TAK BAIK
MENYEBARKAN BERITA QIILA WA QAALA
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Setelah terjadi kemajuan sarana informasi dan
komunikasi yang hebat seperti sekarang ini maka untuk mendapatkan berbagai
berita berupa lisan maupun tulisan SANGATLAH MUDAH. Perhatikanlah, setiap
waktu, kapan dan dimana saja, begitu kita membuka laptop, smartphone, dan yang semacamnya lalu di-klik satu atau
dua tombol maka muncullah berbagai berita atau informasi.
Satu hal yang pasti adalah bahwa TIDAKLAH SEMUA berita atau informasi itu
mengandung kebenaran. Banyak diantaranya yang tak layak dipercaya. Cuma qiila wa qaala, testimoni de
auditu, jerene tur jarena, kata orang orang, radio lutut, kabar burung, kabar
angin dan berbagai istilah yang menggambarkan bahwa sebagian berita itu
dusta. Tak jelas sumbernya.
Sungguh Allah Ta’ala membenci kabar burung atau qiila wa qaala,
yaitu sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam
:
وَكَرِهَ لَكُمْ قِيْلَ وَ قَالَ
(Dan
Allah Ta’ala) membenci bila kalian qiila wa qaala (H.R. Imam Muslim).
Ketahuilah bahwa qiila wa qaala adalah
menyebarkan suatu berita hanya berlandaskan pada KATANYA tanpa lebih dahulu
mengetahui dan mengecek sumber serta kebenaran beritanya. Ini adalah peringatan
keras bagi setiap muslim terlebih lagi
di zaman modern seperti sekarang ini dimana setiap berita dapat menyebar
begitu cepat melalui berbagai media sosial dan sarana komunikasi. (Syarah Kitabul
Jami’).
Dengan demikian maka hamba hamba Allah
haruslah memiliki kehatian hatian ekstra dalam menyebarkan suatu berita karena
besar kemungkinan hanya qiila wa qaala. Paling tidak ada dua hal yang perlu
menjadi perhatian kita sebelum menyampaikan atau re share suatu berita :
Pertama
: Periksa dan cari informasi tentang kebenaran berita tersebut. Pastikan sumbernya
dari orang orang yang amanah. Kalau tidak jelas maka pelihara diri untuk tidak
menyebarkannya. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ
جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ
فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Wahai orang orang yang beriman !. Jika
seseorang yang fasik datang kepadamu membawa berita maka telitilah kebenarannya
agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan) yang
akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu. (Q.S al Hujurat 6).
Kedua
: Pertimbangkan, apakah dengan re share berita tersebut akan memberi manfaat bagi diri dan orang lain. Jangan jangan sebaliknya. Bukankah
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua, dalam
sabda beliau :
بِءْسَ مَطِيّةُ الرِجَلِ زَعَمُوا
Sungguh buruk (seburuk buruk) tunggangan
seseorang adalah perkataan menduga duga. (H.R Abu Dawud).
Maksudnya adalah seseorang menukil suatu
berita namun tak jelas sumbernya. Dia sekedar mengatakan : Katanya begini,
menurut dugaan begini.
Ketahuilah bahwa jika seseorang menyebarkan
setiap berita yang tidak jelas sumbernya yang bisa jadi berisi kedustaan,
ghibah, namimah, menghasud, menakut
nakuti dan mendatangkan kegelisahan maka dia termasuk menyebarkan sesuatu yang
mendatangkan keburukan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah
mengingatkan :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّم: كَفَى بِالْمَرْءِ كَذَبًا أَنْ يَحْدُثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Cukuplah seorang (dikatakan)
berbohong jika dia menyampaikan seluruh apa yang dia dengar. (H.R Imam Muslim)
Seseorang
disebut melakukan kebohongan jika ia menyampaikan semua yang telah ia
dengarkan, tanpa memastikan kebenarannya. Karena biasanya, ia akan mendengar
berita yang jujur atau bohong. Jika ia menyampaikan semua yang ia dengar
maka tentu ia tidak akan terhindar dari kebohongan.(Faidhul Qadir).
Ketahuilah
bahwa di zaman ini ada banyak orang yang mencari harta dengan bekerja sebagai
pembuat dan pengedar berita berita bohong atau hoax sesuai kepentingan dan
pesanan dari pihak atau kelompok tertentu. Sungguh inilah seburuk buruk
pekerjaan dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yaitu dengan
berbuat buruk kepada orang lain.
Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah
menahan diri untuk TIDAK IKUT MENYEBARKAN
berita berita yang tidak jelas sumbernya dan hanya sekedar qiila wa
qaala ataupun berita berita yang tidak mendatangkan manfaat.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (2.004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar