LARANGAN
BANYAK BERTANYA DAN BANYAK MEMINTA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلاَثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلاَثًا فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
“Sesungguhnya
Allah meridhai tiga hal dan membenci tiga hal bagi kalian. Dia meridhai kalian
untuk menyembah-Nya, dan tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya, serta
berpegang teguhlah kalian dengan tali Allah dan tidak berpecah belah. Dia pun
membenci tiga hal bagi kalian, menceritakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya,
banyak bertanya (katsratal suu-al),
dan membuang-buang harta”.
(HR. Muslim no. 1715).
Katsratal
Suu-al (banyak bertanya), dalam bahasa Arab bermakna dua hal yaitu :
Pertama : Terlalu banyak bertanya.
Untuk
mengetahui sesuatu kita dianjurkan untuk bertanya. Bertanya asalnya adalah baik
dan sangat dianjurkan apalagi tentang ilmu agama. Allah Ta’ala berfirman “Fas’aluu ahladz dzikri inkuntum la
ta’lamuun” Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu
tidak mengetahui. (Q.S al Anbiya’ 7).
Tujuan
bertanya adalah untuk mengetahui sesuatu
yang belum diketahui. Tetapi jika berlebihan tentu tidak mendatangkan manfaat.
Ada yang bertanya kepada gurunya :
(1)
Apa hukumnya makan daging dinosaurus atau binatang purba lainnya. Pertanyaan
ini tentu sia sia saja, buang waktu saja karena
binatang purba itu sudah punah.
(2)
Bagaimana menentukan waktu shalat jika seseorang berada di bulan. Ini juga
pertanyaan yang sia sia, tak bermanfaat karena siapa yang akan berada di bulan,
mungkinkah ?.
Kedua : Terlalu banyak meminta.
Secara
asal tidak ada larangan meminta bantuan kepada
orang lain jika yang diminta itu mampu. Misalnya minta bantuan harta, tenaga
dan yang lainnya kepada kerabat ataupun tetangga. Namun demikian janganlah
terlalu sering meminta kalau tidak ada keperluan yang sangat penting. Itupun
harus dalam batas kebutuhan yang mendesak saja.
Tetapi sebagian manusia di
zaman ini ada yang serakah sudah memiliki harta yang banyak tapi masih berusaha
mendapatkan harta orang lain. Meminta dengan berbagai cara. Bahkan ada manusia
yang menjadikan minta minta sebagai
profesi untuk mengumpulkan harta yang banyak karena kebanyakan manusia tidak
pernah bisa puas dengan harta yang telah dianugerahkan Allah kepadanya.
Dalam
suatu riwayat disebutkan tentang seorang peminta minta pada zaman Amirul
Mukminin Umar bin Khaththab. Dari Ibnu Abbas, ia bercerita : Suatu ketika seorang
laki laki datang menemui Umar dan meminta minta kepadanya. Lalu Umar memandang
ke arah kepalanya kemudian ke arah kedua kaki orang itu yaitu untuk melihat
tanda tanda kemiskinan pada dirinya. Kemudian Umar berkata kepada peminta minta
ini : Berapakah harta yang engkau miliki ? Orang ini menjawab : (dengan jujur)
40 ekor unta.
Maka
Ibnu Abbas berkata : “Sungguh benar apa
yang disampaikan Allah dan RasulNya, seandainya anak Adam memiliki emas
sebanyak dua lembah, niscaya ia ingin memiliki lembah yang ketiga. Tidak ada
yang bisa memenuhi rongga (perut, mulut dan yang lainnya) anak Adam selain
tanah. Kemudian Allah menerima taubat orang yang bertaubat kepadaNya”
Umar berkata
: Hadits apakah ini ? Aku (Ibnu Abbas menjawab) : Demikianlah Ubay
membacakannya kepadaku. Umar berkata : Kalau begitu kita pergi menjumpainya.
Ibnu Abbas melanjutkan : Lalu Umar
mendatangi Ubay. Sesampai di sana Umar bertanya : Perkataan yang dikatakan olehnya
(oleh Ibnu Abbas). Ubay menjawab : Demikianlah Rasulullah membacakannya
kepadaku. (Lihat Silsilah Hadits Shahih, Syaikh al Albani No 2909
Ketahuilah bahwa jika seorang hamba terlalu banyak meminta maka lama kelamaan bisa merasa tergantung kepada orang lain. Pada hal manusia disuruh berusaha untuk menjaga kehormatan dirinya dan hanya bergantung kepada Allah Ta’ala saja.
Ketahuilah bahwa jika seorang hamba terlalu banyak meminta maka lama kelamaan bisa merasa tergantung kepada orang lain. Pada hal manusia disuruh berusaha untuk menjaga kehormatan dirinya dan hanya bergantung kepada Allah Ta’ala saja.
Rasulullah
bersabda : “Laa tazaalul mas-alatu bi
ahadikum hatta yalqallaha yaumal qiyaamati wa laisa fii wajhihi muz’atu lahmin”.
Senantiasa salah seorang dari kalian meminta dan meminta sampai dia bertemu
Allah di hari kiamat dalam keadaan wajahnya tidak ada daging (nya) sama sekali.
((H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Adapun orang orang yang meminta karena benar benar mempunyai
kebutuhan yang sangat mendesak dan memang karena tidak berpunya maka diperbolehkan.
Tapi janganlah dijadikan kebiasaan. Berusahalah semampunya dan mohonlah
pertolongan kepada Allah agar diberi rizki dari usaha sendiri.
Oleh karena mari kita jaga diri agar tidak banyak bertanya apalagi yang tidak bermanfaat dan tidak terlalu sering meminta karena bisa
menurunkan izzah atau kehormatan diri. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (1.035).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar