BERSYUKUR DENGAN NIKMAT WAKTU
Oleh : Azwir B. Chaniago.
Makna dan hakikat waktu.
Waktu adalah zaman, yaitu
pergantian malam dan siang, baik lama atau sedikit. Imam az Zarkasi
berkata : Sesungguhnya zaman atau waktu sebenarnya adalah berlalunya malam dan siang.
Umar bin Abdul Aziz berkata :
Sesungguhnya malam dan siang itu bekerja untuk kalian maka beramallah pada
waktu itu.
Hakikat waktu adalah sesuatu yang berharga dan jika seseorang
melalaikannya, disadari
atau tidak, pastilah akan merugi. Allah berfirman : “Demi masa. Sungguh manusia berada dalam
kerugian. Kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan kebaikan serta
saling manasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran” (Q.S
al ‘Asr 1-3).
Waktu adalah rahmat dan karunia Allah.
Sungguh waktu adalah rahmat dan karunia dari Allah bagi hamba
hamba-Nya. Allah Ta’ala berfirman : “Wamin rahmatihii ja’ala lakumul laila
wan nahara litaskunu fiihi wa litabtaghu
min fadhlihi wa la’allakum tasykurun”. Dan
diantara rahmatNya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu
beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebagian dari karuniaNya
(pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepadaNya. ( Q.S. Al Qashash
73).
Dalam ayat ini Allah menjelaskan
bahwa waktu (malam dan siang) adalah rahmat Allah bagi manusia dan manusia haruslah bersyukur
atasnya.
Ketahuilah bahwa waktu (di dunia ini, malam dan siang)
adalah ladang untuk mencari bekal akhirat. Jika digunakan untuk ibadah insya
Allah akan dipetik hasil yang baik. Begitupun sebaliknya. Sungguh waktu kita di
dunia ini hanya sebentar. Bersiaplah untuk menghadapi akhirat yang kekal.
Jangan sia-siakan nikmat waktu. Gunakanlah untuk sesuatu yang bermanfaat.
Rasulullah bersabda : “Min
husni islamil mar’i tarkuhu ma laya’niih” Paling baiknya Islam seseorang
(ialah) meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat. (H.R Ibnu Majah, dalam Shahihul
Jami’).
Rasulullah bersabda :
“Nikmataani maghbunun fihima kasyirum minannasish shihatu wal faragh” Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh
kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang (H.R. Imam Bukhari).
Waktu adalah
nikmat yang unik
Nikmat waktu memang unik. Tidak
dapat disimpan, ia akan bergulir begitu saja. Jika dimanfaatkan secara bijaksana
akan memberi manfaat yang besar. Dia pergi begitu saja tanpa pamit. Tidak
ada yang bisa menghalanginya untuk berlalu dan tak akan kembali selamanya. Diantara
keunikan waktu juga, adalah seringkali kita merasa tidak ada manfaat langsung
dari waktu.
Selain itu, waktu adalah sesuatu
yang tidak dapat tergantikan, bersifat konstan tidak elastis, bahkan tidak
dapat diubah, sampai kapanpun, sehari di dunia ini tetap 24 jam. Dan diantara keadilan Allah adalah
bahwa waktu yang diberikan kepada manusia selama hidupnya adalah sama untuk
semua strata, kasta, pangkat dan jabatan
apapun.
Bersyukur dengan nikmat waktu
Waktu adalah nikmat dari Allah. Sebagaimana nikmat nikmat yang lain maka nikmat
waktupun wajib kita syukuri . Lalu bagaimana cara dan tanda bersyukur terhadap nikmat waktu. Diantaranya adalah :
Pertama : Menyibukkan
diri dengan belajar
ilmu
Salah satu tanda bahwa seorang hamba bersyukur dengan nikmat
waktu adalah dia akan senantiasa menyibukkan dirinya untuk belajar ilmu. Sungguh
sangatlah banyak manfaat belajar ilmu karena manusia butuh ilmu dalam setiap keadaannya yaitu
untuk kebaikan hidupnya di dunia dan di akhirat kelak.
Bahkan belajar ilmu adalah suatu
yang wajib. Rasulullah bersabda : “Thalibul ilmi faridhatun ‘ala kulli
muslim”. Belajar ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. (H.R Imam Muslim).
Kedua :
Menyibukkan diri dengan ibadah.
Sungguh seorang hamba yang
senantiasa menyibukkan diri untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan
ittiba’ adalah salah satu tanda syukur atas waktu dan umur yang diberikan Allah kepadanya.
Bahkan seorang hamba yang
senantiasa menyibukkan dirinya dengan ikhlas dalam beribadah maka setanpun
tidak akan mampu menggodanya, sebagaimana Firman Allah : “Qala fabi’izatika
laughwiyannahum ajma’in. Illa ‘ibadaka minhumul mukhlashin” (Iblis)
menjawab; Demi kemuliaanMu pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali
hamba-hambamu yang mukhlis (ikhlas) diantara mereka”.
(Q.S. Shad 82-83).
Ketiga :
Mendahulukan amal yang lebih utama.
Sungguh orang yang beriman adalah
orang yang cerdas dalam
menggunakan waktu yaitu sebagai salah
satu tanda syukurnya kepada Allah. Dia mengetahui betul bahwa waktunya
didunia ini sangat pendek. Dia sangat menyadari bahwa Allah akan memanggilnya
sewaktu-waktu.
Oleh karena itu dia akan
menggunakan waktu yang pendek ini untuk beribadah dengan mendahulukan yang
utama daripada yang kurang utama. Akan mendahulukan yang wajib dari yang sunat.
Jika mau bicara dia akan berbicara dengan pembicaraan yang paling baik daripada
yang baik dan meninggalkan yang tidak baik. Semuanya ini adalah merupakan jalan untuk mendapat nilai
lebih bagi kehidupan dunia dan akhiratnya.
Keempat :
Bersegera melakukan ibadah.
Seseorang yang bersyukur dengan nikmat waktu
tidaklah dia menunda-nunda untuk melakukan kebaikan. Bersegera melakukan ibadah
adalah sebagai salah tanda syukur dan kokohnya iman.
Ibnu Umar berkata : Jika kamu
sedang berada di pagi hari maka janganlah kamu bicarakan tentang dirimu disore
hari (nanti). Jika dirimu sedang berada di sore hari jangan membicarakan dirimu
di pagi hari (kelak).
Rasulullah bersabda : “Gunakanlah
waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu dan hidupmu sebelum matimu.
Sesungguhnya engkau tidak akan mengetahui namamu untuk esok, wahai Abdullah” (H.R. at Tirmidzi.)
Imam Hasan al Bashri mengingatkan
agar kita tidak menyia
nyiakan dan melalaikan waktu. Beliau berkata : Jauhkan dirimu
dari “taswif” yaitu berkata “nanti sajalah”.
Kelima : Tidak membiarkan
waktu kosong.
Orang yang membiarkan waktunya
kosong dan tidak digunakan untuk mengingat Allah dengan beribadah kepadaNya
maka intinya dia bukan
termasuk orang yang bersyukur dengan nikmat waktu. Jadi janganlah membiarkan waktu kosong. Jika
sudah selesai satu ibadah hendaklah segera lanjutkan dengan ibadah yang lain
atau kegiatan lain yang bermanfaat.
Allah berfirman : “Faidzaa
qudhiyatish shalaatu fan tasyiruu fil ardhi, wabtaghuu min fadhlillahi,
wadzkuruullaaha kastsiral la’alakum tuflihuun”
Apabila shalat telah dilakukan maka bertebaranlah kamu di bumi,
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak banyak agar kamu beruntung. (Q.S
al Jumu’ah 10).
Allah berfirman : “Faidzaa
faraghta fanshab. Wa ila rabbika farghab” Maka jika kamu selesai (dari
suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan
hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap (Q.S. al Insyiraah 7-8).
Semoga Allah memberi kita kekuatan agar selalu bersyukur
dengan nikmat waktu yaitu dengan memanfaatkannya untuk amalan amalan yang akan mendatangkan ridha Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Wallahu A'lam (061)
Wallahu A'lam (061)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar