BERSEDEKAH BUKAN HANYA DENGAN HARTA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Bersedekah untuk membantu orang lain yang membutuhkan, sangatlah
dianjurkan dalam syariat Islam. Sungguh sangatlah banyak keutamaan bersedekah,
diantaranya adalah bahwa Allah Ta’ala akan mengganti dengan berlipat ganda
sampai 700 kali bahkan bisa lebih dari itu.
Allah Ta’ala berfirman : “Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (Q.S
al Baqarah 261).
Rasulullah bersabda : Abu Mas’ud berkata bahwa ada seseorang
yang membawa seekor onta yang terikat ke hadapan Rasulullah seraya berkata :
Onta ini saya sedekahkan di jalan Allah. Mendengar hal itu Rasulullah bersabda
: “Laka bihaa yaumal qiyaamati
sab’umi-ati naaqatii kulluhaa makhthuumah”. Balasan bagimu nanti di Hari
Kiamat tujuh ratus onta yang seluruhnya terikat. (H.R Imam Muslim).
Demikian hebatnya keutamaan sedekah maka sangat dianjurkan
untuk bersedekah dalam keadaan sempit
ataupun dalam keadaan lapang dan itulah salah satu tanda orang orang yang bertakwa. Allah berfirman : “Alladziina
yunfiquuna fissarraa-i wadhdharra-i” (Orang yang bertakwa yaitu) orang yang
berinfak baik di waktu lapang maupun diwaktu sempit. (Q.S Ali Imran 134).
Lalu ada yang bertanya : Bagaimana dengan orang orang yang
tidak memiliki harta untuk disedekahkan ?. Ketahuilah bahwa pertanyaan semisal
ini juga pernah diajukan para sahabat kepada Rasulullah Salallahu ‘alahi
Wasallam. Beliau telah menjelaskan hal ini dalam sabda beliau dari Abu Hurairah dia
berkata bahwa orang-orang fakir dari kalangan Muhajirin mendatangi
Rasulullah dan berkata : Orang-orang
yang memiliki harta berlomba-lomba menggapai derajat yang tinggi dan nikmat
yang kekal. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka puasa sebagaimana
kami puasa. Dan mereka memiliki
kelebihan harta hingga mereka (bisa) berhaji, umrah, jihad dan bersedekah.
Lalu
Rasulullah bersabda : “Maukah aku
beritahukan kepada kalian sesuatu untuk mengejar orang-orang yang telah
mendahului kalian dalam beramal dan meninggalkan orang-orang yang ada di
belakang kalian. Dan tidak ada orang
yang lebih baik dari kalian kecuali jika ia melakukan seperti yang kalian
lakukan?, Para sahabat menjawab : Mau, wahai Rasulullah!, Maka Rasulullah
bersabda : Kalian ber-tasbih,
ber-tahmid, ber-takbir setiap selesai shalat sebanyak
33 kali.”
Abu Sholeh yang meriwayatkan dari Abu
Hurairah berkata : Ketika Rasulullah
ditanya tentang bagaimana cara menyebutkannya, maka beliau bersabda : Mengatakan subhaanallaah wal
hamdulillaah wallaahu akbar, hingga setiap kalimat diucapkan sebanyak 33
kali. (Muttafaq ‘alaih).
Bahkan Rasulullah telah menjelaskan
pula bahwa semua kebaikan adalah bernilai sedekah. Beliau bersabda : “Kullu
ma’ruufin shadaqatun” Setiap kebaikan adalah sedekah. (H.R Imam Bukhari dan
Imam Muslim, dari Abu Ayyub).
Imam an Nawawi dalam Syarah Shahih
Muslim antara lain menyebutkan maksudnya
adalah bahwa setiap kebaikan memiliki hukum yang sama dengan sedekah dalam hal
pahala.
Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Dzar, Rasulullah bersabda : “(1) Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah. (2) Engkau menyuruh
kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran adalah sedekah. (3) Engkau
menunjuki orang yang tersesat adalah sedekah. (4) Engkau menuntun atau
menunjuki orang yang lemah penglihatannya adalah sedekah. (5) Engkau menyingkirkan batu, duri dan tulang
dari jalan adalah sedekah (6) Dan engkau menuangkan air dari embermu (dan
diberikan) ke ember saudaramu adalah saudaramu adalah sedekah”. (H.R Imam
at Tirmidzi dan Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad).
Syaikh Atiyah Muhammad Salim
berkata : Sedekah itu tidak sebatas pada harta atau senilai harta saja akan
tetapi mencakup semua amalan shalih. Termasuk berupa ucapan yang baik, bermanis
muka, menolong orang lain dengan membawakan barangnya ke kendaraan atau memberi
keringanan kepada orang yang kesulitan. Bahkan ibadah kepada Allah bisa jadi
sedekah seorang Muslim kepada saudaranya.
Seperti diriwayatkan dalam satu
hadits ketika ada orang yang datang saat para sahabat telah selesai shalat
ashar, Rasulullah bersabda : “Siapakah
yang mau bersedekah kepada orang ini dengan shalat bersamanya ?”. (H.R at
Tirmidzi, Abu Dawud dan yang selainnya, dishahihkan oleh Syaikh al Albani). Maka
Abu Bakar bersedekah dengan menemani shalat bersamanya. (Fi Zhilali Arsy
Rahman).
Al Hafizh Ibnu Rajab al Hambali
berkata : Sedekah dengan selain harta ada dua macam, yaitu :
Pertama : Segala sesuatu yang ada didalamnya manfaat kebaikan untuk
orang lain maka hal itu sama dengan sedekah kepada mereka. Bahkan bisa lebih
afdhal dari sedekah dengan harta. Misalnya memerintahkan yang baik dan mencegah
dari kemungkaran, mengajarkan ilmu yang bermanfaat dan mengajarkan al Qur an
kepada yang belum bisa, menghilangkan gangguan dari jalan, mendoakan kaum
muslimin dan memintakan ampun bagi mereka.
Kedua : Segala sesuatu yang manfaatnya hanya terbatas bagi
pelakunya sendiri. Seperti macam macam dzikir berupa takbir, tasbih, tahmid,
tahlil dan istighfar, berjalan menuju masjid semuanya adalah sedekah. (Jami’ul
Ulum wal Hikam)
Oleh karena itu jika memiliki harta
meskipun sedikit tetaplah bersedekah apalagi memiliki harta yang banyak. Selain
itu berusahalah pula agar senantiasa
melakukan kebaikan kebaikan yang insya Allah juga bernilai sedekah.
Wallahu A’lam (704)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar