BERTANYA JIKA BELUM TAHU ATAU PUN
SUDAH TAHU
Oleh : Azwir B. Chaniago
Dengan kemajuan sarana dan perangkat
komunikasi saat ini maka sangatlah banyak jalan dan kesempatan belajar ilmu.
Tanpa keluar rumah pun kita bisa belajar ilmu melalui berbagai media sosial.
Juga dari buku buku, CD dan VCD, perangkat handphone dan banyak lagi yang
lainnya.
Tapi ketahuilah bahwa dalam Islam sangatlah
dianjurkan belajar ilmu terutama ilmu syar’i yaitu dengan menghadiri majlis
ilmu. Duduk di depan guru yang berilmu dan shalih. Dengarkan, catat dan kalau bisa rekam nasehat atau
pelajaran yang diberikannya. Bahkan untuk bagian bagian penting usahakan
menghafalkannya.
Hadir di majlis ilmu dan duduk di hadapan guru
adalah cara paling baik dan paling bermanfaat dalam belajar. Bahkan ada ilmu agama yang tidak bisa tidak
harus dipelajari dengan cara berhadapan
langsung dengan guru. Diantara contohnya adalah ilmu tentang cara membaca al
Qur-an dengan benar dan juga belajar bahasa.
Sungguh belajar ilmu dengan menghadiri majlis
ilmu yaitu duduk di hadapan orang berilmu akan mendatangkan manfaat yang banyak
dan tidak bisa didapatkan ketika belajar dari berbagai media atau sarana
belajar yang canggih sekalipun.
Salah satu keutamaan hadir di
majlis ilmu adalah sebagaimana dijelaskan Rasulullah dalam sabda beliau :
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بَيُوْتِ اللَّهِ يَتْلُوْنَ
كِتَابَ اللًّهِ وَيَتَدَارَسُوْنَ بَيْنَهُم إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ
السَّكِيْنَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللُّه فِيْمَنْ عِنْدَهُ
Dan
tidaklah sekelompok orang berkumpul di
dalam satu rumah di antara rumah rumah Allah, mereka membaca Kitab Allah dan
saling belajar diantara mereka kecuali ketenangan turun kepada mereka,
rahmat meliputi mereka. Malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut nyebut mereka dikalangan (para Malaikat)
dihadapan-Nya. (H.R Imam Muslim, at Tirmidzi dan yang lainnya).
Sangatlah banyak manfaat yang akan diperoleh
penuntut ilmu ketika langsung duduk di majlis ilmu, diantaranya KESEMPATAN BERTANYA
TENTANG ILMU SYARIAT. Ketahuilah bahwa bertanya di majlis ilmu, boleh dilakukan
dalam dua keadaan :
Pertama : Bertanya untuk sesuatu yang belum
diketahui.
Hukum asal bertanya adalah untuk sesuatu yang
belum diketahui dan penanya ingin mengetahuinya. Syaikh Muhammad bin
Shalih al Utsaimin berkata : Bertanya adalah kebutuhan seseorang karena tidak
mengetahui. Allah berfirman :
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu
jika kamu tidak mengetahui. (Q.S. al Anbiyaa’ 7).
Janganlah bertanya untuk mendapat perhatian
atau pujian. Supaya dikatakan hebat karena banyak bertanya dan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang berat. Apalagi dengan menggunakan kalimat seperti
bersajak, menggunakan istilah-istilah asing yang terkadang tidak
jelas.
Juga tidaklah terpuji jika seseorang bertanya
untuk menguji ilmu gurunya. Jika kebetulan guru tidak bisa menjawab dengan baik
dia merasa senang. Ketahuilah bahwa tidak semua ilmu bisa diketahui oleh
seorang yang ‘alim karena kemampuan manusia terbatas dan ilmu adalah sesuatu
yang sangat luas dan banyak cabangnya.
Kedua : Bertanya untuk suatu yang sudah
diketahui
Tidaklah tercela jika seseorang
bertanya di majlis ilmu tentang sesuatu yang sebenarnya dia
sudah mengetahui tapi menurut perkiraan penanya banyak peserta
yang lain belum tahu. Jadi boleh bertanya dengan niat tarbiyah yaitu
memberi pengajaran kepada yang lain karena yang ditanyakan adalah suatu yang
penting dan guru terkadang lupa menjelaskannya.
Perhatikanlah hadits Jibril yang diriwayatkan
dari Umar bin Khathab. Jibril bertanya kepada Rasulullah tentang Islam, Iman
dan Ihsan. Setelah pertanyaan Jibril dijawab oleh Rasulullah lalu Jibril berkata “sadaqta-engkau
benar”. Umar bin Khaththab berkata : Kami heran kepadanya, dia
yang bertanya dan dia pula yang membenarkan.
Jadi dalam hal ini malaikat Jibril
sudah mengetahui jawaban dari apa yang ditanyakannya. Jibril bertanya
adalah dalam rangka tarbiyah yaitu sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah pada
bagian akhir hadits tersebut : Wahai Umar tahukah kamu
siapa yang bertanya itu tadi. Aku menjawab : Allah dan
Rasul-Nya yang lebih tahu. Lalu Rasulullah bersabda : “Fainnahu jibriilu
ataakum yu’allamukum diinakum.” . Sesungguhnya dia adalah Jibril yang datang
kepada kalian untuk mengajari kalian tentang agama kalian.” (H.R Imam Muslim)
Jadi, ketika hadir di majlis ilmu ada kesempatan bertanya, baik
untuk sesuatu yang belum diketahui dan boleh juga untuk sesuatu yang telah diketahui karena
bisa menjadi bagian dari tarbiyah. Insya Allah ada manfaatnya. Wallahu A’lam. (1.447)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar