BANYAK CARA AGAR BISA BANGUN UNTUK SHALAT LAIL
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu
cara untuk menjadi orang shalih adalah dengan shalat malam karena shalat itu
adalah kebiasaan orang orang shalih yang selalu ingin mendekatkan diri kepada
Alla Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ
فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ
إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ،
وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ
Hendaklah kalian mengerjakan shalat malam,
karena itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri
kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah
penyakit dari badan. (H.R. Imam Ahmad, at Tirmidzi dan al Hakim).
Sungguh merugi orang orang yang melalaikan shalat lail karena shalat lail
adalah shalat paling afdhal setelah
shalat fardhu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda :
أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ
صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.
Shalat
yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam
hari. (H.R Imam Muslim)
Alhamdulilah, sungguh sangatlah banyak diantara umat Islam yang ingin
melakukan shalat malam. Amat banyak pula diantaranya yang sudah istiqamah atau kontinyu
melakukannya. Ada yang baru sekedar ingin tapi belum bisa melaksanakan karena
sulit bangun sebelum fajar atau di sepertiga malam terakhir.
Ketahuilah ada banyak cara yang dapat dilakukan seorang hamba agar senantiasa
bisa bangun untuk shalat malam, diantaranya :
Pertama : Berniat sungguh sungguh dan memohon
pertolongan Allah Ta’ala.
Ketika seorang hamba berniat sungguh dan
memohon pertolongan Allah Ta’ala akan mudah baginya untuk bangun sebelum fajar.
Terkadang dengan menyalakan alarm belum tentu bisa terbangun untuk
shalat. Tetapi dengan sungguh sungguh
memohon pertolongan Allah Ta’ala maka semuanya akan mudah bahkan sangat mudah. Yakinlah.
Kedua : Berusaha tidur di awal waktu agar
cukup istirahat.
Tidur di awal waktu adalah salah satu
kebiasaan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam jika beliau tidak ada urusan
yang penting. Satu hadits dari Abu
Barzah menyebutkan :
أنَّ رسولَ الله – صلى الله
عليه وسلم – كان يكرهُ النَّومَ قَبْلَ العِشَاءِ والحَديثَ بَعْدَهَا
Bahwasanya Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam
tidak suka tidur sebelum shalat Isya dan berbincang bincang sesudahnya (H.R
Imam Bukhari dan Muslim).
Ketiga : Mengamalkan adab adab tidur.
Syaikh Abdul Aziz as Syayyid Nada dalam Kitab Ensiklopedi Adab Islam
menjelaskan 37 macam adab tidur. Diantaranya adalah tidur dalam keadaan suci
atau berwudhu, memulai tidur dengan miring ke kanan, membaca doa dan dzikir
sebelum tidur, membaca beberapa ayat al Qur an seperti al Ikhlas, al Falaq dan
an Naas. Juga ayat Kursi dan yang lainnya sebagaimana yang disyariatkan.
Ketika seseorang memulai tidur dengan
mengamalkan adab tidur maka dia bisa tidur dengan nyaman, tak diganggu
syaithan. Dengan demikian ringan baginya untuk bangun lebih awal sehingga ada
waktu untuk melakukan shalat lail.
Nah, ketika suatu waktu seseorang terlambat
tidur, maka dengan mengamalkan adab tidur yang disyariatkan maka tidurnya
menjadi berkualitas. Meskipun jam atau lama tidurnya sedikit berkurang dari biasa, dia
akan tetap bisa bangun lebih awal. Ketahuilah bahwa hakikat tidur bukan terkait
langsung dengan LAMANYA TIDUR tapi lebih ditentukan oleh KUALITAS TIDUR.
Keempat : Menghindari dosa dan maksiat.
Sungguh dosa dan maksiat yang dilakukan
seseorang adalah salah satu penghambat dirinya melakukan ketaatan. Oleh karena
itu ketika seorang hamba ingin langgeng dalam shalat lailnya maka haruslah dia
menjaga diri dari perbuatan dosa, termasuk dosa dosa kecil.
Imam Ibnul Qayyim berkata : Maksiat
menyebabkan kehampaan hati dari (beribadah) mengingat Allah Ta’ala. Banyak
sekali KETAATAN TERPUTUS KARENA DOSA. Padahal satu ketaatan lebih baik daripada
dunia beserta isinya. (Ad Daa’ wad Dawaa’).
Seorang lelaki bertanya kepada Ibrahim bin
Adham : Sungguh, aku tidak mampu melakukan
shalat malam, maka berilah aku resep obatnya ?. Ibrahim bin Adham, semoga Allah
merahmatinya, berkata : Janganlah kamu bermaksiat kepada-Nya di siang hari. Hal
itu (yakni, tidak bermaksiat kepada-Nya di siang hari) akan membangunkan kamu
untuk berdiri di hadapan-Nya di malam hari.
Karena sesungguhnya berdirinya kamu di
hadapan-Nya di malam hari termasuk kemuliaan yang paling agung. Sedangkan
pelaku maksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan tersebut. (Muhammad bin
Shalih al-Munajjid, Fatawa al Islam Su-al wa Jawab). Sumber al Sofwa Channel.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (2.009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar