SANGATLAH BAIK KALAU MAU BERTAUBAT
SEKARANG JUGA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Di zaman ini ternyata ada orang yang beragama Islam, ber-KTP Islam, tapi secara sengaja telah memilih orang kafir sebagai pemimpin
bahkan ikut mempromosikan dan berkampanye. Ikut membela dan menjelaskan kepada
orang banyak, seolah olah pemimpin kafir itu baik dan perlu dipilih.
Pada hal Allah Ta’ala dengan sangat
jelas dan tegas melarang dalam banyak ayat-Nya, diantaranya : “Janganlah
orang orang beriman menjadikan orang kafir sebagai pemimpin, melainkan orang
orang beriman. Barangsiapa berbuat demikian niscaya dia tidak akan memperoleh
apapun dari Allah, kecuali karena
(siasat) atau menjaga diri dari sesuatu yang kamu takuti dari mereka. Dan Allah
memperingatkan kamu akan diri (siksa)-Nya dan hanya kepada Allah tempat
kembali”. (Q.S Ali Imran 28)
Mungkin mereka melakukan perbuatan
tercela itu dengan berbagai sebab ataupun alasan. Bisa jadi karena ketidak
tahuan tentang larangan Allah Ta’ala dalam hal ini. Bisa juga karena mengharapkan
keuntungan dunia baik berupa harta, jabatan, pangkat, popularitas dan yang
lainnya.
Terhadap orang orang yang sudah teledor ini sangatlah baik jika mau
menyadari kesalahannya dan segera minta ampun dan bertaubat. Ketahuilah bahwa
orang Islam sangat beruntung karena mengetahui bahwa Rabb-nya Maha Pengampun, Maha
Penerima Taubat serta Maha Penyayang.
Sungguh
Allah Ta’ala menyuruh kita untuk segera memohon ampun agar kita menjadi orang
yang beruntung. Allah
Ta’ala berfirman : “Wa tuubuu ilallahi jamiian aiyuhal
mu’minuuna, la’allakum tuflihuun”. Dan bertaubatlah kamu semua kepada
Allah, wahai orang orang yang beriman, agar kamu beruntung. (Q.S an Nuur 31).
Ketahuilah bahwa seorang hamba wajib untuk bersegera memohon ampun dan bertaubat
kepada Allah. Jangan sekali kali menunda nundanya. Allah berfirman : “Wa
saari’u ila maghfiratin min rabbikum” Dan bersegeralah kamu mencari ampunan
dari Rabbmu. (Q.S Ali Imran 133).
Imam Ibnul Qayyim berkata : Menyegerakan taubat dari dosa
merupakan kewajiban dan tidak boleh ditunda tunda. Jika menunda taubat maka
berarti telah bermaksiat dengan penundaan itu. Bila bertaubat dari dosa, maka
masih tersisa darinya taubat yang lain, yaitu taubat dari sikap menunda nunda
taubat itu. Hal ini jarang sekali terbetik dalam jiwa pelaku taubat, dia
beranggapan bahwa jika ia bertaubat dari dosa tidak ada lagi dosa yang tersisa
darinya. Padahal dia harus (pula) bertaubat terhadap dosa penundaan taubatnya.
Dalam
sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa
Allah Ta’ala menyuruh manusia yang telah melakukan dosa untuk segera memohon ampun. Allah berfirman : “Ya ‘ibaadi, innakum tukhti-una bil laili wan nahar” Wa ana aghfiru
dzunuba jamii’a. Fastaghfiruni, aghfirlakum”. Wahai hamba hambaku,
sesungguhnya kalian berbuat dosa (kesalahan) siang dan malam. Dan Aku Maha Pengampun, semua dosa. Minta
ampunlah kepada-Ku, Aku akan ampuni kalian. (H.R Imam Muslim).
Memang
kenyataannya banyak manusia telah melakukan kesalahan. TAPI KETAHUILAH BAHWA
KELALAIAN DALAM MEMINTA AMPUN DAN BERTAUBAT ADALAH TERMASUK KESALAHAN BESAR.
Kenapa ?.
Pertama : Sebagai seorang hamba yang sudah berbuat
salah lalu lalai untuk memohon ampun itu namanya tidak ingin menjadi orang yang
beruntung. Tidak memanfaatkan kesempatan paling berharga. Mungkin juga tidak
paham tentang betapa besarnyanya kasih sayang Allah kepada hamba hamba-Nya. Allah
berfirman : “Dan barangsiapa berbuat
kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah,
niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. (Q.S an
Nisa’ 110).
Kedua : Allah membuka pintu ampunan dan taubat
setiap saat lalu tidak dimanfaatkan. Barangkali inilah tanda manusia yang tak
mengiraukan bagaimana masa depannya di akhirat kelak. Pada hal Allah menyuruh
manusia berlomba, adu cepat, dalam mendapatkan ampunan-Nya. Allah berfirman. “Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan
ampunan dari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang
disediakan bagi orang orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah karunia
Allah yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai
karunia yang luas”. (Q.S al Hadid 21).
Ketiga : Kematian pasti akan mendatangi siapapun,
kapapun dimana pun dan datangnya pun tiba tiba. Allah berfirman : “Dan taubat itu tidaklah (diterima Allah)
dari mereka yang melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada mereka
seorang di antara mereka (barulah) dia mengatakan, saya benar benar bertaubat
sekarang. Dan tidak (pula diterima taubat) dari orang orang yang meninggal
sedang mereka berada dalam kekafiran. Bagi orang orang itu telah Kami sediakan
adzab yang pedih”. (Q.S an Nisa’ 18).
Orang orang yang telah melampaui
batas dan yang telah menzhalimi diri merekapun tetap dilarang berputus asa.
Allah berfirman : “Qul yaa ‘ibaadiyal
ladziina asrafuu ‘alaa anfusihim laa naqnathuu min rahmatillah, innallaha
yaghfirudz dzunuuba jamii’aa, innahu huwal ghafuurur rahiim”. Katakanlah,
wahai hamba hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri.
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S az Zumar 53).
Jadi sangatlah merugi orang yang berputus asa dari rahmat atau kasih
sayang Allah. Allah berfirman : “Innahu laa yaiasu min rauhillah illal
qaumul kaafiruun” Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah
orang orang yang kafir. (Q.S Yusuf 87).
Oleh
karena itu seorang yang cerdas akan
selalu bersegera memohon ampun dan bartaubat kepada Allah Ta’ala. Lalu
bersegera pula melakukan amal amal shalih dan berhenti dari segala perbuatan
buruk sekecil apapun.
Sungguh sekaranglah saat terbaik
dan paling tepat untuk memohon ampun dan bertaubat terhadap kasalahan dimasa
lalu. Ketahuilah bahwa bisa saja Allah mendatangkan hukuman segera di dunia ini
dan hukuman di akhirat tentu lebih berat lagi. Na’udzubillahi min dzaalik.
Jadi bukalah lembaran baru dalam
hidup ini dan berhentilah dari kemaksiatan apalagi membela orang kafir karena
itu termasuk dosa besar. Sesal kemudian
tak berguna. Insya Allah ada manfaatnya. Wallahu A’lam. (1.050).