SAHABAT SELALU BERSEGERA MENGAMALKAN AL QUR-AN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Al
Hafizh Ibnu Hajar Ashqalani berkata : Sahabat adalah orang yang bertemu dengan Nabi Salallahu ‘alaihi
wasallam, beriman kepadanya dan wafat dalam keadaan Islam. (al Ishabah fi Tamyiz
as Shahabah).
Para
sahabat adalah umat terpilih. Allah berfirman : “Qulilhamdulillahi wa salaamun
‘ala ‘ibaadihil ladziina ashthafaa…” Katakanlah, segala puji bagi Allah dan
kesejahteraan atas hamba hamba-Nya yang dipilih-Nya.. (Q.S an Naml 59).
Tentang
ayat ini dijelaskan dalam Tafsir ath Thabari : (1) Ibnu Abbas berkata : Para
sahabat Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam adalah hamba hamba pilihan
Allah untuk Nabi-Nya. (2) Firman Allah : Hamba
hambaNya yang dipilihNya yaitu
hamba hamba pilihan untuk Nabi-Nya Muhammad. Allah menjadikan mereka sebagai
pendamping dan pembela Nabi untuk mengemban agama yang diutus
Para
sahabat adalah generasi yang pertama tama beriman, mengamalkan dan mendakwahkan
risalah Rasulullah. Mereka melakukan berbagai kebaikan dengan penuh keikhlasan,
sungguh sungguh, penuh kesabaran dan pengorbanan yang sangat besar pada diri
dan hartanya.
Terutama
sekali dalam mengamalkan perintah perintah al Qur-an, para sahabat adalah orang
orang yang bersegera melakukannya dengan sungguh sungguh dan tidak pernah
memilah milah ayat al Qur-an untuk diamalkan. Dua kisah berikut sangatlah baik
untuk menjadi pelajaran bagi kita :
Pertama : Tatkala turun surat al
Baqarah 245.
Dari
Ibnu Mas’ud, dia berkata bahwa ketika turun firman Allah : “Man dzalladzi yuqridhullaha qardhan hasanan fa yudhaa’ifahu, lahuu
adh’afan katsiiratan, wallahu yaqbidhu wa yabshuthu wa ilaihi turja’uun”. Barang
siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya kamu dikembalikan.
Maka Abu Dahdah al Anshari bertanya kepada
Rasulullah : Wahai Rasulullah ! Benarkah Allah menghendaki pinjaman dari kita ?. Beliau menjawab : Benar wahai Abu
Dahdah. Lalu Abu Dahdah menjabat tangan Rasulullah dan berkata : Aku akan
meminjamkan (menginfakkan di jalan Allah) kepada Rabb-ku kebunku yang luas itu.
Ibnu
Mas’ud menjelaskan bahwa kebun milik Abu Dahdah itu di dalamnya terdapat 600
pohon kurma. Demikian pula Ummu Dahdah dan keluarga Abu Dahdah bermukim disitu.
Selanjutnya Ibnu Mas’ud menceritakan : Setelah (kebun diserahkan kepada
Rasulullah untuk dipinjamkan kepada Allah Ta’ala) Abu Dahdah datang dan
memanggil istrinya. Ya Ummu Dahdah ! Ummu Dahdah menjawab : Labbaik... Kemudian
Abu Dahdah berkata : Pindahlah engkau dari sini karena kebun ini telah aku
pinjamkan kepada Rabb-ku Yang Mahaagung dan Mahamulia. (Lihat Tafsir Ibnu
Katsir).
Kedua : Tatkala turun
surat Ali Imran ayat 92.
Firman Allah : Lan tanaalul birra hattaa tunfiquu mimmaa
tuhibbuun, wa maa tunfiquu min syai-in fa innallaha bihii ‘aliim” Benar
benar kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian
harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh
Allah Maha Mengetahui. (Q.S Ali Imran 92).
Dari Ishaq bin Abdillah bin Abi Thalhah, ia mendengar Anas
bin Malik berkata : Abu Thalhah adalah orang terkaya diantara orang orang Anshar
di Madinah. Kekayaannya yang paling dia cintai adalah Bairuha yaitu kebun yang
berhadapan dengan masjid. Rasulullah pernah memasukinya dan meminum air yang
segar darinya.
Kata Anas ketika ayat ini turun Abu Thalhah berkata : Ya
Rasulullah sesungguhnya Allah berfirman : Kamu sekali kali tidak tidak akan
sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta
yang kamu cintai” Sesungguhnya harta kekayaan yang paling aku sukai adalah
Bairuha’ dan aku bermaksud untuk menyedekahkannya yang dengannya aku berharap
mendapat kebaikan dan simpanan disisi Allah. Maka manfaatkanlah kebun itu ya
Rasulullah seperti apa yang ditunjukkan Allah kepada engkau.
Maka Nabi bersabda : Bagus, bagus, yang demikian itu adalah
harta yang menguntungkan, harta yang menguntungkan. Dan aku telah mendengar apa
yang engkau katakan. Aku berpendapat hendaklah kebun itu engkau berikan kepada
kaum kerabatmu. Abu Thalhahpun berkata : Aku akan laksanakan ya Rasulullah.
Kemudian Abu Thalhah membagi bagikannya kepada sanak kerabatnya dan anak anak
pamannya.
Demikianlah dua kisah
shahih tentang sahabat yang selalu bersegera mengamalkan al Qur an
meskipun dengan mengorbankan harta yang dimilikinya. Ini mereka lakukan semata
mata untuk mencari ridha Allah Ta’ala.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam
(687)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar