MENJADI
PENGHUNI SURGA KARENA TAK MAU HASAD
Oleh : Azwir B. Chaniago
Hasad
atau dengki adalah satu penyakit yang
ada dihati manusia kecuali yang dapat petunjuk dari Allah Ta’ala. Penyakit ini sangatlah berbahaya dan bisa
datang kapan saja dan mampu menyerang
siapa saja. Orang kaya atau miskin, berpangkat atau bukan, berpendidikan tinggi
atau tidak. Pengemis juga bisa dihinggapi penyakit ini. Bahkan ustadz atau
kiyai pun mungkin juga bisa
terkena virus hasad ini. Tinggal menghitung stadiumnya saja. Ada yang parah dan
ada pula yang tidak parah.
Hasad
atau dengki bermakna tidak suka dengan
ketetapan Allah dan seolah olah memusuhi nikmat nikmat Allah yang diberikan
kepada seseorang.
Abdullah
bin Mas’ud berkata : Janganlah kalian memusuhi nikmat-nikmat Allah. Lalu ada
yang bertanya : Siapakah yang memusuhi nikmat nikmat Allah. Beliau menjawab :
Yaitu orang orang yang dengki atas nikmat dan karunia Allah yang diberikan
kepada sebagian manusia.
Rasulullah
telah mengingatkan bahwa tidak ada kebaikan dalam hasad. Beliau bersabda : “Laa yazalun naasu bikhairin maa lam
yatahaasaduu” Senantiasa manusia dalam kebaikan selama mereka tidak saling
mendengki. (H.R Imam ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani)
Rasulullah
melarang umatnya untuk berlaku hasad yaitu sebagaimana disebutkan dalam sabda
beliau :“Tidak boleh hasad (ghibtah) kecuali pada dua orang, yaitu orang
yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan
orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia menunaikan dan
mengajarkannya.” (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Dalam sebuah hadits juga dijelaskan Rasulullah bahwa hasad akan memakan kebaikan: Beliau bersabda : Jauhilah hasad karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar. (H.R Abu Daud).
Dalam sebuah hadits juga dijelaskan Rasulullah bahwa hasad akan memakan kebaikan: Beliau bersabda : Jauhilah hasad karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar. (H.R Abu Daud).
Ketahuilah bahwa hasad adalah salah satu sifat buruk ahli Kitab,
terutama Yahudi. Allah berfirman : “Sebahagian
besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada
kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka
sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran” (QS. al Baqarah: 109)
Bahwa ternyata seorang hamba yang bisa meninggalkan sifat hasad dalam dirinya
adalah penghuni surga. Dalam Kitab az Zuhud, Imam Ibnul Mubarak menceritakan
kisah seorang laki laki penghuni surga karena menjauhi sifat hasad.
Dari Anas bin Malik, ia mengatakan bahwa
ketika kami duduk duduk bersama Rasulullah, tiba tiba beliau bersabda : “Sebentar lagi akan datang seorang laki laki
penghuni surga”. Kemudian seorang laki laki dari Anshar lewat dihadapan
mereka sementara bekas air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan
kirinya menenteng sandal.
Esok harinya Rasulullah bersabda lagi : “Akan lewat dihadapan kalian seorang laki
laki penghuni surga”. Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis
seperti hari sebelumnya.
Esok
harinya lagi Rasulullah bersabda : “Akan
lewat di hadapan kalian seorang laki laki penghuni surga”. Tidak berapa
lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi sebelumnya. Bekas air wudhu
masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng sandal.
Setelah
Rasulullah bangkit dari tempat duduk beliau, Abdullah bin Amru bin al ‘Ash
mengikuti laki laki tersebut. Lalu Abdullah berkata kepadanya : Aku sedang
punya masalah dengan orang tuaku maka aku berniat tidak akan menemuinya selama
tiga hari. Jika engkau mengizinkan maka
aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi niatku itu. Laki laki itu menjawab :
Silahkan.
Anas
berkata : Abdullah bin Ash, setelah
tinggal tiga hari tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah
mendapatinya sedang shalat malam. Hanya setiap terjaga dari tidurnya dia
membaca dzikir dan takbir hingga menjelang shubuh. Kemudian berwudhu. Abdullah
juga mengatakan : Saya tidak pernah mendengar dia berbicara kecuali yang baik.
Setelah
menginap tiga malam, Abdullah hampir saja yang menganggap remeh amal laki laki
ini, lalu dia berkata : Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku tidak sedang
bermasalah dengan orang tuaku. Hanya saja aku mendengar Rasulullah selama tiga
hari berturut turut di dalam suatu majlis beliau bersabda : “Akan lewat dihadapan kalian seorang laki
laki penghuni surga”. Ternyata yang muncul tiga kali berturut turut adalah
engkau.
Jadi
aku menginap di rumahmu ini untuk mengetahui amalan apa yang engkau lakukan
sehingga aku dapat mengikuti amalmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan
amalan yang berpahala besar. Sebenarnya amalan apa yang engkau kerjakan
sehingga Rasulullah berkata demikian ?.
Kemudian
laki laki Anshar itu menjawab : Sebagaimana yang engkau lihat aku tidak
mengerjakan amalan (khusus) apa apa.
Hanya saja aku tidak pernah mempunyai rasa iri hati kepada sesama muslim atau
hasad terhadap kenikmatan yang diberikan Allah kepada mereka.
Kemudian Abdullah bin ‘Amru berkata : Itulah
yang menyebabkan kamu mencapai derajat yang demikian, yaitu satu amalan yang
kami tidak mampu melakukannya.
Oleh
karena itu mari kita pelihara diri kita dari penyakit hasad dan dengki agar
mendapatkan kebaikan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A’lam. (1.045).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar