ORANG YANG HASAD TIDAK BISA BAHAGIA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Hasad adalah sebuah penyakit
buruk dan berbahaya yang berada dalam diri manusia. Penyakit ini bisa
datang kapan saja dan mampu menyerang
siapa saja. Orang kaya atau miskin, berpangkat atau bukan, berpendidikan tinggi
atau tidak. Pengemis juga bisa dihinggapi penyakit ini. Dan ustadz atau kiyai pun mungkin juga
bisa terkena virus hasad ini.
Tinggal menghitung stadiumnya saja. Ada yang parah dan ada pula yang tidak parah.
Rasulullah telah mengingatkan bahwa tidak ada kebaikan dalam
hasad. Beliau bersabda : “Laa yazalun naasu bikhairin maa lam yatahaasaduu”
Senantiasa manusia dalam kebaikan selama mereka tidak saling mendengki. (H.R
Imam ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh al Albani)
Penyakit ini terutama sekali akan membuat diri seseorang
tidak bisa memperoleh perasaan gembira dan berbahagia. Kenapa bisa begitu. Iya,
karena hasad atau dengki adalah perasaan tidak suka atau perasaan benci yang
ada dalam diri seseorang bila melihat
orang lain diberi nikmat oleh Allah.
Sungguh, orang yang hasad atau dengki kepada saudaranya, hakikatnya adalah seorang yang protes atau
tidak suka kepada ketetapan Allah Ta’ala. Seolah olah dia mengatakan :
Wahai Rabbku mengapa Engkau berikan nikmat kedudukan dan harta itu kepada si Fulan.
sedangkan Engkau tidak memberikannya kepadaku. Padahal aku juga sangat
menginginkan bahkan yang lebih dari itu. Kalau bisa kenikmatan yang ada pada si
Fulan itu diambil saja ya Rabb.
Abdullah bin Mas’ud berkata : Janganlah kalian memusuhi
nikmat-nikmat Allah. Lalu ada yang bertanya : Siapakah yang memusuhi nikmat
nikmat Allah. Beliau menjawab : Yaitu orang orang yang dengki atas nikmat dan
karunia Allah yang diberikan kepada sebagian manusia.
Imam Abu Laits al Samarqandi berkata : Orang hasad akan
tertimpa lima bencana yakni : (1) Jiwanya gundah terus yaitu tidak berbahagia.
(2) Terkena musibah tidak dapat pahala (3) Melakukan jerih payah tapi tidak
terpuji (4) Tidak menerima ketetapan Allah dan (5) Pintu taufik tertutup
baginya.
Oleh karena demikian maka jelas seorang yang suka hasad atau
dengki akan didatangi oleh banyak keburukan. Dia tidak akan bisa mencapai
kebahagiaan. Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut.
Si Fulan A dan Fulan B bekerja pada satu perusahaan yang
sama. Kadarullah si Fulan B cepat naik jabatan dan gajinya juga bertambah. Si Fulan A merasa sangat hasad atau dengki. Lalu suatu waktu ternyata si Fulan B melakukan kesalahan dalam
pekerjaannya.
Pertama : Dengan kejadian itu maka si Fulan
A yang hasad ini berharap agar Fulan B diskor dari pekerjaan. Tapi ternyata
hanya diberi peringatan. Maka si Fulan A yang hasad ini merasa tidak
berbahagia.
Kedua : Andaikata si Fulan B diskors satu
bulan, maka si Fulan A yang hasad ini tetap tidak berbahagia karena keinginannya
si Fulan B itu dipecat dari pekerjaan.
Ketiga : Andaikata si Fulan B dipecat maka
si Fulan A yang hasad ini tetap tidak berbahagia karena keinginannya si Fulan B
itu diproses oleh penegak hukum.
Keempat : Andaikata si Fulan B diproses oleh
penegak hukum maka si Fulan A yang hasad ini tetap tidak berbahagia karena
keinginannya si Fulan B itu dipenjara.
Kelima : Andaikata si Fulan B di penjara 2
tahun maka si Fulan A yang hasad ini tetap tidak merasa berbahagia karena
kenapa tidak dipenjara 5 tahun.
Keenam : Andaikata si Fulan B dipenjara 5
tahun maka si Fulan A yang hasad ini tetap tidak merasa berbahagia karena kenapa
tidak dikirim ke penjara Nusakambangan.
Nah begitulah seterusnya sehingga si Fulan A yang hasad ini
tidak pernah memperoleh kebahagiaan meskipun orang didengkinya sudah mendapat
hukuman.
Kalau begitu bagaimana orang hasad bisa berbahagia. Ada satu jalan yang sangat
baik yaitu : Tinggalkan sekarang
juga semua perasaan hasad, dengki dan
iri hati kepada siapapun dan tetap berserah diri kepada Allah Ta’ala.
Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam.
(587)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar