MANUSIA DURHAKA TAK SEGERA DI ADZAB DI DUNIA
??
Oleh : Azwir B. Chaniago
Melihat tingkah polah dan kelakuan buruk manusia durhaka yang selalu bermaksiat kepada Allah dan menzhalimi
manusia, maka banyak orang orang
yang imannya benar merasa geram,
gerah, marah dan bisa jadi ada yang mendoakan keburukan agar laknat Allah
mendatangi orang orang durhaka dan
zhalim ini. Sebagian orang orang beriman
menginginkan agar laknat Allah
diturunkan kepada mereka di dunia ini dan dapat disaksikan orang banyak.
Lalu
ada yang bertanya : KENAPA ALLAH TA’ALA
TIDAK MENYEGERAKAN SEBAGIAN ADZAB DIBERIKAN DI DUNIA INI KEPADA ORANG ORANG
YANG TELAH MENDURHAKAI ALLAH DAN BERBUAT ZHALIM KEPADA MANUSIA ?.
Sungguh jika Allah berkehendak tentulah sangat mudah
bagi Allah untuk menghukum manusia manusia durhaka ini. Tapi semua itu
ketetapannya ada di tangan Allah Yang Maha Bijaksana.
Ketahuilah
bahwa salah satu nama Allah yang Mahaindah dan Mulia adalah AL HALIM yakni Maha
Penyantun.
Ini disebutkan dalam al Qur an, diantaranya :
(1) Dalam surat al Baqarah 235, Allah Ta’ala
berfirman :
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ
حَلِيمٌ
Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengambpun dan
Maha Penyantun.
(2) Dalam surat al Ahzab 51. Allah Ta’ala berfirman
:
وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَلِيمًا
Dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Penyantun.
Syaikh Prof. DR. Abdurrazaq bin Muhsin al
Badr, antara lain menjelaskan
bahwa Al Halim yakni Maha Penyantun
bermakna : Yang tidak menyegerakan hukuman bagi hamba hamba-Nya karena dosa
dosa dan maksiat mereka. Allah melihat
hamba hamba-Nya kufur dan durhaka kepada-Nya. Tetapi Dia bersifat santun
terhadap mereka dan menangguhkan (hukuman). Dia mengamati dan menunda serta
tidak menyegerakan.
Bahkan Dia masih terus saja melimpahkan
berbagai kenikmatan kepada mereka walaupun mereka sering durhaka serta banyak
melakukan dosa dan kesalahan. Dia bersikap santun dan tidak langsung membalas
orang orang yang bermaksiat lantaran perbuatan maksiat mereka. Dia memberikan
tenggang waktu hingga mereka bertaubat
dan Allah tidak menyegerakan hukuman agar mereka mau kembali kepada Allah.
Syaikh menambahkan bahwa : Meskipun ada
kesyirikan dari mereka terhadap Allah Ta’ala, mereka terperosok ke dalam
perbuatan yang dapat menimbulkan murka-Nya, bahkan semangat menyelisihi-Nya,
memerangi agama-Nya atau memusuhi para wali-Nya, tetapi masih saja Dia bersikap
santun kepada mereka. Bahkan membawakan aneka ragam kebaikan untuk mereka,
memberi rizki dan memaafkan mereka.
Sebagaimana dalam ash Shahih dari hadits Abu
Hurairah dari Nabi Salallahu ‘alaihi wasallam yang beliau riwayatkan dari
Rabb-nya, bahwasanya Allah Ta’ala
berfirman : “Anak keturunan Adam
mencela-Ku, dan tidak sepatutnya dia mencela-Ku. Dan dia mendustakan-Ku dan
tidak sepatutnya hal itu baginya. Adapun celaannya adalah ucapannya : Sesungguhnya
(dikatakan) Aku memiliki anak. Sedangkan ia mendustakan-Ku adalah perkataannya
: Dia (Allah) tidak dapat mengembalikanku sebagaimana Dia telah menciptakanku”
Rasulullah
bersabda : “Laisa ahadun au laisa syai-un ashbara ‘alaa adza sami’ahu mnallahi,
innahum layad’uuna lahu waladan, wa innahu layu’aa fiihim wa yarzuquhum”. Tidak
ada seorangpun atau tidak ada sesuatupun yang lebih sabar dengan gangguan yang
ia dengar daripada Allah. Sesungguhnya mereka berseru bahwa Allah memiliki
anak, namun Dia masih saja memaafkan mereka dan memberikan rizki kepada
mereka”. (H.R Imam Bukhari). Lihat Kitab Fiqih Asma’ul Husna Syaikh Prof. DR
Abdurrazzaq bin Muhsin al Badr).
Meskipun Allah dicela dan didustakan tetapi tetap saja Dia memberi rizki kepada orang yang mencela dan mendustakan-Nya
dan juga memaafkannya, membelanya, mengajaknya untuk masuk ke surga-Nya,
menerima taubatnya apabila ia bertaubat kepada-Nya. Dia mengganti keburukannya
dengan kebaikan. Berbuat lemah lembut kepadanya pada setiap keadaan, mempersiapkannya
untuk menerima risalah para Rasul-Nya. Dia menyuruh para Rasul-Nya untuk
berlemah lembut dalam berbicara dan bersikap kepadanya.
Begitulah Allah yang memiliki nama yang
Mahaindah al Halim, Yang Maha Penyantun
kepada hamba hamba-Nya. Manusia yang durhaka tidak serta merta diberi hukuman
atau adzab yang berat di dunia tetapi adzab yang sangat pedih di akhirat
pastilah akan mereka peroleh. Demikian penjelasan Imam Ibnul Qayyim.
Namun demikian ketahuilah saudaraku bahwa
manusia manusia durhaka yang selalu bermaksiat kepada Allah Ta’ala SEBENARNYA
TELAH MENDAPAT HUKUMAN YANG BERAT DI DUNIA. Mereka tak diberi petunjuk untuk
bertaubat dan tak berhenti dari kemaksiatan yang dilakukannya. Adakah hukuman yang
lebih berat di dunia ketika seseorang TAK MENDAPAT PETUNJUK KEPADA KEBAIKAN DAN TERUS MENERUS MELAKUKAN
KEMAKSIATAN ?. Sementara itu adzab akhirat yang sangat berat telah menunggu
mereka.
Wallahu A’lam. (1.451)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar