UCAPKANLAH SEPERTI UCAPAN MUADZIN
Oleh : Azwir B.
Chaniago
Menjadi
muadzin adalah kegiatan yang mulia, karena setiap waktu shalat dia
mengumandangkan adzan di masjid
mengingatkan dan memanggil orang beriman untuk melaksanakan ibadah yang
utama yaitu shalat berjamaah di masjid.
Oleh
karena itu muadzin mendapatkan kebaikan yang banyak, sebagaimana dijelaskan Rasulullah dalam
beberapa sabda-nya, diantaranya :
Pertama : Setiap makhluk yang mendengar adzan menjadi saksi bagi muadzin
Ini
sebagaimana dijlaskan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam dalam sabda
beliau :
لا يَسْمَعُ صَوْتَهُ جِنٌّ وَلا إِنْسٌ
وَلا حَجَرٌ وَلا شَجَرٌ إِلا شَهِدَ لَهُ
Tidaklah
adzan didengar oleh
jin, manusia, batu dan pohon kecuali mereka akan bersaksi untuknya (H.R Abu
Ya’la).
Hadits
semisal juga diriwayatkan oleh Ibnu
Khuzaimah :
لَا يَسْمَعُ صَوْتَهُ شَجَرٌ وَلَا
مَدَرٌ وَلَا حَجَرٌ وَلا جِنٌّ وَلا إِنْسٌ إِلا شَهِدَ لَهُ
Tidaklah
suara adzan didengar
oleh pohon, lumpur, batu, jin dan manusia, kecuali mereka akan bersaksi
untuknya.
Jadi kelak di
hari kiamat, muadzin akan mendapatkan kesaksian dari semua makhluk (hidup) dan
benda yang mendengar kumandang adzannya.
Kesaksian disini tentunya adalah kesaksian akan hal baik karena dirinya telah
mengumandangkan adzan, menyeru
umat manusia untuk shalat menghadap Rabbnya.
Kedua : Semua benda yang mendengar adzan
akan memintakan ampunan kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala untuk muadzin.
Permintaan ampunan
ini pun akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebaimana hadits berikut
:
الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ بِمَدِّ صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ
رَطْبٍ وَيَابِسٍ
Muadzin
diampuni sejauh jangkauan (suara) adzannya. Seluruh
benda yang basah maupun yang kering yang mendengar adzannya,
memohonkan ampunan untuknya. (H.R Imam Ahmad).
Jadi
sangatlah besar keutamaan yang diperoleh
seorang muadzin atas adzan yang
dikumandangkannya. Bayangkan bagaimana semua benda memintakan ampunan untuknya
dan dia pun akan diampuni sejauh jangkauan adzannya.
Ketiga
: Mendapatkan doa dari Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam.
Secara khusus
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Sallam menyebut muadzin dalam doa beliau :
فَأَرْشَدَ اللَّهُ الْأَئِمَّةَ وَ غَفَرَ لِلْمُؤَذِّيْنَ
Ya Allah,
luruskanlah para imam dan ampunilah para muadzin. (H.R at Tirmidzi dan Abu
Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Jadi Rasulullah
memintakan ampunan kepada Allah Ta’ala bagi para muadzin. Dan tentu saja doa
Rasulullah pastilah diijabah.
Ternyata
keutamaan yang diperoleh muadzin memicu keinginan sahabat untuk juga mendapat
keutamaan seperti muadzin meskipun mereka bukan muadzin. Perhatikanlah apa yang
dikisahkan oleh Abdullah bin Amr, dia menceritakan tentang seorang sahabat yang
bertanya kepada Rasulullah. Wahai Rasulullah sesungguhnya para muadzin memiliki
keutamaan dari kami. Beliau bersabda :
قُلْ كَمَا يَقُولُونَ ، فَإِذَا
انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ
Ucapkan
seperti yang mereka ucapkan. Apabila telah selesai, mintalah (berdoalah)
niscaya doamu dikabulkan. (H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)
Sahabat
tersebut seakan akan bertanya : Amal apa yang engkau perintahkan kepada kami
agar derajat kami sama dengan mereka. Demikianlah jawaban Rasulullah yaitu
mengucapkan seperti apa yang diucapkan muadzin.
Seanjutnya,
cara menjawab adzan atau mengucapkan seperti yang diucapkan muadzin dengan
lengkap disebutkan oleh Rasulullah dalam
yaitu dari satu hadits yang diriwayatkan dari Umar bin Khaththab, Rasulullah
bersabda : “Apabila muadzin mengucapkan
ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR lalu seorang di antara kamu mengucapkan (juga) ALLAHU
AKBAR ALLAHU AKBAR. Kemudian muadzin mengucapkan ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH
ia mengucapkan juga ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. Kemudian muadzin
mengucapkan ASYHHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH
ia mengucapkan (juga) ASYHHADU ANNA MUHAMMADAR RASULULLAH.
Kemudian muadzin mengucapkan HAYYA
‘ALASH SHALAAH maka ia mengucapkan LAA HAULAA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH (tiada daya dan upaya kecuali dengan
pertolongan Allah). Kemudian muadzin
mengucapkan HAYYA ‘ALAL FALAAH ia mengucapkan LAA
HAULAA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAH.
Kemudian muadzin mengucapkan ALLAAHU
AKBAR ALLAAHU AKBAR ia mengucapkan juga ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR. Kemudian
muadzin mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH ia mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAH dari lubuk hatinya maka pasti ia masuk surga”.
(H.R Imam Muslim dan Abu Dawud).
Namun
demikian, kalau kita perhatikan sebagian saudara saudara kita, ada yang
terluput dari keutamaan ini karena ketika mendengar adzan masih berbicara satu
sama lain sehingga tak sempat mengucapkan apa yang diucapkan oleh muadzin.
Semoga Allah Ta’ala memberi taufik dan petunjuk kepada kita semua. Aamiin.
Wallahu
A’lam. (1.355)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar