DOA BERBUKA PUASA YANG DIAJARKAN RASULULLAH
Oleh
: Azwir B. Chaniago
Ketika
berbuka puasa kita dianjurkan untuk berdoa. Dan doa yang masyhur bahkan sangat
populer adalah sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dawud, Baihaqi dan yang
selainnya. Dari Mu’adz bin Zahrah bahwasanya sampai kepadanya apabila
Rasulullah berbuka beliau berdoa dengan doa : “Allahumma laka shumtu (wa bika amantu) wa ‘ala razqika afthartu”
Ya Allah untuk Engkaulah aku berpuasa (dan kepada Engkau aku beriman) dan atas
rizki Engkaulah aku berpuasa.
Ketahuilah
bahwa para ulama menjelaskan bahwa ada tiga cacat dalam hadits ini sehingga
dihukumi sebagai hadits lemah, yaitu : (1) Mua’dz bin Zahrah adalah perawi
majhul, tidak dikenal. (2) Hadits ini mursal dhaif karena Muadz bin Zahrah
seorang tabi’in tapi meriwayatkan langsung dari Nabi. (3) Sanad nya mudhtharib,
daya ingatnya lemah.
Hadits
ini dilemahkan oleh al Hafizh Ibnu Hajar (lihat Takhrij al Adzkar dan juga
dilemahkan oleh Syaikh al Albani dalam al Irwa’.
Oleh karena itu hadits tentang doa berbuka
puasa dengan lafazh : Allahhumma laka shumtu …dan seterusnya ini tidaklah
memiliki sandaran yang kuat. Jadi sebaiknya tidak diamalkan.
Adapun hadits shahih tentang doa berbuka puasa, yang
diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam adalah :
ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
“Dzahabazh zhamaa’u
wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insya Allah, (pen.)”. Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada
pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki. (Hadits shahih, riwayat
Abu Daud, no. 2357 dan juga diriwayatkan
oleh ahli hadits selainnya. Lihat Shahih al-Jami’ 4/209).
Mungkin bagi sebagian
orang agak terasa berat merubah
kebiasaan membaca doa Allahumma laka shumtu …. Dan diganti dengan doa dzahaba
zhamaa’u ini. Diantara penyebabnya adalah bahwa semenjak kita mulai belajar puasa
umumnya doa Allahhumma laka shumtu
inilah yang diajarkan oleh guru atau orag tua kita. Bahkan sudah kita amalkan
dalam berpuluh puluh kali puasa.
Namun demikian ketahuilah
bahwa jika seorang hamba mendapatkan suatu keterangan atau sandaran yang shahih
dalam suatu ibadah maka tentu seharusnya segera meninggalkan sandaran yang
lemah.
Ketahuilah bahwa Doa “dzahaba
zhamaa’u …” ini dibaca setelah berbuka, yaitu setelah minum atau makan
makanan berbuka. Jadi tidak dibaca pada saat akan berbuka. Pada saat akan
berbuka maka seharusnya membaca bismillah, sebagaimana keumuman hadits tentang
makan dan minum yaitu dengan membaca basmalah.
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
Apabila salah seorang di antara kalian
makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut
nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa
aakhirahu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya). (H.R
Abu Daud no. 3767 dan at Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits
tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
Rasulullah
bersabda :“Yaa ghulam. Sammillaha, wa kul biyamiinika, wakul mimmaa
yaliik.” Wahai anak. Sebutlah nama
Allah, makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah makanan yang ada di
dekatmu.(H.R Abu Dawud dan al Hakim).
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua.
Wallahu A’lam. (1.046).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar