MENGGANTI NAMA KARENA DIANGGAP SIAL ??
Oleh : Azwir B. Chaniago
Tak ada manusia yang mau mengatakan bahwa
zaman ini, abad ke 21, adalah zaman primitif. Kenapa ?., karena semua bidang
atau aspek kehidupan sudah mengalami kemajuan yang sangat hebat. Apalagi
dibidang tekhnologi khusus tekhnologi informasi. Kemajuan ini semuanya adalah
karunia dan nikmat dari Allah Ta’ala.
Dengan kemajuan yang demikian hebat saat ini,
ternyata masih ada manusia, dalam hal hal tertentu, berfikirnya masih
ketinggalan zaman. Diantaranya adalah ada yang MELAKUKAN GANTI NAMA dirinya
atau anaknya karena NAMA ITU DIANGGAP SIAL. Katanya : Nama yang dipakai
sekarang mendatangkan sial atau keburukan. Diantaranya membuat rizkinya seret, tak pernah akur dalam
keluarga dan yang paling populer ada yang
karena namanya memberatkan diri
sehingga mendatangkan sakit sakitan. Apa iya ?.
Kepercayaan seperti ini termasuk ranah khurafat. Lalu apa yang dimaksud dengan
khurafat ?. Khurafat adalah semua cerita yang disandarkan kepada rekaan,
khayalan, ajaran ajaran pantang larang, adat istiadat, ramalan ramalan atau
kepercayaan yang menyimpang dari ajaran syariat. Dengan kata lain khurafat
mencakup cerita atau perbuatan yang direka reka dan bersifat dusta.
Ketahuilah bahwa mengganti nama dalam syariat Islam tidaklah
dilarang jika ada manfaat dan tak dikait dengan khurafat. Mengganti nama yang
dianjurkan adalah ketika nama ITU TIDAK BAIK DARI SEGI MAKNA. Lihatlah bagaimana Rasululullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam
pernah merubah nama beberapa orang sahabat yaitu :
Rasulullah pernah mengganti nama seorang
perempuan bernama ‘Aashiyah (perempuan yang bermaksiat) menjadi Jamiilah
(perempuan yang cantik). H.R Imam Muslim.
Pernah pula Rasulullah menggati nama Ashram
(orang miskin yang banyak tanggungannya) menjadi Zur’ah (sawah ladang). Nama Harb (perang) menjadi
salam (keselamatan). Nama al Mudhthaji’ (yang berbaring) menjadi al Munbaits
(yang bangun). H.R Abu Dawud, lihat al Adzkar an Nawawiyah.
Oleh karena itu janganlah mengganti nama jika itu berkaitan
dengan sesuatu yang dikatakan mendatangkan sial. Bisa jadi jatuh kepada
kesyirikan karena menyandarkan kesialan pada sesuatu yang tak mempunyai
kekuasaan secuilpun. Na’udzubillah min dzaalik.
Sebagai
muslim kita diperintahkan untuk beriman bahwa kalaupun terjadi musibah atau
kesialan, itu tidak lain telah ditetapkan oleh Allah dan telah menjadi takdir
Allah, bukan karena hari sial, nama sial ataupun benda yang dianggap sial. Allah Ta’ala
berfirman :
وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِنْ يُرِدْكَ
بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۚ
وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Dan jika
Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu
maka tidak ada yang dapat Menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada
siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba hamba-Nya. Dia Maha Pengampun,
Maha Penyayang. (Q.S Yunus 107).
Allah Ta’ala berfirman :
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ
اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah (Muhammad). Tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan
hanya kepada Allah bertawakallah orang orang yang beriman. (Q.S at Taubah 51).
Ketahuilah bahwa ketetapan Allah Ta’ala adalah
yang terbaik bagi makhluk-Nya. All
Perhatikanlah firman Allah :
وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ
شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi
sesuatu, pada hal itu baik bagimu dan
boleh jadi kamu menyukai sesuatu pada hal itu tidak baik bagimu. Allah Maha
Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).
Oleh karena janganlah bermudah mudah
mengatakan kesialan ada pada sesuatu termasuk pada nama seseorang. Takutlah
kepada Allah. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(1.445).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar