AMALAN SUNNAH BERNILAI KALAU
AMALAN WAJIB DITUNAIKAN
Dalam syariat, umatnya diminta untuk melakukan berbagai
amalan sebagai cara mendekatkan diri kepada-Nya. Amalan itu ada yang wajib dan
ada pula yang sunnah atau tidak wajib.
Kita mengetahui bahwa ada shalat wajib lima kali sehari dan
ada shalat sunnah sangatlah banyak jenisnya. Puasa wajib adalah sebulan penuh
di bulan Ramadhan dan ada puasa sunnah yang juga banyak jenisnya. Berzakat
adalah wajib dan disyariatkan pula ada infak dan sedekah. Diantara keutamaan amalan sunnah adalah :
Pertama : Mendatangkan
kecintaan Allah Ta’ala.
Sebagai hamba Allah,
sungguh kita sangat mendambakan kecintaan Allah Ta’ala. Diantara cara untuk
mendapatkannya adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala melalui amalan
amalan sunnah. Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi :
وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِيْ
بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ
يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ.
Dan tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan
sesuatu yang paling Aku cintai daripada kewajiban
yang Aku bebankan kepadanya. Dan
senantiasa (terus menerus, istiqamah)
hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan AMALAN AMALAN SUNNAH hingga Aku
mencintainya. (H.R Imam Bukhari).
Kedua : Menutup kekurangan amalan wajib.
Perhatikanlah, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ
أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ
الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ
انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً
كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا
هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا
لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ
Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari
kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya
dan Dia-lah yang lebih tahu, “Lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya
sempurna ataukah tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya
pahala yang sempurna.
Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan, maka Allah
berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku
memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah kekurangan yang
ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya. Kemudian amalan lainnya akan
diperlakukan seperti ini. (H.R Abu Daud no. 864, Ibnu Majah no. 1426,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
Namun demikian meskipun
amalan sunnah memang mendatangkan banyak kebaikan bagi yang
mengamalkannya tapi ketahuilah bahwa AMALAN SUNNAH TAK BERNILAI JIKA AMALAN WAJIB DIABAIKAN.
Abu Bakar ash Shiddiq pernah berwasiat kepada Umar bin
Khaththab : Sesungguhnya Allah tidak akan menerima ibadah sunnah kecuali
apabila amalan wajib telah ditunaikan.
Syakhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : Oleh karena itu wajib
bertaqarrub kepada Allah dengan amalan amalan yang fardhu sebelum menjalankan amalan yang sunnah.
Mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan amalan yang sunnah terhitung
sebagai ibadah jika amalan yang fardhu sudah dikerjakan. (Majmu’ al Fatawa).
Jadi seorang
beriman haruslah sepenuhnya melakukan amalan wajib sebelum melakukan amalan
amalan sunnah agar amalan sunnahnya bernilai di sisi Allah Ta’ala. Insya Allah
ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu a’lam (1.680)
test
BalasHapus