TIDAK AKAN BERUNTUNG ORANG
YANG MENGABAIKAN DZIKIR
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Salah satu kewajiban yang penting dan
tidak boleh diabaikan sedikitpun oleh seorang hamba adalah untuk selalu
berdzikir, mengingat Allah Ta’ala pada
semua waktu, keadaannya dan dengan cara cara yang telah diajarkan oleh
Rasul-Nya. Bahkan Allah Ta’ala telah memberikan perintah yang sangat jelas agar
kita banyak berdzikir kepada-Nya.
Allah berfirman : “Fadzkuruu nii adzkurkum wasykuruu lii wa
laa takfuruun”. Maka ingatlah kepada-Ku, Akupun ingat kepadamu.
Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku. (Q.S al Baqarah
152)
Syaikh as Sa’di berkata : (Ayat ini
menjelaskan tentang) : Allah Ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk mengingat-Nya
dan menjanjikan baginya sebaik baik balasan yaitu bahwa Allah akan mengingatnya
pula yaitu bagi orang yang mengingat-Nya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanuu dzkurullaha
dzikran katsiiraa”. Wa sabbihuuhu bukratan wa ashiilaa”. Wahai orang orang beriman
!. Ingatlah kepada Allah dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak banyaknya. Dan
bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. (Q.S al Ahzaab 41- 42).
Jadi karena berdzikir itu adalah
sesuatu yang diwajibkan maka tidaklah
akan pernah beruntung seorang hamba yang melalaikan dirinya untuk berdzikir
kepada Allah Ta’ala, bahkan akan mendatangkan mudharat diantaranya adalah :
Pertama : Mendatangkan penyesalan.
Penyesalan pastilah akan mendatangi
orang orang melalaikan berdzikir kepada Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan
oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabda sabda beliau.
(1) Rasulullah bersabda : “Apabila suatu kaum duduk di majlis lantas
tidak berdzikir kepada Allah dan tidak membaca shalawat kepada Nabi Muhammad
Salallahu ‘alaihi Wasallam, pastilah ia menjadi kekurang dan penyesalan mereka. Maka jika Allah menghendaki, Dia akan menyiksa mereka dan
jika menghendaki Dia akan mengampuni mereka. (H.R at Tirmidzi, dari Abu
Hurairah).
(2) Rasulullah bersabda : “Setiap kaum yang bangkit dari suatu majlis
yang mereka tidak berdzikir kepada Allah di dalamnya maka selesainya majlis itu
seperti bangkai keledai dan hal itu menjadi penyesalan mereka (di
Hari Kiamat).” H.R Abu Dawud, Imam
Ahmad dan al Hakim.
Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani
menjelaskan : Hadits hadits ini menunjukkan wajibnya berdzikir kepada Allah
Ta’ala dan bershalawat kepada Rasulullah dalam setiap majlis karena dalam
hadits tersebut ada kalimat (1) Jika Allah menghendaki Allah akan siksa dan
jika Allah menghendaki Dia akan ampuni mereka. (2) Mereka bangkit seperti
bangkai keledai, hal ini menunjukkan tentang buruknya perbuatan mereka. (3)
Orang yang tidak berdzikir akan menyesal pada hari Kiamat.
Kedua : Mendapat kerugian.
Sangatlah merugi orang orang yang
melalaikan berdzikirkepada Allah. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam
firman-Nya : “Yaa aiyuhal ladziina
aamanuu laa tuhikum amwaalukum wa laa aulaadukum ‘an dzikrillahi, wa man
yaf’ala dzaalika fa ulaa-ika humul khaasiruun”. Wahai orang orang yang beriman !. Janganlah
harta bendamu dan anak anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barang
siapa berbuat demikian maka mereka itulah orang
orang yang rugi. (Q.S al
Munaafiquun 9)
Rasulullah bersabda : “Barangsiapa
yang duduk di suatu tempat, lalu tidak berdzikir kepada Allah didalamnya,
pastilah dia mendapatkan kerugian dari Allah. Dan barang siapa
yang berbaring dalam suatu tempat lalu tidak berdzikir kepada Allah pastilah mendapat kerugian dari Allah. (H.R Abu Dawud, dari Abu Hurairah).
Ketiga : Disebut sebagai orang yang lalai.
Allah Ta’ala berfirman : “Wadzkur rabbaka fii nafsika tadharru’an wa
khiifatan wa duunal jahri minal qauli bil ghuduwwi wal ashaali wal takun minal
ghaafiliin. Dan sebutlah (Nama) Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan
diri dan rasa takut (pada siksaan-Nya) serta tidak mengeraskan suara, diwaktu
pagi dan sore hari. Dan janganlah kamu termasuk orang orang yang lalai. (Q.S al A’raaf 205).
Syaikh as Sa’di berkata : (Firman-Nya : Dan janganlah kamu termasuk
orang orang yang lalai). Yaitu orang orang yang melupakan Allah lalu Allah
menjadikan mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka itu (yang lalai dari
mengingat Allah) adalah orang orang yang diharamkan untuk mendapatkan kebaikan
di dunia dan di akhirat. Mereka berpaling dari Dzat di mana kebahagiaan dan
keberuntungan didapat dengan mengingat-Nya dan beribadah kepada-Nya. (Tafsir
Taisir Karimir Rahman).
Keempat : Seperti perbedaan orang mati dan orang hidup.
Rasulullah bersabda : “Matsalul ladzii yadzkuru rabbahu walladzii
laa yadzkuru rabbahu matsalul haiyi wal maiyit”. Perumpamaan orang yang
berdzikir (ingat) kepada Rabb-Nya dengan orang yang tidak berdzikir kepada
Rabb-nya laksana orang yang hidup dengan
orang yang mati. (H.R Imam Bukhari).
Dalam hadits lain yang diriwayatkan
Imam Bukhari dan Imam Muslim, dengan lafaz dari riwayat Imam Muslim, disebutkan
bahwa Rasulullah bersabda : “Matsalul
baitil ladzii yudzkarullahu fiihi wal baitil ladzii laa yudzkarullahu fiihi
matsalul haiyi wal maiyit”. Perumpamaan rumah yang digunakan untuk dzikir
kepada Allah dan rumah yang tidak digunakan untuk dzikir kepada Allah, laksana orang
hidup dengan orang mati.
Begitulah Rasulullah memberi
perumpamaan, betapa jauhnya beda orang
yang berdzikir dengan yang tidak berdzikir yaitu seperti orang hidup dengan
orang mati.
Kelima : Melupakan diri sendiri.
Diantara mudharat yang akan
mendatangi orang yang mengabaikan dzikir adalah dia akan melupakan dirinya
sendiri. Allah berfirman : “Walaa
takuunuu kalladziina nasullaha fa ansaahum anfusahum, ulaa-ika humul faasiquun”
. Dan janganlah kamu seperti orang orang yang lupa kepada Allah sehingga
Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang orang yang
fasik. (Q.S al Hasyr 19).
Imam Ibnu Katsir berkata : Allah
pun menjadikan kalian lupa berbuat untuk kepentingan kalian sendiri yang
bermanfaat bagi kalian di akhirat kelak karena sesungguhnya balasan itu sesuai
dengan amal perbuatan. (Tafsir Ibnu Katsir).
Tentang ayat ini pula, Syaikh as
Sa’di berkata : Adalah benar benar terhalang dari rahmat Allah jika ada orang
yang melalaikan hal ini dan menyerupai orang orang yang melalaikan llah Ta’ala.
Mereka lalai untuk berdzikir, mengingat Allah, tidak menunaikan hak hak Allah
dan hanya menuruti bagian serta kemauan diri sendiri. Mereka tidak akan
berhasil dan tidak akan mendapatkan selamanya.
Sebaliknya, Allah membuat mereka
lalai pada kepentingan diri sendiri serta membuat mereka lalai pada manfaat
manfaatnya sehingga urusan mereka menjadi sia sia dan merugi di dua alam, dunia
dan akhirat. Mereka juga benar benar tertipu yang tidak mungkin lagi bisa
ditanggulangi dan ditutupi kerugiannya (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Itulah sebagian mudharat atau
kerugian yang akan mendatangi orang orang yang mengabaikan dzikir kepada Allah
Ta’ala. Na’udzubillahi min dzaalik.
Wallahu A’lam. (588)