MALU KEPADA ALLAH MENDATANGKAN KEBAIKAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Seorang muslim telah menanam sikap yang penting dalam dirinya jika dia mengetahui dengan
benar bahwa : (1) Allah mendengar setiap ucapannya (2) Allah melihat setiap
amalnya (3) Allah mengetahui segala perkara, baik tersembunyi maupun yang nyata
(4) Allah selalu mengawasinya (5) Allah mengetahui seluruh keadaannya dan
mengawasi setiap apa yang dilakukannya.
Oleh karena itu ia akan merasa malu jika Allah melihatnya
mengucapkan kata kata yang buruk, melakukan perbuatan buruk apalagi melakukan
kerusakan di bumi Allah. Dan rasa malu
ini, karena sudah tertanam dalam dirinya, maka akan selalu ada pada setiap keadaannya. Tidak
pernah terlepas dari dirinya.
Setiap saat ketika akan melakukan kemaksiatan maka rasa malu
yang telah tertanam ini akan menghalanginya. Begitu pula setiap saat ketika lalai melakukan kebaikan maka rasa malu ini
akan mendorongnya untuk melakukan kebaikan karena Allah.
Seorang hamba yang telah memiliki rasa malu dalam dirinya
maka seandainya dia jauh dari pandangan manusia atau dalam kesendiriannya maka
ia tetap merasa (ilmu) Allah ada bersamanya. Ini semua akan mendatangkan
manfaat dan kebaikan yang banyak baginya.
Diantara pengaruh yang besar dan kebaikan yang akan didapat seorang hamba dari rasa malu ini adalah :
Pertama : Seorang hamba yang memilki rasa
malu maka dia akan bersegera melakukan ketaatan dan dan menjauhkan maksiat.
Dia malu karena dia tahu bahwa sungguh Allah
Ta’ala senantiasa melihatnya dalam semua keadaan.
Kedua : Seorang hamba yang memiliki rasa
malu juga mengetahui bahwa balasan itu adalah sesuai dengan amal atau perbuatan.
Barang siapa malu kepada Allah untuk
berbuat maksiat maka Allah Ta’ala akan malu mengadzabnya pada hari Kiamat.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Imam Muslim tentang tiga orang yang berada dalam sebuah majlis ilmu. “Adapun salah seorang dari mereka kembali kepada Allah Ta’ala, maka
Allahpun menyambutnya. Seorang yang
lain malu kepada Allah maka Allahpun
malu kepadanya. Seorang yang lain lagi berpaling
maka Allahpun berpaling darinya”.
Ketiga : Diantara manfaat lain adalah bahwa
jika seseorang membiasakan diri menjaga rasa malu kepada Allah Ta’ala maka rasa
malu itu akan menghalanginya untuk melakukan perbuatan buruk. Pada gilirannya rasa malu itu akan menjadi kebiasaan,
tabiat dan perangainya sehingga menjadikannya juga malu kepada manusia dan
akhirnya mencegah dirinya melakukan
perbuatan buruk terhadap sesama.
Sebagai penutup ada baiknya dinukilkan disini sebuah hadits
yang menjelaskan bahwa malu itu adalah bagian dari iman seorang hamba.
Rasulullah bersabda : “Al iimaanu bidh’un
wa sab’uuna syu’batan, wal hayaa-u syu’batun minal iimaan”. Iman itu ada
tujuh puluh sekian cabang dan malu adalah cabang dari iman. (H.R Imam Bukhari
dan Imam Muslim).
Oleh karena itu maka sangatlah baik jika seorang muslim
selalu menjaga rasa malunya kepada Allah Ta’ala sehinggga bermanfaat bagi
duania dan akhiratnya. (Dalam menyusun tulisan ini kami banyak mengambil manfaat
dari Kitab Ensiklopedi Adab Islam, Syaikh Abdul Aziz as Sayyid Nada).
Wallahu A’lam. (569).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar