CARA MENGHINDARI BANYAK BICARA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Banyak bicara adalah suatu perkara yang dibenci oleh sahabat, ulama ulama salaf dan orang orang shalih. Mereka mengingatkan manusia agar bicara secukupnya
saja. Umar bin Khaththab berkata : Semoga Allah merahmati orang yang menahan
diri dari banyak berbicara dan lebih mengutamakan banyak beramal. (Uyun al
Akhbar, Ibnu Taimiyah).
Ibnu Mas’ud mengingatkan : Jauhilah oleh kalian sikap
berlebihan dalam berbicara. Cukup bagi seseorang untuk berbicara seperlunya.
(Jami’ul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab).
Atha’ bin Rabbah seorang Tabi’in berkata : Kaum salaf membenci sikap berlebihan dalam
berbicara. Mereka menganggap selain membaca al Qur an, ber-amar ma’ruf nahi
munkar, atau berbicara tentang kehidupan yang harus dibicarakan, sebagai sikap
berlebihan dalam berbicara.
Ibnu Hibban berkata : Yang harus dilakukan orang yang berakal
adalah diam sampai ada hal yang harus
dibicarakan. Orang yang paling lama kesedihannya dan orang yang paling
besar ujiannya adalah orang yang diuji dengan lisan yang banyak bicara dan
kurang bermanfaat.
Ketahuilah saudaraku bahwa kebiasaan banyak berbicara akan
membuka celah berbuat kesalahan. Orang yang banyak bicara akan banyak pula
salahnya. Rasulullah bersabda : “Tsakilatka ummuka ya muaadz, wa hal yukibbun
naasa ‘ala wujuuhihim finnaari illaa hasha-idu alsinatihim”. Merugi ibumu wahai
Muaadz. Tidak ada yang melemparkan manusia ke neraka kecuali hasil yang dipetik
dari lisan mereka. (H.R Ibnu Majah dan at Tirmidzi).
Bagi seorang hamba yang
sungguh sungguh ingin menghindarkan
dirinya dari banyak berbicara atau bicara berlebihan ada beberapa cara
yang bisa dilakukan, diantaranya adalah :
Pertama : Adalah
dengan berusaha menghindari pemicunya yang antara lain adalah : (1) Membicarakan yang tidak bermanfaat, (2) Membicarakan semua yang didengar dan
dilihat dan (3) Tidak
berfikir sebelum berbicara.
Kedua :
Adalah dengan senantiasa mengingat mudharat yang bisa timbul karena bicara
berlebihan. Perhatikan dan ikuti pesan ulama tentang hal ini diantaranya adalah
nasehat Imam an Nawawi dalam syarah shahih
Muslim yaitu : “Orang yang ingin berkata hendaknya dia memikirkan
perkataannya sebelum diucapkan. Jika terlihat mashlahatnya, silahkan ia
berbicara. Jika tidak sebaiknya ia menahan perkataannya”.
Ketiga :
Menyibukkan diri dengan yang lebih besar manfaatnya dan lebih baik pengaruhnya
bagi diri seorang hamba yaitu berdzikir, membaca al Qur an, mempelajari hadits
Nabi, membaca kitab yang bermanfaat menghadiri majlis-majlis ilmu.
Ketahuilah berapa
banyak ayat al Qur an yang belum sempat kita baca dan kita pahami. Masih
sangatlah banyak hadits hadits Rasulullah dan nasehat para sahabat serta para
ulama yang belum kita ketahui. Juga sangatlah banyak majelis ilmu yang belum
kita hadiri dan kitab yang belum kita baca. Ini semua adalah kegiatan yang
bermanfaat. Lakukanlah kegiatan yang bermanfaat ini sebagai pengganti perkataan
dan pembicaraan yang berlebihan dan tidak berguna.
Keempat :
Banyak berdoa dan bermohon kiranya Allah Rabbul ‘Alamin selalu menjaga lidah
kita agar senantiasa berucap
yang baik. Rasulullah
telah mengajarkan satu doa untuk menjaga lisan : “Ya Allah terimalah taubatku, terimalah
doaku, kuatkanlah hujjahku, tunjukilah hatiku, jagalah lisanku,
dan hilangkan rasa dengki dari hatiku” (H.R. Abu Dawud dan Imam Ahmad).
Allahu a’lam.
mantaapsss
BalasHapuswww.toku.id