RASULULLAH MENYURUH UMATNYA MENJAGA PUASA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Puasa Ramadhan memiliki keutamaan
dan kedudukan yang tinggi dalam Islam karena merupakan salah satu dari rukun
Islam. Rasulullah bersabda : “Buniyal
Islaamu ‘ala khamsin syahaadati an laa illaha ilallahu wa anna muhammadan
rasuulullah wa iqaamish shalaati wa iitaa-iz zakaati wal hajji wa shaumi
ramadhaana” . Islam dibangun di atas
lima tiang : Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan Muhammad Rasulullah, menegakkan
shalat, memberikan zakat, haji dan puasa Ramadhan. (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Tentang kewajiban puasa Ramadhan,
telah dijelaskan Allah Ta’ala dalam
firman-Nya : “Yaa aiyuhal ladziina
aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu kamaa kutiba ‘alal ladziina min qablikum
la’allakum tattaquun”. Wahai orang orang yang beriman !. Diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa. (Q.S al Baqarah 183).
Tujuan utama melaksanakan puasa Ramadhan adalah agar
mendapat predikat takwa. Namun demikian ternyata tidaklah semua orang yang
berpuasa akan mendapatkannya. Bahkan ada yang hanya mendapat lapar dan haus
saja. Na’udzubillah.
Hal ini diperjelas oleh Rasulullah
dalam sabda beliau : “Rubba shaaimin
hazhzhuhu min shiyaamihi alju’ wal athas”. Betapa banyak orang yang
berpuasa yang mendapatkan lapar dan haus saja. (H.R Ibnu Majah)
Oleh karena itu Rasulullah wanti
wanti, mengingatkan umatnya agar menjaga puasanya dengan sungguh agar tidak
tercemar oleh sesuatu yang bisa merusak nilai puasanya. Sungguh sangat banyak
perkara yang harus dijaga dalam berpuasa. Diantaranya adalah sebagaimana
disebutkan dalam hadits :
Pertama : “Idzaa kaana yaumu
shaumi ahadikum falaa yarfuts wa laa yashkhab. Fa in sabbahu ahadun au
qaatalahu, fal yaqul innii shaa-im.” Jika pada hari puasa salah seorang
dari kalian hendaknya tidak berkata kata jorok dan tidak berteriak teriak.
Apabila ada seseorang yang memaki makinya atau mengajaknya berkelahi, hendaknya
ia berkata : Aku sedang berpuasa. (Mutafaq ‘alaihi).
Kedua : Dan beliau juga bersabda : “Man lam yada’ qaulaz zuuri wal ‘amala bihi fa laisa lillahi haajatun
fii an yada’a tha’aamahu wa syaraabahu”. Barangsiapa tidak meninggalkan
ucapan dusta dan tindakan itu, maka Allah tidak membutuhkan makanan dan minuman
yang ia tinggalkan (karena puasanya) H.R Imam Bukhari.
Jadi tidaklah pantas jika seorang
yang sedang puasa hanya meninggalkan makan dan minum saja namun tidak menjaga
hal lainnya seperti berkata kotor, berbuat ghibah, berbohong, menyakiti
saudaranya dengan tangan ataupun lisannya dan yang lainnnya.
Imam Ibnul Qayyim dalam al
Waabilush Shayyib mengingatkan bahwa : Puasa itu menjaga anggota tubuh dari
dosa dosa dan perut berpuasa dari makan dan minum. Sebagaimana makanan dan
minuman akan menghentikan puasa dan merusaknya begitu pula dosa dosa akan
memutus pahala puasa dan merusak buahnya, sehingga seperti orang yang tidak
berpuasa.
Bahkan para salaf jika berpuasa
Ramadhan, mereka duduk duduk di masjid dan saling mengingatkan sesamanya dengan
mengatakan : “Mari kita jaga puasa kita dan jauhilah mengghibah manusia”.
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (698)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar