BERLEBIHAN MENGEJAR HARTA DUNIA BISA LUPA
AKHIRAT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Imam Ibnul Qayyim mengingat bahwa tak ada
kenyamanan bagi para pencinta dunia. Beliau berkata : Pencinta dunia tidak akan
terlepas dari tiga hal yaitu : (1) Kesedihan atau kegelisahan yang terus
menerus. (2) Keletihan yang berkelanjutan dan
(3) Penyesalan yang tak ada habisnya. (Ighatsatul Lahfan).
Dan ternyata di zaman ini memang ada sebagian
manusia yang dengan susah payah terus menerus mengejar harta dunia. Bekerja
keras mencarinya dari pagi sampai tengah malam tetapi ternyata belum tentu memperoleh
semua keinginannya.
Ketahuilah harta
yang banyak memang terlihat indah dalam pandangan manusia. Allah Ta’ala
berfirman :
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ
مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ
مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah
pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang diinginkan. Yaitu
wanita, anak anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali
yang baik (surga). Q.S Ali Imran
14.
Sungguh manusia pencinta harta tak bisa puas
dengan apa yang sudah diperolehnya. Terus bersusah payah mencari tambahannya.
Bahkan sebagian manusia TAK PEDULI HALAL HARAM DALAM MENDAPATKANNYA,
Na’udzubillah min dzaalik.
Benar apa yang diperingatkan Rasulullah Salallahu
‘alaihi Wasallam, dalam sabda beliau, dari Ibnu Abbas, ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَوْ
أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ،
وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
Seandainya seorang anak Adam
memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama
sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah
mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat. (Mutafaqun
‘alaihi).
Ketahuilah
bahwa ketika seseorang terus menerus atau berlebihan mengejar harta dunia dan
segala perhiasannya maka SANGAT MUNGKIN mereka akan lalai dengan akhiratnya.
Lalai beribadah karena kekuatan badan dan fikirannya sudah terkuras untuk
mengejar harta dunia. Yang lebih parah lagi adalah ketika seseorang lupa dengan
akhiratnya karena tenggelam dalam memikirkan dan mengurus harta dunia.
Padahal Allah Ta’ala telah mengingatkan
bahwa akhirat itu jauh lebih utama atau tak mungkin
dibanding dengan dunia yang fana bahkan fatamorgana. Allah Ta’ala berfirman :
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ
الْأُولَىٰ
Dan sungguh
yang kemudian itu lebih baik bagimu dari pada yang permulaan (Q.S ad Duhaa 4).
Allah Ta’ala berfirman :
وَمَا الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ
يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan tidaklah kehidupan dunia
kecuali hanyalah permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh negeri akhirat
itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah kalian tidak mau berpikir
?. (QS. Al-An’am: 32).
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As
Sa’di rahimahullah menjelaskan tentang hakikat kehidupan dunia dan
akhirat. Hakikat kehidupan dunia adalah sekadar permainan dan senda gurau,
permainan dengan anggota badan dan senda gurau dalam masalah hati . Hati akan
menjadi bingung dan bimbang karena dunia. Jiwa pun akan berusaha memiliki
sesuatu yang dicintai serta memiliki keinginan yang kuat di dalamnya. Akhirnya
akan menyebabkan seorang hamba sibuk dengan dunia SEPERTI ANAK ANAK YANG SIBUK
DENGAN MAINANNYA. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Ketahuilah bahwa jika seseorang berlebihan
mengejar harta dunia maka BISA JADI DIA ADALAH BUDAK HARTANYA. Sebagai budak,
maka hartanya yang menetapkan apa apa yang akan dia lakukan. Sungguh merugi
orang ini. Rasulullah telah mengingatkan mencela budak harta. Beliau bersabda :
تَعِسَ عَبْدُ الدِّيْنَارِ
تَعِسَ عَبْدُ الدِّرْهَمِ، تَعِسَ عَبْدُ الْخَمِيْصَةِ تَعِسَ عَبْدُ
الْخَمِيْلَةِ
Celakalah budak dinar (uang emas), celakalah
budak dirham (uang perak), celakalah budak khamishah (pakaian yang dari
wol ataupun sutera) dan celakalah budak khamilah (ranjang yang empuk).
H.R Imam Bukhari.
Oleh karena itu janganlah berlebihan mengejar harta dunia sehingga bisa MERUSAK IMAN DAN MELALAIKAN AMAL SHALIH YAITU BEKAL UNTUK KEMBALI KE NEGERI AKHIRAT. Inilah
yang paling utama untuk dipikirkan dan dilakukan.
Insya Allah ada manfaatnya
bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.701)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar