BERDZIKIR PADA SETIAP WAKTU DAN KEADAAN
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Sungguh berdzikir kepada Allah Ta’ala adalah untuk
membersihkan hati dari berbagai kelalaian dan
kealpaan. Dengan dzikir hati menjadi tenteram dan juga menjadi obat bagi
hati yang sedang sakit.
Suatu waktu ada yang mengadu kepada Imam Hasan al Bashri :
Wahai Abu Sa’id (kun-yah Imam Hasan al Bashri) Hatiku keras, bagaimana obatnya
? Beliau menjawab obatlah dengan dzikir kepada Allah.
Umar bin Khaththab berkata : Wajib bagi kalian berdzikir
kepada Allah karena yang demikian merupakan obatnya hati.
Jauhilah menyebut aib manusia karena hal itu merupakan penyakit hati.
Allah Ta’ala berfirman : “Aladzina aamanuu wa tathma-innu
quluu buhum bi dzikrillahi, alaa bidzikrillahi tathma-iinul quluub” (Yaitu)
orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat
Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram. (Q.S ar
Ra’du 28).
Kapan harus berdzikir atau mengingat
Allah. ? Ketahuilah bahwa berdzikir harus dilakukan pada setiap keadaan yaitu
berdiri, duduk dan berbaring jadi terus menerus. Bahkan Allah menjadikan
berdzikir sebagai salah satu tanda orang yang berakal.
Allah berfirman : “Alladziina yadzkuruunallaha qiyaman wa qu-‘uudan wa ‘ala junubihim wa yatafakkaruuna
fii khalqis samaawaati wal ardhi” (Orang yang berakal yaitu) orang orang
yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (Q.S Ali Imran 191)
Dan juga merupakan kewajiban
seorang hamba untuk berdzikir dalam berbagai keadaan. Apakah pada saat lagi mendapat
nikmat yang banyak, lagi kehilangan sebagian nikmat, lagi senang dan lagi
susah.
Berdzikir pada saat kehilangan
sebagian nikmat atau lagi susah ini nampaknya lebih mudah dilakukan. Cuma
berdzikir pada saat lapang, pada saat nikmat Allah mengalir terus maka
sebagian manusia agak sulit
melakukannya.
Rasulullah bersabda : “Ihfazhzhillaha yahfazhka, Ihfazhzhillaha
tajidhu tujaahaka, ta’arraf ilallahi fir rakhaa-i ya’rifka fisy syiddah”. Jagalah
Allah niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau akan
mendapati-Nya berada dihadapanmu. Ingatlah
kepada Allah pada saat senang, niscaya Dia akan mengingatmu pada saat susah. (H.R
Imam Ahmad, at Tirmidzi dari Ibnu Abbas dengan beberapa jalan).
Dalam hal ini sangatlah baik kalau
kita belajar dari kisah Nabi Yunus. Pada saat Nabi Yunus diterjunkan kelaut
maka dia ditelan ikan yang besar. Dia berada dalam kegelapan yang amat sangat.
Sebagian ulama tafsir menyebutkan bahwa
Nabi Yunus berada dalam tiga (lapis) kegelapan yaitu kegelapan karena berada
dalam perut ikan, kegelapan lautan dan kegelapan malam.
Allah berfirman : “Maka dia
menyeru dalam keadaan sangat gelap : Bahwa tidak ada tuhan (yang berhak
disembah) kecuali Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk
orang orang yang zhalim. Maka Kami perkenankan doanya dan menyelamatkannya dari
kedukaan”. (Q.S al Anbiya’ 87-88).
Allah berfirman : “Fa laulaa annahuu kaana minal musabbihiin.
Lalabitsa fii bathnihii ilaa yaumi yub’atsuun”. Maka sekiranya dia tidak
termasuk orang yang banyak berdzikir (bertasbih) kepada Allah. Niscaya dia akan
tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari Berbangkit. (Q.S ash Shaffat
143-144)
Nabi Yunus diselamatkan karena pada
saat belum kesulitan dia banyak mengingat Allah dan juga pada saat kesulitan
dia banyak berdzikir maka Allah Ta’ala
memperkenankan doanya dan
menyelamatkannya dari kedukaan. Wallahu A’lam.
Oleh karena itu maka sangatlah baik
jika seorang hamba selalu berdzikir pada setiap waktu dan setiap keadaan. Allah
berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina
aamanudzkurullaha dzikran katsiiraa. Wa shabbihu-hu bukratan wa-ashiilaa”.
Wahai orang orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah,
dzikir yang sebanyak banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan
petang. (Q.S al Ahzaab 41-42)
Kita bermohon kepada Allah agar
diberi kekuatan untuk banyak berdzikir. “Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni
‘ibadatika” Ya Allah aku mohon pertolongan agar aku selalu berdzikir
kepada Engkau, agar aku selalu bersyukur kepada Engkau dan agar aku beribadah
kepada Engkau dengan baik. (H.R Imam Ahmad dan Abu Dawud).
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam (572)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar