PERBUATAN YANG AKAN MENGHAPUS AMAL SHALIH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Ketika seseorang memiliki harta
seperti rumah, mobil dan yang lainnya tentu dia akan berusaha menjaganya sebaik
mungkin. Itu tentu tidak salah karena memang demikianlah seharusnya agar bisa
dimanfaatkan ketika dibutuhkan. Cuma terkadang ada sebagian orang yang
memelihara dan menjaga hartanya dengan cara agak berlebihan.
Misalkan seseorang memiliki mobil
bagus, mewah dan mahal maka ketika kembali ke rumah dari suatu keperluan, mobil
itu segera dimasukkan ke garasi. Lalu dilakukan pengamanan berlapis. (1)
Dipasang kunci stir pengamanan anti maling. (2) Diaktifkan kunci rahasia anti
starter. (3) Pintu mobil dikunci dengan remote sekali gus alarmnya terpasang.
(4) Selanjutnya, semua pintu mobil ditarik
handelnya untuk memastikan bahwa semua pintu telah terkunci dengan sempurna.
(4) Diaktifkan CCTV di garasi. (5) Pintu garasi ditutup dan dikunci dengan
baik.
Langkah pengamanan harta berupa mobil
tersebut dilakukan agar mobil terjaga dari kemungkinan hilang karena dicuri. Ketahuilah bahwa
ada suatu yang sangat penting bahkan paling utama untuk dilakukan pengamanan
agar tak hilang atau terhapus yaitu AMAL SHALIH YANG DILANDASI IMAN.
Kalau harta dunia yang hilang maka
barangkali pada suatu waktu akan diganti Allah dengan yang lebih baik. Juga ada
ladang pahala disitu jika seseorang bersabar. Tidak demikian dengan harta
akhirat yaitu amal shalih. Jika hilang, belum tentu ada kesempatan lagi untuk
melakukan kebaikan.
Oleh karena itu seharusnya seorang
hamba benar benar takut kalau yang
hilang atau terhapus itu adalah amal shalihnya. Amal shalih yang dilandasi iman
adalah BEKAL YANG PENTING YANG AKAN MENYELAMATKAN seorang hamba di hari akhirat
kelak agar menjadi orang yang beruntung mendapatkan surga-Nya.
Allah Ta’ala berfirman :
وَبَشِّرِ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ
Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang orang yang BERIMAN DAN BERAMAL SHALIH bahwa untuk mereka (disediakan) surga surga
yang mengalir dibawahnya sungai sungai. (Q.S al Baqarah
25).
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ
الْفَوْزُ الْكَبِيرُ
Sungguh, orang orang yang BERIMAN DAN
MENGERJAKAN AMAL SHALIH mereka akan mendapat surga yang mengalir dibawahnya
sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung.
(Q.S
al Buruj 11)
Ketahuilah bahwa amal shalih yang
dilakukan BISA TERHAPUS ATAU HILANG. Oleh karena itu orang beriman haruslah menjaga
dengan sebaik baiknya. Berikut ini adalah sebab yang bisa menghapus amal shalih,
diantaranya :
Pertama : Melakukan syirik
besar
Kesyirikan besar dengan berbagai
jenisnya merupakan bentuk kezaliman besar karena menyetarakan Allah ta’ala
dengan makhluk-Nya. Dan diantara balasannya adalah terhapusnya semua amalan kebaikan yang mereka lakukan.
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ
عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Seandainya mereka menyekutukan
Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (Q.S al
An’am 88).
Bahkan Allah Ta’ala tidak akan
mengampuni dosa seseorang yang mati dalam kesyirikan dan belum sempat
bertaubat. Allah berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ
ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا
عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (berbuat kesyirikan) dan Dia
mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan
Allah maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S an Nisa’ 48)
Kedua: Perbuatan riya’ dan
sum’ah.
Di antara perbuatan yang akan merusak
bahkan menghapus amal seorang hamba adalah perbuatan riya’ dan sum’ah. Yaitu orang orang yang melakukan
suatu perbuatan baik dengan tujuan agar diketahui dan didengar orang lain lalu
mendapat pujian dan popularitas. Sungguh dalam satu hadis qudsi Allah Ta’ala
berfirman :
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ
عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِى غَيْرِى تَرَكْتُهُ
وَشِرْكَهُ
Aku paling tidak butuh pada
sekutu-sekutu, barangsiapa yang beramal sebuah amal kemudian dia
menyekutukan-Ku di dalamnya maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya. (H.R Imam
Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
‘Maknanya adalah Aku tidak butuh pada persekutuan dan yang lainnya, barangsiapa
beramal sesuatu untuk-Ku dan untuk selain-Ku maka Aku tidak menerimanya, bahkan
Aku meninggalkanya untuk yang lainnya itu. Maksudnya yaitu amal orang yang
melakukan riya’ adalah batil dan tidak ada pahala di dalamnya, serta dia
berdosa. (Syarh Shahih Muslim)
Ketiga : Mengungkit ungkit
sedekah.
Seseorang hamba yang melakukan suatu kebaikan
seperti membantu orang lain, bersedekah
dan yang lainnya haruslah menjaga kebaikan itu agar tetap langgeng dan terus
ada sampai dibawa ke negeri akhirat yaitu sebagai amal shalih. Jangan sampai
terhapus karena diungkin ungkit di dunia.
Allah Ta’ala berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَىٰ
Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah
kamu merusak sedekahmu dengan menyebut nyebutnya dan menyakiti (perasaan
penerima). Q.S al Baqarah 264.
Keempat : Bersumpah atas Nama
Allah bahwa seseorang tak akan diampuni.
Ini merupakan salah satu bentuk ucapan
tanpa ilmu, sebab ampunan Allah adalah perkara ghaib. Tak seorangpun bisa
mengetahuinya. Walau pun dari segi lahir
terlihat seseorang banyak berbuat dosa dan maksiat, namun tidak boleh disebut
secara langsung bahwa ia tidak akan diampuni oleh Allah Ta’ala sebab ini akan
merusak dan menghapus amalan orang yang berkata demikian.
Boleh jadi, suatu saat orang
tersebut bertaubat atau Allah benar-benar mengampuni-Nya. Dalam hadis Jundub
radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengisahkan
ada seseorang berkata : “Demi Allah, Allah pasti tidak akan mengampuni si
fulan. Maka Allah Ta’ala berfirman :
مَنْ ذَا الَّذِي
يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ
وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ
Siapakah yang bersumpah atas
nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan, sesungguhnya Aku telah
mengampuni Si Fulan, dan Aku menggugurkan amalmu”. (H.R Imam Muslim).
Kelima : Beramal untuk tujuan
dunia.
Termasuk pula dalam perkara yang
bisa menghapus amal seseorang adalah beramal untuk tujuan atau niat mendapat
dunia. Baik dari segi harta, jabatan dan yang lainnya.
Allah Ta’ala berfirman:
مَنْ كَانَ يُرِيدُ
الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا
وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ
إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa menghendaki kehidupan
dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan
mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan.
Itulah orang orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka.
Dan sia sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan
TERHAPUSLAH APA YANG TELAH MEREKA AMALKAN. (Q.S Huud 15-16).
Keenam : Melakukan
maksiat tatkala sendiri.
Melakukan keburukan atau maksiat
dihadapan manusia, mungkin tak banyak orang yang mau melakukannya karena ada
rasa takut atau malu. Namun banyak orang yang mau melakukan keburukan di kala bersendirian.
Ketahuilah bahwa perbuatan ini bisa menghapus amalnya.
Dalam hadis: “Sungguh saya
telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari ummatku yang datang pada hari Kiamat
dengan membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih, lantas Allah menjadikannya
sia-sia.” Tsauban berkata; “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka
kepada kami, dan jelaskanlah tentang mereka kepada kami, supaya kami tidak
menjadi seperti mereka sementara kami tidak mengetahuinya.” Beliau bersabda:
“Sesungguhnya mereka adalah saudara-saudara kalian dan dari golongan kalian,
mereka shalat malam sebagaimana kalian mengerjakannya, tetapi mereka adalah
kaum yang jika menyepi (tidak ada orang lain yang melihatnya) dengan apa-apa
yang di haramkan Allah, maka mereka terus (segera) melanggarnya.” (H.R Ibnu
Majah).
Ketujuh : Melakukan bid’ah
yaitu mengada ada dalam ibadah.
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda
:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه
ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barang siapa
beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak.
(H.R Imam Muslim)
Seseorang yang berani membuat perkara perkara
baru yang diada adakan yaitu penambahan atau pengurangan dalam syariat maka
Allah Ta’ala mengancam dengan
fitnah dan adzab yang pedih.
Allah Ta’ala berfirman :
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ
عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Hendaklah takut orang orang yang menyalahi
(menyelisihi) perintahnya (yakni perintah Rasul) akan menimpa mereka fitnah
atau menimpa mereka adzab yang sangat pedih. (Q.S an Nuur 63).
Sungguh, kehilangan harta dunia tidaklah
sesuatu yang terlalu berat tetapi kehilangan atau TERHAPUSNYA AMAL SHALIH untuk
bekal akhirat sangatlah merugi dan mendatangkan penyesalan berkepanjangan.
Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.452).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar