada
kaum kerabat, orang orang miskin dan anak anak yatim dan yang lainnya. (Tafsir
Taisir Karimir Rahman)
Selain itu Allah Ta'ala juga menjelaskan tentang perniagaan yang BETUL BETUL SANGAT BESAR KEUNTUNGANNYA yaitu sebagaimana firman-Nya :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ
عَذَابٍ أَلِيمٍ
تُؤْمِنُونَ
بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ
وَأَنْفُسِكُمْ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Wahai
orang orang yang beriman !. Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang
dapat menyelamatkan kamu dari adzab yang pedih ?. (Yaitu) kamu beriman kepada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan
jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Q.S ash Shaff
10).
Tentang ayat ini Syaikh as Sa’di berkata : Ini adalah wasiat, petunjuk dan arahan dari Allah Ta’ala Yang Maha Pemurah terhadap hamba hamba-Nya yang beriman KEPADA BISNIS ATAU PERNIAGAAN TERBESAR, tuntunan paling luhur dan tujuan paling tinggi, yang jika didapat akan menyelamatkan dari adzab yang pedih dan mendapatkan kenikmatan abadi. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.661)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar