BERBUAT BAIK KEPADA TETANGGA ADALAH KEWAJIBAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Salah satu perkara penting yang diajarkan
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam adalah tentang adab dan akhlak seorang muslim terhadap tetangganya yaitu :
MENYUKAI KEBAIKAN BAGI TETANGGA SEBAGAIMANA SESEORANG ITU MENYUKAI
KEBAIKAN ATAS DIRINYA. Ini
dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabda beliau :
وَعَنْ أَنَس رضي الله عنه عَنْ
النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: “وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ
عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ.”.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda :
Demi Dzat yang jiwaku berada ditangan-Nya,
tidaklah (sempurna) beriman seorang hamba sampai dia menyukai bagi tetangganya
kebaikan yang dia suka untuk dirinya. (Muttafaqun ‘alaih).
Diantara penjelasan sederhana dalam hal ini
adalah bahwa jika seseorang mendapat nikmat maka tetangga ikut senang.
Sebaliknya jika seseorang mendapat cobaan atau musibah maka tetangga ikut
bersedih dan mendoakan kebaikan baginya.
Cuma saja kita melihat ada sebagian manusia
tidak memiliki sikap yang demikian terhadap tetangganya. Barangkali
sifat hasad ada pada dirinya. Diantara contohnya adalah : (1) Ketika tetangga
yang biasa membeli sayur saja lalu sekarang bisa membeli ikan maka tetangga
yang hasad ini merasa ketulangan. (2) Ketika tetangga membeli kulkas maka
tetangga yang hasad ini merasa kedinginan. (3) Ketika tetangga membeli mobil
maka tetangga yang hasad ini merasa panas dingin.
Ketahuilah bahwa tetangga adalah bagian
penting dalam kehidupan bermasyarakat dan mengharus yang satu berbuat baik
kepada yang lain. Perhatikanlah bagaimana Rasulullah telah mengingat hal ini
dalam sabda beliau :
مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِيْ
بِالْـجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
Jibril senantiasa menasehatiku tentang
tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapat bagian harta
waris (H.R Imam Bukhari 6014 dan Imam Muslim 2625).
Sungguh Allah Ta’ala memerintahkan orang orang
beriman untuk berbuat baik kepada tetangga, sebagaimana firman-Nya :
وَاعْبُدُوا
اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي
الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ
الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan BERBUAT BAIKLAH kepada kedua
orang tua, karib kerabat, anak anak yatim, orang orang yang miskin, TETANGGA
DEKAT DAN TETANGGA JAUH, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh
Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (Q.S an Nisa’
36)
Syaikh as Sa’di berkata :
(1) “Tetangga yang dekat” yaitu
tetangga dekat yang memiliki dua hak yaitu hak bertetangga dan hak kekerabatan
maka dia memiliki hak dan perbuatan baik atas tetangganya dan ini menurut
kebiasaan yang berlaku.
(2) “Tetangga yang jauh” yaitu yang
tidak memiliki tali kekerabatan dan tetangga yang paling dekat rumahnya memilki
hak yang paling lebih besar. Karena itu, seyogyanya seorang tetangga selalu
berusaha memberikan tetangganya hadiah, sedekah, dakwah dan kelembutan dengan
perkataan maupun perbuatan serta tidak mengganggunya baik dengan perkataan
maupun perbuatan. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Sangatlah banyak pesan Rasulullah kepada kita
umat beliau tentang kewajiban berbuat baik kepada tetangga, diantaranya adalah
:
Pertama : Selalu berbuat baik kepada
tetangga.
Memuliakan tetangga adalah salah salah satu
cara berbuat baik kepadanya. Jangan abaikan ini karena ini diperlukan untuk
menjaga hubungan agar tetap baik diantara tetangga. Rasulullah bersabda :
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ
وَالْيَوْمِ الاَخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Barang siapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya. (H.R Imam Bukhari dan
Imam Muslim).
Bahkan juga dianjurkan untuk memberi sesuatu
berupa hadiah kepada tetangga meskipun dengan sesuatu yang sederhana.
Rasulullah bersabda :
يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا
تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ
Wahai wanita muslimah ! Janganlah kalian meremehkan PEMBERIAN KEPADA TETANGGA meskipun hanya kikil (kaki kambing). H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Diantara cara berbuat baik
kepada tetangga adalah bersabar atas gangguannya. Sungguh bersabar adalah salah
satu perbuatan mulia. Bersabar atas gangguan tetangga adalah perbuatan baik
yang akan mendapat balasan kebaikan pula. Allah berfirman :
هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ
Tidak ada balasan kebaikan
kecuali kebaikan pula. (Q.S ar Rahman 60).
Kedua : Tidak mengganggu
tetangga.
Dari Abu Hurairah, ia
berkata, ada seseorang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Sallam
:
ياَ
رَسُوْلَ اللهِ ! إِنَّ فُلاَنَةَ تَقُوْمُ اللَّيْلَ وَتَصُوْمُ النَّهَارَ،
وَتَفْعَلُ، وَتَصَدَّقُ، وَتُؤْذِيْ جِيْرَانَهَا بِلِسَانِهَا؟
Wahai Rasulullah, si Fulanah
sering melaksanakan shalat di tengah malam dan berpuasa sunnah di siang hari.
Dia juga berbuat baik dan bersedekah, tetapi lidahnya sering mengganggu
tetangganya.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab,
لاَ
خَيْرَ فِيْهَا، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
Tidak ada kebaikan di
dalam dirinya dan dia adalah penduduk neraka.
Para sahabat lalu berkata :
وَفُلاَنَةُ
تُصَلِّي الْمَكْتُوْبَةَ، وَتُصْدِقُ بِأَثْوَارٍ ، وَلاَ تُؤْذِي أَحَداً؟
Terdapat wanita lain. Dia
(hanya) melakukan shalat fardhu dan bersedekah dengan gandum, namun ia tidak
mengganggu tetangganya.
Beliau bersabda,
هِيَ
مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
Dia adalah dari penduduk
surga. (Lihat ash Shahihah)
Oleh karena itu orang orang beriman selalu
berusaha berbuat kebaikan kepada tetangganya. Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Walahu A’lam. (1.374).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar