MUADZ DIAJARKAN DOA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah :
Pada suatu kali Rasulullah berada di masjid Nabawi bersama
beberapa sahabat diantaranya ada Muadz bin Jabbal. Muadz duduk agak jauh dari
Rasulullah. Rasulullah bersabda : Muadz
mendekatlah. Lalu Muadz segera mendekat karena dia tahu kalau Rasulullah
menyuruhnya mendekat wajib segera dipenuhi dan pasti ada suatu hal penting dan
berharga yang akan disampaikan.
Setelah Muadz mendekat lalu Rasulullah bersabda : “Ya Muadz
aku mencintaimu karena Allah.” Muadz kaget bercampur gembira karena Muadz ingat
satu hadits dari Anas bin Malik. “Anta ma’a man ahbabta”
Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai. Atau dalam riwayat lain
dari Ibnu Mas’ud : “Al mar’u ma’a man ahabta”.
Seseorang akan bersama dengan siapa yang dicintainya. Terbayang pada pikiran
Muadz bahwa insya Allah dia akan bersama Rasulullah di surga.
Muadz diajarkan doa
oleh Rasulullah.
Lalu Rasulullah bersabda : “Wahai Muadz setiap kali engkau
selesai shalat jangan lupa membaca : Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni
‘ibadatika” Ya Allah aku mohon pertolongan agar aku selalu ingat kepada
engkau, agar aku selalu bersyukur kepada engkau dan agar aku beribadah kepada
engkau dengan baik. (H.R Imam Ahmad dan Abu Dawud).
Doa ini diajarkan Rasulullah kepada Muadz tapi tentu
dimaksudkan oleh beliau untuk diketahui dan diamalkan oleh seluruh pengikut
beliau sampai hari kiamat termasuk kita yang hidup saat ini.
Cakupan doa ini.
Doa ini singkat tetapi
mencakup tiga permohonan atas tiga kebutuhan yang sangat utama bagi manusia
yaitu :
Pertama : Mohon pertolongan Allah agar bisa senantiasa
berdzikir kepadaNya.
Untuk bisa berdzikir maka kita bermohon kepada Allah agar
diberi kekuatan melakukannya.Ketahuilah saudaraku bahwa urusan berdzikir
bukanlah sekedar bibir dan lidah saja tapi berkaitan dengan hidayah Allah.
Berapa banyak manusia memiliki lidah dan
bibir yang sempurna tetapi tidak mampu berdzikir. Kalaupun mampu, mereka
berdzikir sangat sedikit.
Sungguh dzikir itu
adalah kebutuhan manusia. Diantaranya adalah bahwa dzikir itu sebagai ibadah
dan membuat hati menjadi tenang. Allah
berfirman : “Alladzina aamanuu wa tathma-innu quluubuhum bidzikrillah, alaa
bidzikrillahi tathma-innul quluub. (Yaitu) orang orang yang beriman dan
tenteram hatinya dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah
(sajalah) hati menjadi tenang. (Q.S ar Ra’du 28).
Kedua : Mohon pertolongan Allah agar kita bisa selalu
bersyukur.
Sungguh bersyukur itu adalah merupakan kebutuhan manusia
karena dengan banyak bersyukur paling tidak manusia akan mendapatkan dua hal
yaitu nikmat yang ada padanya tetap akan ada dan akan ditambah lagi oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala (Lihat surat Ibrahim ayat 7).
Dan sungguh bersyukur itu adalah kewajiban, karena Allah telah memberikan
nikmat yang banyak kepada kita dan bahkan kita tidak mampu menghitungnya. Allah
berfirman : “Wain ta’udduu nikmatallahi la tuhsuuhaa” Dan sekiranya
(kamu mencoba) menghitung nikmat Allah maka tidak akan terhitung olehmu. (Q.S.
Ibrahim 34)
Ketiga : Mohon pertolongan Allah agar bisa beribadah dengan
baik.
Allah menciptakan manusia hanya untuk beribadah dan mengabdi
kepadaNya. Adalah menjadi harapan dan keinginan kita agar selalu bisa beribadah
dengan baik. Sungguh kita butuh beribadah dengan baik. Ketahuilah
bahwa,tidaklah kita mampu untuk beribadah dengan baik kecuali dengan
pertolongan Allah.
Tidak ada khilaf dikalangan ulama bahwa ibadah yang baik itu
adalah yang memenuhi dua syarat yaitu : Pertama ikhlas karena Allah.
Kedua ittiba’ yaitu sesuai contoh dan cara yang diajarkan oleh
Rasulullhah.
Didalam surat al Mulk ayat 2 disebutkan kalimat “ahsanu
‘amala” yaitu amalan atau ibadah yang baik. Imam Qadhi Iyadh menjelaskan bahwa makna ahsanu ‘amala dalam ayat ini adalah
amalan yang ikhlas semata-mata karena Allah dan mengikuti contoh
yang diajarkan oleh Rasulullah.
Allhu a’lam. Semoga bermanfaat. (062)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar