AMAL TERHAPUS KARENA MENDAHULUI
ALLAH DAN
RASULNYA
Oleh : Azwir B. Chaniago
KEWAJIBAN PALING UTAMA SEORANG HAMBA kepada
Rabb-Nya adalah beribadah, melakukan amal shalih sebagaimana yang
diperintahkan-Nya dan merupakan tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ
إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariyat 56).
Sungguh
amal shalih yang dilandasi iman adalah bekal untuk menuju ke negeri akhirat
dan modal untuk bisa memasuki surga-Nya Allah. Allah berfirman :
وَبَشِّرِ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ
Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang orang yang beriman dan beramal shalih bahwa untuk
mereka (disediakan) surga surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai. (Q.S al Baqarah 25).
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ
الْكَبِيرُ
Sungguh, orang orang yang beriman dan
mengerjakan amal shalih mereka akan mendapat surga yang mengalir dibawahnya
sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung.
(Q.S
al Buruj 10)
Dalam melakukan amal shalih wajiblah bagi
seorang hamba tunduk dan patuh kepada apa yang diperintahkan Allah dan
Rasul-Nya. Tidak mendahului Allah dan
Rasul-Nya karena akan menghapus nilai
amalnya.
Mendahului Allah dan Rasulullah dalam
perintahnya, maksudnya adalah : Janganlah seorang muslim mengerjakan amalan
yang tidak diperintahkan Allah dan Rasulullah, karena hal itu termasuk perbuatan lancang. Ketahuilah bahwa syarat diterimanya suatu amal
adalah ikhlas karena Allah dan itttiba’ yaitu mengikuti Rasulullah.
Allah Ta’ala berfirman :
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ
وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Wahai orang-orang yang beriman !. Janganlah
kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada ALLAH. Sesungguhnya
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S al Hujurat 1).
Tentang ayat ini Syaikh Abdurrahman bin Nashir
as Sa’di berkata : Allah memerintahkan hamba hamba-Nya yang beriman sesuai
tuntutan keimanan terhadap Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya serta harus berjalan di belakang perintah perintah
Allah dan mengikuti sunnah rasul-Nya dalam semua hal. Agar tidak mendahului
Allah dan Rasul-Nya.
Tidak mengatakan sesuatupun hingga Allah dan
Rasulullah menyatakan. Dan tidak memerintah apapun hingga Allah dan Rasul-Nya
memerintahkan.
Kita sering melihat orang melakukan suatu amal perbuatan yang tidak diperintahkan dan tidak pula dicontohkan oleh Rasulullah. Mereka menganggapnya sebagai ibadah yang akan memperoleh pahala dan kebaikan dari Allah Ta’ala. Padahal sesungguhnya mereka telah menyelisihi Rasulullah. Seolah olah mereka telah mengubah syariat tanpa hak dan hanya berbekal persangkaan dan akal fikirannya semata. Akibatnya adalah amalannya terhapus nilainya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Jika kita perhatikan di zaman ini, ada
diantara saudara saudara kita yang beribadah atau melakukan ibadah atau beramal
menyelisihi Rasulullah. Mereka
beranggapan bahwa apa yang mereka lakukan adalah baik untuk mendekatkan diri
kepada Allah. Pada hal cara melakukannya tidak sebagaimana yang diajarkan
Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam. Akibatnya, amalannya tak bernilai. Sungguh
Rasulullah telah mengingatkan dalam sabda beliau :
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa membuat suatu perkara
baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.
(H.R Imam Bukhari
no. 2697 dan Imam Muslim no. 1718)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak. (H.R Imam Muslim
no. 1718)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah
biasanya beliau mengucapkan :
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ
الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةٌ
Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan,
setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah
adalah kesesatan. (H.R Imam Muslim no. 867).
Oleh karena itu, sangatlah baik bahkan penting
jika sekarang kita periksa kembali
amalan yang kita lakukan apakah sesuai dengan apa yang diajarkan Allah dan
Rasul-Nya. Jika ada yang tak sesuai SEGERA TINGGALKAN agar amal kita tak sia
sia.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.368)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar