SETELAH BELAJAR ILMU LALU MENGAMALKAN DAN MENGAJARKAN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Sesungguhnya menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat mulia. Sebab dengan menuntut ilmu seorang hamba dapat MENGENAL RABB-NYA yang Mahamulia dan dapat MENUNAIKAN HAK HAK-NYA. Dan juga dapat menunaikan hak hak sesama makhluk. (Syaikh Abdul Aziz as Sayyid Nada, Kitab Ensiklopedi Islam).
Selanjutnya, ketika seorang hamba telah memiliki ilmu meskipun baru sedikit maka ada hal penting yang harus ditunaikan sehingga ilmunya menjadi bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya. Dua diantaranya adalah :
Pertama : Kewajiban mengamalkan ilmunya.
Tujuan belajar ilmu adalah diamalkan. Ketahuilah bahwa yang akan dihisab di akhirat kelak BUKAN ILMU TAPI AMAL. Oleh karena itu hamba Allah haruslah bersegera mengamalkan ilmu yang telah dimilikinya. Dengan demikian menjadi ilmu yang bermanfaat mengantarkan pemiliknya kepada RIDHA ALLAH TA’ALA.
Imam Ibnul Qayyim mengatakan : Ilmu memiliki enam tingkatan. Tingkatan keenam -yang merupakan buahnya - yaitu mengamalkannya dan memperhatikan batasan batasannya. (Syaikh Bakr Abu Zaid, Adab dan Manfaat Menuntut Ilmu).
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengabarkan bahwa setiap manusia akan ditanya tentang apa yang telah diamalkan dari ilmu yang dimilikinya. Beliau bersabda :
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ ... وَعَنْ مَاذَا عَمِلَ فِيهِ
Tidak akan bergeser telapak kaki seorang hamba pada hari Kiamat hingga dia ditanya tentang emppat perkara : … dan ilmunya apa yang telah diamalkan darinya. (H.R at Tirmidzi, ad Darimi dan Abu Ya’la).
Terkadang kita menyaksikan bahwa ada sebagian saudara saudara kita yang telah mengetahui beberapa ilmu yang mudah untuk diamalkan tapi tak diamalkan. Kalaupun diamalkan tapi tidak kontinyu.
Diantara contohnya adalah membaca basmalah sebelum makan dan membaca alhamdulillah setelahnya. Makan minum dengan tangan kanan. Membaca doa ketika ketika masuk dan keluar kamar mandi-wc. Memakai sandal dimulai dengan kaki kanan dan melepasnya mulai dari kiri dan yang lainnya.
Oleh sebab itu wahai hamba hamba Allah mari sama sama kita berusaha mengamalkan ilmu yang telah dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kita.
Kedua : Mengajarkan ilmunya.
Mengajarkan ilmu adalah menyebarkan ilmu syar’i dan mengajak manusia kepada jalan yang lurus. Yang demikian itu termasuk sebaik baik perbuatan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengajarkannya. (H.R Imam Bukhari).
Ketika seorang hamba mendakwahkan atau mengajarkan ilmunya maka sungguh dia akan memperoleh kebaikan yang sangat banyak, diantaranya adalah :
(1) Mendapat pahala seperti yang mengerjakannya.
Dari Abu Mas’ud Uqbah bin Amir Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (H.R Imam Muslim).
Bahkan pahala orang yang didakwahi tidak berkurang sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا
Barangsiapa memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga. (H.R Imam Muslim).
(2) Lebih baik dari memiliki unta yang paling mahal.
Selain itu, mengajarkan atau mendakwahkan ilmu syar’i lebih bernilai dari harta yang paling mahal dan disukai. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
فَوَاللهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلً وَاحِدً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ .
Maka demi Allah, kalaulah sekiranya Allah Ta’ala memberikan petunjuk seorang laki laki saja, melalui dirimu maka hal itu lebih baik daripada engkau memiliki unta merah (unta yang paling mahal). H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim.
(3) Mengajarkan ilmu mendatangkan pahala jariyah.
Ketika orang yang telah mengajarkan ilmu wafat, maka ada pahala yang mengalir terus baginya. Perkara ini dijelaskan dalam suatu hadits tentang pahala jariyah bagi orang yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat ketika masih hidup. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang shalih. (H.R Imam Muslim).
Sungguh pahala jariah ini sangatlah menggiurkan dan bermanfaat karena akan terus mengalir ke alam kuburnya sampai hari Kiamat. Jadi berlombalah belajar ilmu, lalu mengamalkan dan MENGAJARKAN ATAU MENDAKWAHKANNYA melalui berbagai sarana dan media. Wallahu A’lam. (2.167)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar