CARA
MENGHAMBAT RASA BERAT DALAM BERIBADAH
Disusun oleh : Azwir
B. Chaniago
Orang orang beriman wajib yakin seyakin yakinnya bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah, mengabdi dan beribadah kepada Allah Ta’ala yaitu sebagaimana firman-Nya :
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Aku tidak menjadikan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S adz Dzariyat 56).
Lalu berapa lama atau sampai kapan beribadah. Beribadah kepada Allah Ta’ala dengan taat SAMPAI AKHIR HAYAT atau sampai diwafatkan. Allah Ta’ala menjelaskan hal ini dalam firman-Nya :
وَاعْبُدْ
رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Dan sembahlah Rabbmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. (Q.S al Hijr 99).
Sayikh as Sa’di berkata : Al yaqin yaitu sampai ajal tiba. Maksudnya, kontinyulah (terus menerus) engkau (Muhammad) mendekatkan diri kepada Allah dengan segala macam ibadah disetiap waktu. Maka beliau mentaati perintah Rabb-nya dan senantiasa beribadah sampai datang al yaqin dari Rabbnya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Jadi
kewajiban kita beribadah, mengabdi dan menyembah kepada Allah Ta'ala adalah
terus menerus atau kontinyu. Cuma saja terkadang datang RASA BERAT DALAM
BERIBADAH. Penyebabnya sangat banyak, diantaranya adalah :
(1) Hawa
nafsu yang cenderung kepada keburukan. Alah Ta’ala berfirman :
وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ النَّفْسَ
لَأَمَّارَةٌۢ بِالسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ
رَّحِيمٌ
(Yusuf
berkata) Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan) karena
sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan kecuali (nafsu) yang
diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun, Maha
Penyayang. (Q.S Yusuf 53).
(2)
Syaithan yang selalu mendorong kepada keburukan dan kesesatan. Allah Ta’ala
telah mengingatkan dalam firman-Nya :
وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلالا
بَعِيدًا
Dan
syaithan itu bermaksud menyesatkan mereka (manusia, dengan) kesesatan yang
sejauh jauhnya. (Q.S an Nisa’ 60).
Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah selalu berhati hati dan waspada jika pada suatu waktu DIDATANGI RASA BERAT UNTUK BERIBADAH. Ketahuilah bahwa ada banyak jalan untuk melawan keadaan ini, diantaranya adalah :
Pertama : Jangan mau menjadi muslim yang bodoh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
أَفْضَلُ
المُؤْمِنِينَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَ أَكْيَسُهُمْ أَكْثَرُهُم لِلمَوتِ ذِكْرًا
وَ أَحْسَنُهُم لَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ
Orang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang PALING CERDAS adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas. (H.R at Tirmidzi).
Ketika seorang hamba menempatkan mati di pelupuk matanya maka datanglah rasa takut untuk melalaikan ibadah itulah orang yang cerdas.
Ad Daqaq berkata : Barangsiapa yang banyak mengingat kematian, dia akan
dimuliakan dengan tiga perkara, yaitu: (1) Bersegera dalam bertaubat, (2) Hati
yang qanaah, (3) BERSEMANGAT UNTUK MELAKUKAN IBADAH. Barangsiapa yang lupa
mengingat kematian, dia akan dihukum dengan tiga perkara, yaitu: (1) Menunda-nunda
taubat, (2) Tidak ridha terhadap pemberian (takdir) Allah, (3) Malas beribadah.
(At-Tadzkirah).
Kedua : Perkokoh rasa yakin bahwa diri manusia selalu dalam pengawasan Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman :
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ
عَتِيدٌ
Tidak ada satu kata yang diucapkannya melainkan ada di
sisinya Malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). Q.S Qaf 18.
Rasulullah
Salllahu 'alaihi Wasallam bersabda :
…
أَنْ
تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ …
…
Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak
melihatnya, sesungguhnya Dia pasti melihatmu … (H.R Imam Muslim).
Ketiga : Ingatlah bahwa ibadah atau amal shalih yang kita lakukan maka manfaatnya akan kembali kepada diri. Allah Ta'ala berfirman :
إِنْ
أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik UNTUK DIRIMU SENDIRI.
Jadi, jika seseorang berat dalam beribadah maka kerugian dan penyesalan ada pada dirinya sendiri bukan pada orang lain.
Keempat : Ingatlah bahwa Allah Maha Pengasih Maha Penyayang. Sungguh Allah akan membalas amal shalih seseorang dengan pahala berlipat ganda. Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
لاَ
يَتَصَدَّقُ أَحَدٌ بِتَمْرَةٍ مِنْ كَسْبٍ طَيِّبٍ إِلاَّ أَخَذَهَا اللَّهُ
بِيَمِينِهِ فَيُرَبِّيهَا كَمَا يُرَبِّى أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ أَوْ قَلُوصَهُ
حَتَّى تَكُونَ مِثْلَ الْجَبَلِ أَوْ أَعْظَمَ
Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerja yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana seseorang membesarkan anak kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih besar dari itu. (H.R Imam Muslim).
Kelima : Ingatlah bahwa kematian bisa datang mendadak.
Ingatlah, setiap
hamba harus semakin waspada karena di zaman
ini ternyata banyak terjadi KEMATIAN TIBA TIBA
ATAU MENDADAK. Memang itu merupakan salah satu tanda-tanda (sudah
dekatnya) hari Kiamat. Sebagaimana disebutkan dalam satu hadits :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى
الْهِلالُ قِبَلا ، فَيُقَالُ : لِلَيْلَتَيْنِ ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ
طُرُقًا ، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ
Dari Anas bin Malik, dia meriwayatkan dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Diantara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ini
tanggal dua, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya
(banyaknya) KEMATIAN MENDADAK. (H.R ath Thabrani).
Nah,
ketika jika kematian yang mendadak itu datang pada saat seseorang sedang dalam
keadaan merasa berat beribadah maka AKAN MENDATANGKAN PENYESALAN SERTA KERUGIAN
BESAR. Wallahu A'lam. (2.896)