BELAJAR ILMU SYA’I DARI DUNIA MAYA ??
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Dengan kemajuan tekhnologi
komunikasi yang sangat hebat beberapa tahun terakhir ini maka dunia maya atau cyberspace mampu
menyajikan berbagai informasi dan ilmu pengetahuan termasuk ilmu syar’i.
Oleh karena itu sangatlah banyak
penuntut ilmu yang memanfaatkannya sebagai salah satu sarana untuk belajar. Ini
tentu tidak ada salahnya asal berhati hati dalam memanfaatkannya. Tetap waspada
terhadap kekurangannya
Menuntut ilmu memang sesuatu yang sangat utama dalam syari'at Islam. Diantara keutamaannya adalah sebagaimana sabda : “Man
salaka thariiqan yaltamizu
bihi ilman salallahu lahu bihi
thariqan illal jannah.” Barangsiapa yang menempuh
suatu jalan untuk mencari ilmu, Allah
mudahkan jalannya menuju surga. (H.R Imam Muslim).
Imam
Ibnu Rajab al Hambali menjelaskan bahwa menempuh jalan untuk menuntut ilmu memiliki dua makna yaitu :
Pertama : Menempuh jalan dalam arti sebenarnya yaitu melangkahkan
kaki menuju majelis-majelis ilmu.
Kedua : Menempuh jalan
(cara-cara) yang mengantarkan seseorang untuk mendapatkan ilmu seperti
menghafal dan mengulangi pelajaran, membaca dan menelaah kitab-kitab. Juga
termasuk cara-cara lain yang dapat menghantarkan seorang hamba memperoleh ilmu
syar’i.
Namun
demikian ketahuilah bahwa belajar dari dunia maya melalui internet dengan
memanfaatkan sarana Instigram, WhatsApp dan yang semacamnya memiliki beberapa
kekurangan, diantaranya :
(1)
Hampir tidak ada bimbingan langsung dari guru serta kesempatan bertanya.
(2)
Dengan membaca saja bisa jadi salah paham tentang sesuatu subjek.
(3)
Bisa jadi membuat sebagian penuntut ilmu malas menghadiri majlis ilmu, lalu
mencukupkan dengan belajar dari dunia maya saja dan tak perlu keluar rumah.
(4) Segala macam ilmu tumpah ruah di
dunia maya. Sehingga sangat sulit bagi pemula untuk memilih dan memilah mana
ilmu yang bermanfaat mana yang mudharat, mana ilmu yang lurus dan mana yang
menyesatkan, mana yang sunnah dan mana yang mengada ada.
Oleh karena itu maka hadir di majlis
ilmu dan duduk di hadapan guru adalah cara paling baik dan paling bermanfaat
dalam belajar terutama belajar ilmu syar’i. Bahkan ada ilmu agama yang tidak bisa tidak
harus dipelajari dengan cara berhadapan
langsung dengan guru. Duduk dihadapan guru. Diantara contohnya adalah ilmu
tentang cara membaca al Qur-an dengan benar dan juga belajar bahasa.
Syaikh
Muhammad Shalih al Utsaimin pernah ditanya perihal belajar dari buku buku saja
tanpa bimbingan guru. Beliau menjawab : “Tidak diragukan lagi bahwa memperoleh
ilmu melalui ulama atau guru lebih bisa mencapai hasil daripada melalui buku
buku. Karena menuntut ilmu melalui buku buku lebih susah dan lebih membutuhkan
kesungguhan yang lebih…. Juga tekadang bisa jadi samar baginya beberapa perkara
…. Adapun perkataan : Barangsiapa dalilnya adalah bukunya maka kesalahannya
lebih banyak daripada benarnya, maka (perkataan ini) tidak mutlak benar dan
tidak pula mutlak salahnya.
Adapun
yang mengambil ilmu dari buku apa saja yang dia lihat (dan baca) maka tidak
diragukan lagi bahwa dia akan banyak kesalahannya. (Kitabul ‘Ilmi)
Ketahuilah
bahwa diantara keutamaan yang juga akan diperoleh seorang penuntut ilmu dengan
hadir dihadapan guru adalah :
Pertama : Dimintakan
ampun oleh penghuni langit dan bumi serta dinaungi malaikat.
Dari
Abu Darda’ Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda :“Barang siapa
menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah memudahkan jalannya menuju
Surga. Sesungguhnya para Malaikat membentangkan sayapnya untuk orang yang
menuntut ilmu karena ridha atas apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya orang
yang berilmu benar-benar dimintakan ampun oleh penghuni langit dan bumi, bahkan
oleh ikan-ikan yang berada di dalam air.” (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi, Imam
Ahmad dan juga yang selainnya).
Kedua : Dikelilingi oleh malaikat dan diliputi rahmat serta
ketenangan.
Rasulullah bersabda : “Dan tidaklah
sekelompok orang berkumpul di dalam satu
rumah di antara rumah rumah Allah, mereka membaca Kitab Allah dan saling
belajar diantara mereka kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat
meliputi mereka. Malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut nyebut mereka dikalangan (para Malaikat)
dihadapan-Nya. (H.R Imam Muslim, at Tirmidzi dan yang lainnya).
Oleh karena itu seorang penuntut
ilmu hendaklah terus berusaha untuk belajar dengan hadir di majlis ilmu.
Sedangkan belajar melalui sarana lain seperti dari dunia maya ataupun dari buku
buku memang tidak mengapa tetapi
diperlukan kehati hatian agar tak salah dalam memahami suatu subjek
apalagi ilmu syar’i. Wallahu A’lam. (1.119)
Terima Kasih, sudah memberi Pencerahan. Jazakumullah Khoiron Katsiro. Barakallahu.
BalasHapusTerima Kasih, sudah memberi Pencerahan. Jazakumullah Khoiron Katsiro. Barakallahu.
BalasHapus